Kapan sekolah kembali dibuka di Indonesia masih menjadi perbincangan di masyarakat. Namun memang sudah ada wacara jika anak kembali ke belajar di sekolah dimulai Juli 2020. Sudah dua bulan pembelajaran jarak jauh (PJJ) diterapkan, bahkan sebentar lagi tahun ajaran baru akan dimulai.
Sejak pandemi Virus Corona, beberapa negara seperti Perancis dan Finlandia, sudah mulai melakukan pelonggaran karantina wilayah. Keputusan untuk membuka kembali beberapa sekolah pun dilakukan melihat keadaan yang terlihat sudah mulai stabil dan terkontrol.
Sayangnya, keputusan tersebut justru mengakibatkan lonjakan kasus baru COVID-19.
Artikel terkait: Ada jadwal imunisasi anak saat pandemi Corona? Ini yang wajib Parents tahu!
Sekolah kembali dibuka di Perancis, ada 70 kasus COVID-19 baru hanya dalam waktu satu minggu
Dilansir dari ABC News, hanya dalam waktu satu minggu setelah dibukanya kembali sepertiga sekolah di Perancis, terjadi 70 kasus COVID-19 baru. Hal ini dikonfirmasi oleh pemerintah setempat pada Senin lalu.
Beberapa sekolah dasar di Perancis dibuka minggu lalu dan kurang lebih 150 ribu siswa kembali bersekolah sejak dilonggarkannya peraturan pemerintah mengenai lockdown atau social distancing.
Tadinya, hal ini menjadi kabar gembira bagi ratusan dan ribuan orangtua yang kewalahan harus mendampingi anak untuk homeschooling sembari bekerja dari rumah.
Menteri Pendidikan Perancis, Jean-Michel Blanquer kemudian mengabarkan melalui siaran radio bahwa keputusan pembukaan tersebut malah menjadi bencana karena anak-anak berisiko untuk terinfeksi virus.
Beberapa sekolah yang muridnya terjangkit Virus Corona pasca pembukaannya itu terpaksa harus ditutup kembali. Media Perancis melaporkan bahwa ada tujuh sekolah di bagian utara Perancis yang ditutup.
Sayangnya, Blanquer tidak memberikan info spesifik apakah 70 kasus COVID-19 tersebut adalah murid atau guru dari sekolah-sekolah tersebut. Ia pun menyatakan bahwa mengacu pada periode inkubasi virus, kasus-kasus baru COVID-19 ini bisa saja terinfeksi sebelum pembukaan sekolah, bukan setelah pembukaan.
Ironisnya, situasi ini sungguh menjadi antiklimaks bagi pemerintah Perancis yang tengah berusaha meyakinkan publik bahwa negara mereka sudah melewati puncak pandemi.
Kemdikbud berencana buka kembali sekolah pertengahan Juli
Apakah Parents juga sudah merasa kewalahan selama dua bulan ini mengawasi anak belajar di rumah sembari mengerjakan pekerjaan rumah atau kantor? Atau si kecil sudah mulai bertanya-tanya kapan sekolah kembali dibuka dan kapan ia bisa bermain dengan teman-temannya lagi?
Di Indonesia, santer terdengar wacana bahwa sekolah akan kembali aktif dibuka pada pertengahan Juli nanti, seiring dengan masuknya tahun ajaran baru.
Dikutip dari CNN Indonesia, kabar ini sudah dikonfirmasi oleh Plt. Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbud, Muhammad Hamid.
“Kita merencanakan untuk membuka sekolah mulai awal tahun pelajaran baru, sekitar pertengahan Juli,” katanya.
Hamid menegaskan bahwa rencana tersebut akan diimplementasikan pada sekolah di daerah-daerah yang sudah dinyatakan aman dari wabah Virus Corona.
Nantinya kegiatan pembelajaran akan dilakukan dengan protokol kesehatan yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Artikel terkait: Kapan pandemi Corona akan berakhir? Ini prediksi dari Universitas di Singapura
Rencana tiga skema yang akan dijalankan di DKI jika sekolah kembali dibuka
Jika nantinya sekolah di Indonesia akan dibuka kembali, pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membuat beberapa rancangan alternatif untuk proses pembelajaran di sekolah dengan mengikuti kebijakan pemerintah.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Jakarta Nahdiana dalam sebuah rapat teleconference bersama Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Video hasil rapat tersebut dapat diakses melalui akun Youtube resmi pemerintah Provinsi Jakarta. Tiga skema tersebut adalah sebagai berikut.
- Hanya sebagian sekolah yang dibuka dengan siswa belajar di sekolah.
- Hanya sebagian sekolah yang dibuka dengan sebagian siswa belajar di sekolah.
- Sama dengan poin ke dua, namun diberikan pengamatan dan juga kesiapan.
Nahdiana berkata bahwa untuk mendukung ketiga skema tersebut, kesiapan sekolah, guru, dan lingkungan sekolah pasca pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga harus diperhatikan.
Sekolah juga harus difasilitasi dengan baik, terutama alat pelindung diri bagi masing-masing individu dan alat protokol kesehatan yang bisa dipakai oleh warga sekolah. Termasuk juga sterilisasi ruangan dan pengaturan ruang pembelajaran.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai bahwa sepertinya skema yang paling mungkin diterapkan adalah hanya sebagian sekolah yang mengadakan kegiatan belajar mengajar. Pasalnya, masih banyak sekolah yang berada di zona merah.
“Karena sebagian sekolah memang kawasannya belum siap dan agak berisiko. Kita harapkan untuk sebagian sekolah itu masuk, sebagian tentu akan bertahan lebih lama (menerapkan sistem belajar di rumah),” ujarnya.
Nadiem Makarim meminta masyarakat untuk bersabar
Pada Rabu (20/5), Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pun angkat suara. Ia menekankan bahwa keputusan apakah sekolah akan kembali dibuka atau tidak merupakan wewenang dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Pihaknya pun sudah menyiapkan beberapa skenario mengenai kelanjutan sistem pendidikan di Indonesia selama pandemi Virus Corona ini. Akan tetapi keputusan finalnya tetap ada di tangan Gugus Tugas.
“Jadi mohon kesabaran. Tapi kalau ada rumor akan dilanjutkan sampai akhir tahun atau menunggu tahun berikutnya itu tidak benar. Kami tidak pernah (memberikan) pernyataan itu. Itu tidak benar.” Nadiem menjelaskan.
Nadiem pun berkata bahwa Indonesia harus melihat kepada kasus dibukanya sekolah di Perancis yang berakibat munculnya kasus baru COVID-19. Kemendikbud akan mulai memetakan skenario pembelajaran untuk tahun ajaran baru, baik jarak jauh maupun tatap muka seperti biasa.
Berkaca pada kasus di Perancis tersebut, apakah Parents setuju bahwa sekolah kembali dibuka dalam waktu dekat?