Mengenal Sejarah Museum Lubang Buaya, Saksi Bisu Peristiwa G30S PKI

Salah satu peristiwa penting bangsa Indonesia ialah G30S dan sejarah Museum Lubang Buaya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bagi sebagian orang, mempelajari sejarah atau melakukan kilas balik tentang sejarah suatu tempat menjadi hal yang menyenangkan. Di Indonesia sendiri juga banyak tempat bersejarah yang dijadikan wisata edukasi.

Hal ini sebagai cara mengenalkan pada anak cucu bangsa bahwa Indonesia pernah punya peristiwa penting yang tak terlupakan sekaligus untuk menghormati perjuangan para pejuang terdahulu. Salah satu peristiwa penting bangsa Indonesia ialah G30S dan sejarah Museum Lubang Buaya.

Baca Juga: 5 Organisasi Pergerakan Nasional di Indonesia, Budi Utomo hingga PNI

Sejarah Museum Lubang Buaya

1.   Mengenang Kembali Peristiwa Naas G30S di Lubang Buaya

Setiap tanggal 30 September diperingati sebagai Hari Pemberontakan G30S/PKI. Pada tanggal 30 September 1966, tujuh perwira TNI AD dibunuh dengan kejam lalu dimasukkan ke dalam sumur Lubang Buaya.

Tujuh perwira TNI AD tersebut ialah Jenderal Ahmad Yani, Mayjen R. Soeprapto, Mayjen M.T. Haryono, Mayjen S. Parman, Brigjen D.I Panjaitan, Brigjen Sutoyo, dan Lettu Pierre A. Tendean. Ketujuh perwira tersebut lantas masuk dalam jajaran Pahlawan Revolusi.

Kekejaman yang dilakukan oleh segerombolan orang yang tergabung dalam PKI tersebut masih terasa setiap kali menginjakkan kaki di Museum Lubang Buaya. Lebih lanjut, di dalam Museum Lubang Buaya juga terdapat diorama ilustrasi kejadian mengerikan tersebut.

Museum yang juga dikenal sebagai Monumen Pancasila Sakti ini dibuka untuk umum bukan untuk membuka luka lama, melainkan untuk mengenang perjuangan hebat para pahlawan yang gugur dalam pertempuran. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, sejumlah barang peninggalan korban seperti pakaian yang dikenakan ketika penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan turut dipamerkan dalam museum tersebut.

Tak hanya itu, hasil visul yang membuktikan bahwa korban dibunuh pun turut dipampang di ruang relik Museum Lubang Buaya.

Tujuh jenazah pahlawan revolusi tersebut baru ditemukan pada 4 Oktober 1965 di hutan karet Lubang Buaya. Ketujuh jenazah itu dimasukkan ke dalam sumur dengan kedalaman 15 meter.

Sumur tersebut juga ditutup dengan tumpukan daun kering dan dibutuhkan waktu selama 4 jam untuk mengangkat jenazah dan mencari tahu identitasnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca Juga: Selang 11 hari, Ade Irawan menyusul putrinya Ria Irawan menghadap Tuhan

2. Terbentuknya G30S PKI

G30S PKI atau Gerakan 30 September PKI dimulai ketika sekelompok pasukan yang dipimpin oleh Letkol Untung memanggil paksa ketujuh jenderal TNI AD. Menurut PKI, tujuh jenderal ini merupakan orang yang masuk dalam daftar Dewan Jenderal yang hendak merebut kekuasaan Soekarno saat itu.

Pada 1 Oktober 1965dini hari, para pasukan Letkol Untung mulai bergerak menuju tempat tinggal Men/Pangad Letjen A. Yani, Deputi II/Pangad Mayjen TNI Suprapto, Asisten I/Pangad Mayjen TNI S. Parman, Deputi III Men/Pangad Mayjen TNI M.T. Hartono, Oditur Jenderal Militer/Inspektur Kehakiman AD Brigjen TNI Sutoyo, Asisten II/Pangad Brigjen TNI D.I. Panjaitan, dan Menko Hankam/Kasab TNI A.H. Nasution.

Para jenderal tersebut lantas dibawa ke Lubang Buaya yakni markas komando Gerakan 30 September 1965. Di sana, tiga orang jenderal yang masih hidup lantas dibunuh. Tujuh jenazah tersebut lantas dimasukkan ke dalam sumur tua untuk menghilangkan jejak.

Sumur tersebut berhasil ditemukan pada 3 Oktober 1965 oleh seorang polisi bernama Sukitman yang ikut diculik namun berhasil melarikan diri. Ketujuh jenazah yang dimasukkan dalam sumur itu lantas dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3.   Fakta Menarik di Balik Peristiwa G30S

Selain tewasnya ketujuh pahlawan revolusi itu, ada juga peristiwa memilukan yang terjadi pada anak bungsu A.H. Nasution yaitu Ade Irma Suryani Nasution yang tertembak saat ia menjadi tameng ayahnya.

Ade kemudian dibawa dan dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat di Jakarta namun sayangnya nyawa gadis kecil tersebut tidak tertolong. Disebutkan bahwa Ade meninggal dunia pada 6 Oktober 1965 atau 6 hari setelah peristiwa penembakan itu terjadi.

Sebagai bentuk pernghormatan, pemerintah Indonesia membangun monument di tempat peristirahatan terakhirnya yang bertempat di Kebayoran Baru tepat di samping kantor walikota Jakarta Selatan.

Pada nisan tersebut juga tertulis kata-kata indah dari sang Ayah: “Anak saya yang tercinta, engkau telah mendahului gugur sebagai perisai ayahmu.” Saat ini, nama Ade Irma telah banyak diabdaikan menjadi nama jalan, sekolah, hingga tempat-tempat lainnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca Juga: Kisah Hidup Presiden Soeharto, Memperingati Hari Lahirnya Tanggal 8 Juni

4.   Lokasi Lubang Buaya dan Harga Tiket Masuknya

Untuk mengenang kembali peristiwa dan sejarah museum Lubang Buaya, wisatawan dapat langsung mengunjungi lokasi museum yang bertempat di Jl. Raya Pd. Gede, Lubang Buaya, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Museum ini buka pada pukul 09.00 WIB – 21.00 WIB dengan harga tiket masuk hanya Rp 5,000 per orang. Biaya yang cukup terjangkau untuk menikmati sejarah museum Lubang Buaya sekaligus mengenang perjuangan para pahlawan.

5.   Obyek Wisata Lain di Komplek Museum Lubang Buaya

Selain sejarah museum Lubang Buaya yang bisa dinikmati, di tempat itu juga terdapat banyak wahana lain yang tak kalah mengagumkan seperti Monumen Pancasila Sakti, Museum Pengkhianatan PKI, Dapur Umum PKI, Museum Paseban, Ruang Teater, Sumur Maut kedalaman 12 meter dengan diameter 75 cm, dan ruang penyiksaan.

Pada museum Pengkhianatan PKI yang berada sebelum ruang diorama, ada ruang yang akan menampilkan mosaik-mosaik seperti keganasan pemberontakan PKI pada 1948 di Madiun, momen pengangkatan jenazah 7 pahlawan revolusi di sumur Lubang Buaya pada 4 Oktober 1965 dan juga siding Mahkamah Militer Luar Biasa terhadap para tokoh PKI sekitar tahun 1966–1967.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Demikian sejarah museum lubang buaya dengan peristiwa kelam yang pernah terjadi di Bumi Pertiwi. Semoga bisa menjadi wawasan pengetahuan untuk generasi muda masa kini agar tak melupakan sejarah.

Baca Juga:

id.theasianparent.com/pahlawan-revolusi

id.theasianparent.com/hari-kesaktian-pancasila

id.theasianparent.com/kata-mutiara-peristiwa-g30spki

 

 

Penulis

lolita