Para sineas di Indonesia punya hari besar yang dirayakan setiap tanggal 10 Maret, yaitu Hari Persatuan Artis Film Indonesia atau lebih dikenal sebagai PARFI. Didirikan sejak era Presiden Soekarno, PARFI punya rekam sejarah yang panjang. Bertahan hingga hari ini, organisasi ini berhasil membuktikan bahwa kiprah mereka tak lekang oleh waktu. Seperti apa sejarah persatuan artis film Indonesia? Berikut rangkuman sejarah yang berhasil kami himpun dari berbagai sumber.
Sejarah Persatuan Artis Film Indonesia, Berdiri di Era Soekarno
Djamaludin Malik (kiri) dan Usmar Ismail (kanan).
PARFI didirikan oleh tiga tokoh sineas Indonesia, yakni Usmar Ismail, Suryo Sumanto, dan Djamaludin Malik. Organisasi ini kemudian diresmikan pada tanggal 10 Maret 1956 oleh istri presiden Soekarno, Fatmawati yang saat itu menjabat sebagai ibu negara.
Mulanya, PARFI didirikan sebagai wadah bagi para sineas khususnya artis film Indonesia. Di masanya, organisasi ini juga menjadi corong politik bagi Presiden Soekarno yang kala itu sangat tidak menyukai budaya asing. Karena ideologinya ini, PARFI sempat menentang film-film buatan luar negeri dan mendukung pemerintahan Soekarno yang tak mengizinkan film-film tersebut masuk ke Indonesia.
Usmar Ismail sendiri adalah seorang wartawan, sutradara, sastrawan, dan nasionalis berdarah Minangkabau. Tak jauh berbeda dengan Suryo Sumanto yang juga berprofesi sebagai wartawan dan seniman. Sementara, Djamaludin Malik adalah pengusaha, seorang produser film handal yang menggagas lahirnya Festival Film Indonesia.
PARFI diresmikan di Gedung SBKA Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan. Suryo Sumanto terpilih sebagai Ketua Umum dengan anggota awal, yaitu Rendra Karno, Kotot Sukardi, Basuki Effendi, Wildan Dja’far, Sofia Waldy, Deliana Surawidjaja, Idrus Nawawi (Palembang), Eddy Saputra (Medan), Basuki Zailani (Bandung), Ismail Saleh (Semarang), Abdul Gafur (Surabaya), dan Subekto (Yogyakarta).
Baca juga: Aktingnya Ciamik, 9 Artis Ini Perankan Tokoh Besar Bangsa Indonesia di Film
PARFI Lahir karena Vakumnya Sarikat Artist Indonesia
Usmar Ismail (tengah).
Jauh sebelum PARFI didirikan, sebetulnya sudah ada organisasi yang menjadi wadah bukan hanya bagi sineas Indonesia, tetapi juga seniman dan pemain teater. Adalah Sarikat Artist Indonesia (SARI) yang sudah lebih dulu berdiri bahkan sebelum kemerdekaan, yakni pada tahun 1940.
Namun, karena invasi Jepang ke Indonesia, SARI lantas vakum selama beberapa lama hingga kemudian lahir organisasi baru bernama Persatuan Artis Film dan Sandiwara Indonesia (PERSAFI) pada tahun 1951. Sayangnya, organisasi ini juga kembali mengalami kemandulan. PARFI lahir untuk meneruskan aspirasi dua organisasi pendahulunya yang gagal bertahan.
Diresmikan langsung oleh Ibu Negara Fatmawati, PARFI saat itu memiliki cita-cita untuk mewujudkan revolusi Indonesia. Sebuah cita-cita yang pada dasarnya sejalan dengan arus politik di tahun-tahun tersebut.
Sebagai informasi, PARFI bukan hanya beranggotakan para artis, tetapi juga orang-orang yang bergerak di bagian produksi seperti sutradara, produser, penata fotografi, editor dan kru film.
Kini, di usianya yang ke-56 tahun, PARFI sudah mengalami banyak perubahan. PARFI saat ini diketuai oleh Alicia Djohar yang menjabat sejak tahun 2020 hingga 2025 mendatang. Itulah sejarah Persatuan Artis Film Indonesia yang semoga bisa terus memberikan sumbangsih bagi insan perfilman di tanah air.
***
Baca juga:
10 Film Indonesia Terbaik yang Bisa Anda Tonton di Netflix
5 Film Animasi Buatan Indonesia, Karya Anak Bangsa untuk Ditonton Bareng Keluarga
Jago Akting, 5 Artis Indonesia yang Berhasil Main Film Hollywood
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.