Miris, satu keluarga di Desa Curug Panjang, Kec. Cikulur, Kab. Lebak, Banten mengalami kelumpuhan. Kasus satu keluarga alami kelumpuhan ini memancing simpati netizen. Apalagi diantara mereka ada yang sudah lumpuh selama 20 tahun. Namun tak ada yang tahu apa penyebab kelumpuhan menimpa banyak orang di keluarga ini.
Berikut ini informasi selengkapnya.
Satu Keluarga Alami Kelumpuhan, Bergantung Hidup dari Santunan Tetangga
Satu keluarga yang mengalami kelumpuhan itu bernama Sumantri (34 tahun), Misro (50 tahun), Rohman (40 tahun), Rohmat (35 tahun), Maman (37 tahun) dan Ela (55 tahun).
Satu keluarga ini menempati sbeuah rumah panggung yang terbuat dari kayu dan kondisi mereka cukup parah. hingga sulit berjalan dan beraktivitas.
Saepul (55 tahun) yang kondisi fisiknya normal hanya bisa bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan makan 6 anggota kelaurganya yang lumpuh.
Kalau ada pekerjaan ia bisa membelikan makanan, namun jika tak ada yang memberinya kerja, maka mereka hanya bisa bergantung pada kebaikan hati para tetangga yang memberikan santunan. Kadang juga hanya bisa makan singkong dan pisang.
Gejala yang dialami keluarga ini ialah lemas, pusing berlebihan, mata kabur,dan bagian pinggang serta kaki sakit. Awalnya anggota keluarga yang lumpuh adalah Misto, diikuti Ela, lalu adik ipar dan anaknya. Kondisi lumpuh ini sudah dialami selama 30 tahun, 20 tahun sampai 5 tahun.
Pernah Berobat namun Tak Kunjung Sembuh
Sebenarnya dua orang diantara mereka pernah dirujuk ke RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, namun tak mendapatkan kesembuhan. sedangkan empat ornag lainnya belum pernah diperiksa
Saepul mengaku mereka hanya bisa pasrah.
“Sudah ditempuh berbagai pengobatan, sekarang enam orang itu waktunya dihabiskan dengan tidur dan duduk, tidak sembuh-sembuh,” kata Saepul seperti dikutip dari Antaranews.
Sumantri, salah satu anggota keluarga yang mengalami kelumpuhan mengatakan bahwa dari 8 bersaudara, 6 orang termasuk dirinya mengalami lumpuh sedangkan 2 saudara lainnya memiliki kondisi fisik yang normal.
“Kami 8 bersaudara, Saya juga awalnya normal, tapi sejak beberapa tahun lalu saya seperti ini, gejala awal yang dirasakan lemas dan sakit di bagian kaki sama pinggang, penyebabnya kurang tahu karena selama ini gak pernah dibawa ke rumah sakit,” kata Sumantri seperti dilansir dari Inews.com.
Orangtua Sumantri sudah meninggal, mereka berenam yang lumpuh tinggal di salah satu rumah tanpa ada orangtua. Untuk makan sehari-hari hanya bisa mengandalkan santunan dari tetangga.
Mereka tak bisa bekerja karena hanya bisa beraktivitas di sekitar rumah saja, mandi dan buang hajat dilakukan sebisanya. Beruntungnya, tetangga di sekitar rumah mereka peduli dan membuatkan pegangan bambu di sekeliling rumah Sumantri agar bisa dijadikan tumpuan saat beraktivitas.
Sementara itu, Rohmat, salah satu saudara Sumantri yang juga mengalami kelumpuhan, mengatakan bahwa selama ini belum pernah ada yang datang ke rumahnya untuk membawa mereka berobat. Ia mengharapkan bantuan dari pemerintah.
“Kami sangat menderita sekali untuk berjalan saja tidak sanggup harus pake alat bantu,” kata Rohmat pilu.
Pemerintah Turun Tangan Memeriksa Satu Keluarga yang Alami Kelumpuhan
Setelah beritanya menjadi viral, pemerintah menurunkan bantuan dengan mengirim staf dari Puskesmas Cikulur untuk memeriksa kondisi kesehatan satu keluarga yang mengalami kelumpuhan tersebut.
Melansir dari Detik.com, Kepala Puskesmas Cikulur, Saepul mengungkapkan bahwa pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi spesifik dari setiap anggota keluarga yang mengalami kelumpuhan. Riwayat pemeriksaan yang sebelumnya sudah tercatat di Puskesmas Cikulur juga akan diperiksa ulang.
Akan tetapi, meski sudah dilakukan pemeriksaan. Pihak Puskesmas Cikulur belum bisa menentukan apa penyebab satu keluarga mengalami kelumpuhan.
“Belum bisa mendiagnosis penyebab kelumpuhan yang mengidap satu keluarga ini. Masalah genetik atau bukan belum diketahui yang jelas. Yang sakit satu keluarga,” kata Saepul seperti dikutip dari Detik.com.
Saepul merekomendasikan untuk dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan diagnosis yang lebih akurat untuk selanjutnya agar bisa dilakukan penanganan yang tepat bagi keluarga ini.
Selain staf Puskesmas Cikulur yang datang ke rumah keluarga tersebut, Dinas Sosial Kab. Lebak juga mengirimkan bantuan berupa sembako untuk makan sehari-hari keluarga ini.
Kasus Satu Keluarga Alami Kelumpuhan Mirip dengan Gejala Polio, apakah penyakit ini bisa diturunkan secara genetik?
Melalui sesi bincang-bincang di Instagram Live theAsianparent Indonesia tentang Polio, yang berlangsung pada Kamis, 11 Januari 2o24 kemarin, Dokter Miky Akbar dari Rumah Sakit Sari Asih menjelaskan panjang lebar tentang polio.
Salah satu yang ia jelaskan ialah tentang kasus kelumpuhan pada anak-anak atau orang dewasa yang bisa jadi polio bisa juga bukan.
“Polio itu ada masa inkubasi, seperti demam selama beberapa hari. Juga ada gejala penyerta. Jadi, tidak semua kelumpuhan itu diakibatkan oleh virus polio,” tuturnya.
Jadi untuk kasus satu keluarga alami kelumpuhan di Banten tersebut harus diperiksa lebih mendalam untuk menemukan penyebab pasti dari penyakitnya. Apakah polio atau bukan.
Dokter Miky juga menambahkan, bila kondisi anak atau orang dewasa tiba-tiba lumpuh harus segera diperiksakan ke dokter, agar bisa mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Karena virus polio tidak hanya menyerang anak-anak, orang dewasa juga bisa terkena jika sistem imunnya lemah.
“Orang dewasa bisa kena penyakit polio kalau tidak ada kekebalan (tubuh) yang terjadi. Kalau orang dewasa yang belum pernah vaksin polio saat kecil, bisa diimunisasi suntik.”
Orang dewasa yang terkena polio juga bisa menularkannya ke anak-anak, lewat mulut atau feses. Meski demikian, angka kejadian polio pada orang dewasa memang lebih sedikit daripada kasus yang terjadi pada anak-anak.
Apakah Polio bisa Diturunkan secara genetik?
Menurut Dokter Miky, jawabannya tidak. Karena polio disebabkan oleh virus yang menular secara oral dan lingkungan yang kurang bersih.
“Untuk polio ini infeksi menular yg diakibatkan virus. Dia (polio) tidak diturunkan secara genetik. Namun pada kondisi tertentu pada saat ibu hamil kena polio, (lalu) virusnya bisa masuk plasenta dan masuk ke bayi. Sehingga membuat bayinya terinfeksi virus polio,” papar Dokter Miky
“Polio tidak diturunkan, bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat dan tentunya vaksin,” tegasnya.
Baca juga:
Bertambah Lagi! Kemenkes Temukan 3 Kasus Lumpuh Layu Akibat Virus Polio