Kabar duka tengah menyelimuti Marissa Nasution yang sedang hamil 4 bulan. Salah satu janin kembar meninggal di dalam kandungan.
Berita ini disampaikan Marissa lewat akun Instagramnya. Janin yang diberi nama Moana, meninggal dunia tanggal 7 Februari 2018. Istri dari Benedikt Brueggemann ini menuliskan kalau jantung salah satu janinnya berhenti berdetak. Marissa pun harus mendapatkan tindakan operasi yang dilakukan di Singapura.
Meski salah satu janin kembar meninggal, janin lainnya yang diketahui berjenis kelamin perempuan dalam kondisi sehat.
Dalam caption foto Instagramnya, Marissa menuliskan perasaannya. “Sebagai orangtua kami sangat berduka dan patah hati. Namun di satu sisi tetap merasa bersyukur karena putri kami yang satu masih bertahan dan berjuang untuk bertambah kuat,” tulisnya.
Perempuan berusia 32 tahun ini pun masih perlu menjalankan proses pemulihan di Singapura. “Untuk saat ini kami mengharapkan doa untuk bayi yang dikandung dan juga Moana malaikat kecil kami,” tulis Marissa menutup caption foto Instagramnya.
Kami ikut mendoakan agar ibu dan calon bayi selalu dalam keadaan sehat.
Apa yang menyebabkan salah satu janin kembar meninggal?
Dalam hal ini, dr. Fakriantini Jaya Putri Sp.OG menerangkan kalau hamil bayi kembar memang bisa menyebabkan kematian salah satu janin. Kondisi ini merupakan komplikasi hamil bayi kembar.
Sebuah penelitian menyebutkan kalau kasus seperti ini terjadi sekitar 6.2%. Umumnya akan dialami pada kehamilan bayi kembar dengan jenis kelamin yang sama.
“Biasanya kondisi ini terjadi pada kehamilan dengan satu kantong plasenta, atau satu ketuban. Istilahnya monokhorion. Satu janin kembar meninggal bisa jadi karena yang kecil itu akan menjadi ‘donor’ untuk janin yang lebih besar.”
Dokter kandungan yang berpraktik di RS. Puri Cinere ini melanjutkan, memang kondisi mokhorion itu biasa terjadi pada jenis kelamin sama.
“Jadi, kalau kembar, satu kantong plasenta atau ketuban punya risiko twin-twin transfusion syndrome. Berbeda kondisinya bila kembar dengan dua kantong plasenta,” tambahnya.
Baca juga: Bayi kembar berpegangan tangan di dalam rahim untuk bertahan hidup
Selain itu, dr. Fakriantini menandaskan bahwa kondisi ini tidak bisa dicegah, karena merupakan proses seleksi alam. Namun, ia mengingatkan bahwa risiko kematian pada salah satu janin bayi kembar bisa dilihat apabila saat pemeriksaan diketahui ada salah satu janin yang memang tidak berkembang.
“Biasanya, yang meninggal itu adalah janin yang jauh lebih kecil dari yang satunya,” tandasnya.
Untuk itulah, dokter kandungan yang juga pemilik Mom – id, tempat untuk treatment untuk bayi dan ibu hamil ini juga mengingatkan agar orangtua bisa lebih waspada sejak melakukan pemeriksaan awal.
Tindakan operasi seperti yang dilakukan Marissa memang perlu dilakukan dengan segera, agar bayi yang satu bisa dilahirkan dengan selamat.
Baca juga :
Kisah perjuangan kehamilan kembar : “Salah satu kantong janinku kosong.”