Sarwendah kini menikmati hari-harinya sebagai seorang istri dan ibu dari ketiga anaknya bersama Ruben Onsu. Namun, di balik tawa dan keceriaannya itu, Sarwendah masa lalu pahit karena mengalami perundungan pada masa sekolahnya dulu. Peristiwa Sarwendah kena bully masih membekas di hatinya sampai saat ini.
Hal tersebut menjadi masa traumatis yang sedikit banyak mempengaruhi kehidupannya.
Cerita Sarwendah kena bully diungkap langsung dalam tayang YouTube The Onsu Podcast yang tayang Selasa 2 November 2021 kemarin. Cerita tersebut diungkapkan saat keduanya membahas perundungan yang kerap terjadi saat ini.
Artikel Terkait: 7 Potret Ulang Tahun ke-38 Ruben Onsu, Pakaian Keluarga Jadi Sorotan!
Sarwendah Kena Bully Dikeroyok 8 Orang
Sarwendah menceritakan pengalaman kelamnya saat mengalami perundungan di sekolah. Mantan personel Cherrybelle juga pindah ke luar negeri saat SMP. Ia pun sempat merasakan bersekolah di sejumlah negara yang berbeda. Sama seperti di Indonesia, anak-anak di sekolah luar negeri juga kerap mengelompokkan diri dalam geng.
Sarwendah yang kala itu baru pindah mencoba berteman dengan beberapa anak dan berusaha menjalani pendidikannya dengan baik. Namun, secara mengejutkan Sarwendah kena bully dari salah satu kelompok geng tanpa mengetahui penyebabnya.
Peristiwa tersebut dialaminya setelah ia masuk ke jenjang SMA.
“Nggak tahu ada yang ngiri atau apa, waktu itu inget banget aku ke toilet tiba-tiba aku dikeroyok dipukulin,” cerita Sarwendah dalam Kanal YouTube The Onsu Family.
Ibu tiga anak itu mengungkapkan anak-anak yang mengeroyoknya bertubuh cukup besar. Jumlahnya pun cukup banyak.
“Lumayan tinggi tinggi tujuh delapan orang kayaknya kalo nggak salah,”tambahnya.
Artikel Terkait: 5 Fakta Kabar Ruben Onsu Meninggal, Dipastikan Hoaks!
Sarwendah Kena Bully Sampai Babak Belur
Selain dikeroyok beramai-ramai, Sarwendah mengingat peristiwa tersebut juga sempat direkam oleh pelaku. Bahkan ada anak-anak yang menertawakannya.
“Aku ke toilet di sekolah, tiba-tiba dipukulin, dikeroyok gitu, trus ada yang videoin juga, dan nontonin ketawain,” ujar sarwendah.
Akibat aksi pengeroyokan tersebut, Sarwendah pun mengalami memar dan luka di sejumlah bagian tubuhnya.
“Aku udah nggak tahu siapa yang aku tarik, yang aku tahu pada saat udah selesai di tangan aku cuma ada anting-anting orang. Nggak jelas. Cuman ya yang pasti lumayan babak belur,” sambungnya.
Syok dan Dapat Perlakuan Tak Adil
Kejadian tersebut membuat Sarwendah terguncang. Bahkan ia sama sekali tidak bisa menangis meski mengalami syok berat bahkan ia mengalami kebingungan.
“Sempet syok, sempet kaget, tapi aku nggak bisa nangis,” ungkapnya.
Peristiwa itu pun diketahui oleh guru dan ayahnya. Sayangnya, bullying yang dialaminya tidak ditindaklanjuti secara adil. Menurutnya ada orang di belakang anak-anak tersebut yang membuat mereka lolos dari hukuman. Kasus tersebut justru ditutupi oleh pihak sekolah
“Akhirnya ketahuan sama guru, papi juga ke sekolah. Karena aku jelas banget ada yang videoin, Ternyata ada yang nge-back up mereka. Nggak ditindaklanjuti dengan bener, malah ditutupin. Jadi videonya dihapus, di-back up semuanya,” tuturnya.
Artikel Terkait: 6 Fakta Rumah Ruben Onsu yang Lama, Berubah Jadi Seperti Ini
Menghabiskan Masa Sekolah dalam Ketakutan
Bullying yang sempat dialami Sarwendah membuat dirinya dilema. Ayahnya juga merasa sekolah tersebut sudah tidak aman untuk putrinya. Namun, ia tetap melanjutkan sekolah lantaran sebentar lagi pendidikannya selesai.
“Jadi akhirnya aku menyelesaikan sekolah dengan penuh ketakutan,” ujarnya.
Namun, ia menahan itu semua karena dirinya akan lulus tiga bulan lagi.
“Trauma sih ada, poisisinya tinggal dua atau tiga bulan lagi tuh udah lulus, jadi mau cabut (dari sekolah), udah mau ujian gimana, di satu sisi aku harus nyelesaiin itu, di satu sisi sekolahnya juga nggak kasih kompensasi, nggak ada kelonggaran,” ujarnya.
Pelaku dari Negaranya Sendiri
Sarwendah menghabiskan masa sekolah SMP hingga SMA-nya di luar negeri. Ia pun berteman dengan banyak anak dari berbagai negara agar dapat mempelajari bahasa mereka. Perempuan berusia 32 tahun itu dahulu tidak menyangka bahwa pelaku perundungan justru berawal dari negaranya sendiri.
“Yang bully juga dari negara kita sendiri, ngomongnya gimananya, jadi yang memicu itu justru dari negara kita sendiri,” ujarnya lagi.
Pengalaman tersebut masih membekas di hati Sarwendah sampai saat ini. Meski takut, ia tidak ingin menunjukkannya kepada para pelaku karena hal tersebut yang diinginkan oleh mereka. Ia pun menghabiskan sisa masa sekolahnya dengan hati cemas hingga akhitrnya ia lulus dan berkuliah.
***
Itulah cerita Sarwendah kena bully saat masih sekolah. Yang masih membuatnya merasa trauma hingga sekarang.
Baca Juga:
Jelang melahirkan Sarwendah khawatir dengan Thalia, begini curhatannya!
Tunjukkan Toleransi, Sarwendah Buka Sekolah Gratis bagi Hafidz Al-Quran