Setelah kepala sang anak terbentur tempat tidur, orangtua Declan Campbell memutuskan untuk membawa bocah satu tahun tersebut ke rumah sakit. Mereka ingin memastikan bahwa luka anaknya tidak parah. Namun, apa yang seharusnya menjadi sebuah pemeriksaan biasa berakhir tragis setelah dokter salah suntik obat sebelum CT scan.
Artikel terkait: Bayi meninggal karena terlambat pasang infus, ini penyebab perawat kesulitan pasang infus
Bagaimana kejadian salah suntik obat tersebut?
Insiden tragis ini terjadi di Nepean Hospital, yang terletak di New South Wales, Australia. Declan dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan CT scan.
Agar proses CT scan akurat, Declan harus tetap dalam keadaan diam. Ia pun dibius dengan 12mg Ketamine.
Namun ternyata, dokter salah mengambil jarum suntik, dan justru menyuntikkannya dengan 12mg Suxamethonium. Suxamethonium adalah obat yang menyebabkan kelumpuhan jangka pendek dan biasanya digunakan sebagai bagian dari anestesi total.
Ibunda Declan melihat bagaimana bibir putranya membiru dengan cepat dan tiba-tiba tubuhnya lemas. Ia mengatakan pada dokter bahwa ada sesuatu yang salah.
“Dokter segera menggendong anak itu dan berlari,” ibunya menjelaskan.
Belakangan diketahui bahwa ada dua jarum suntik yang berbeda di atas nampan yang diberikan kepada dokter. Dokter itu secara tak sengaja salah suntik obat dan nyaris membuat Declan kehilangan nyawa.
“Sesuatu yang seharusnya sangat sederhana”
Ayah Declan bergegas ke rumah sakit setelah mendapat telepon dari istrinya yang menceritakan insiden yang menimpa anak mereka.
“Sesuatu yang seharusnya sangat sederhana, hanya pergi ke rumah sakit untuk CT scan, untuk melihat apakah ia tidak memiliki masalah setelah terbentur malah justru membuatnya nyaris tewas,” ujar ayah Declan.
Untungnya, Declan telah pulih sepenuhnya dan tampaknya tidak ada kerusakan jangka panjang.
Namun, ibunya tak akan melupakan bagaimana putranya berhenti bernapas selama 90 detik. Ia menyadari ada sesuatu yang tidak beres ketika salah satu staf di ruang CT scan mulai menangis.
Dokter telah meminta maaf atas kejadian salah suntik obat dan menjelaskan apa yang terjadi pada kedua orangtua Declan. Pihak rumah sakit juga berupaya memperketat prosedur agar insiden serupa tidak terulang lagi.
Kenali bentuk malapraktik medis
Malapraktik terjadi ketika seorang profesional atau penyedia layanan kesehatan lalai untuk memberikan perawatan yang tepat, tidak melakukan tindakan yang sesuai, atau memberikan perawatan di bawah standar yang menyebabkan bahaya, cedera, atau kematian pasien.
Malapraktik atau kelalaian biasanya melibatkan kesalahan dokter atau tenaga kesehatan saat melakukan diagnosis, dosis obat, manajemen kesehatan, perawatan, atau aftercare.
Hukum yang mengatur malapraktik memungkinkan pasien untuk mendapat kompensasi dari segala bahaya yang diakibatkan oleh perawatan di bawah standar.
Menurut Medical Malpractice Center, di Amerika Serikat, ada 15.000 hingga 19.000 tuntutan malapraktik medis terhadap dokter setiap tahun.
Standar dan peraturan terkait malapraktik medis dapat berbeda antara satu negara dengan negara lain. Rumah sakit, dokter, atau profesional perawatan kesehatan lainnya diharapkan memberikan standar perawatan tertentu.
Profesional tidak bertanggung jawab atas semua bahaya yang dialami pasien. Namun, mereka bertanggung jawab jika pasien mengalami bahaya atau cedera karena tenaga kesehatan tidak memberikan layanan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Menurut pengacara kasus malapraktik di AS, ada beberapa faktor untuk mengkategorikan tindakan tenaga kesehatan sebagai malapraktik, yaitu sebagai berikut ini, seperti dirangkum Medical News Today.
- Kegagalan untuk memberikan standar perawatan yang tepat
Undang-undang mensyaratkan, tenaga kesehatan profesional harus mematuhi standar tertentu. Jika tidak, ia akan menghadapi tuduhan kelalaian.
- Cedera terjadi karena kelalaian
Jika pasien merasa tenaga kesehatan lalai, tetapi tidak ada bahaya atau cedera terjadi, hal ini tidak bisa dikategorikan sebagai malapraktik dan kemungkinan pasien tidak bisa mengklaim haknya. Pasien harus membuktikan kelalaian menyebabkan cedera atau bahaya, dan tanpa kelalaian, itu tidak akan terjadi.
- Akibat yang ditimbulkan harus memiliki konsekuensi yang merugikan
Pasien harus menunjukkan, cedera atau bahaya yang disebabkan oleh kelalaian medis mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi pasien. Kerugian yang cukup besar yaitu:
- penderitaan
- kesulitan untuk beraktivitas dalam waktu lama
- rasa sakit yang konstan
- kehilangan penghasilan yang cukup besar
- disabilitas.
Semoga bermanfaat!
*Artikel disadur dari theAsianparent Singapura.
Baca juga:
Ngeri! Salah dapat suntikan epidural, ibu ini tak bisa peluk bayinya setelah melahirkan