Suku Batak memiliki 5 etnis, di antaranya Batak Toba (Tapanuli), Batak Simalungun, Batak Mandailing (Angkola), Batak Karo, dan Batak Pakpak (Dairi). Meski secara geografis berada di provinisi yang sama, tapi kelimanya memiliki budaya yang berbeda. Salah satunya dibedakan melalui rumah adatnya, yang pada Suku Batak rumah adatnya disebut Rumah Balai Batak Toba.
Berikut ini penjelasan lengkap mengenai Rumah Balai Batak Toba yang berasal dari Sumatera Utara serta nilai filosofisnya.
Rumah Balai Batak Toba: Bentuk dan Makna Filosofisnya
Bentuk Rumah Balai Batak Toba
Rumah Balai Batak Toba berasal dari daerah Sumatera Utara, tepatnya dari etnis Batak Toba. Tempat tinggal khas masyarakat Batak Toba ini terdiri dari satu ruangan yang dibuat memanjang tanpa sekat atau tanpa kamar menggunakan papan kayu.
Rumahnya dibuat seperti rumah panggung –untuk menghindari serangan hewan buas, dan bagian kolongnya sebagai kendang hewan ternak. Agar bisa berdiri tegak, rumah disanggah beberapa tiang penyangga yang juga terbuat dari kayu.
Yang menarik, rumah ini dibangun tanpa menggunakan paku, tapi dengan tali untuk menyatukan tiap bahan-bahan rumah. Tali-tali tersebut diikatkan pada kayu dengan kuat agar rangka rumah tidak longgar ataupun rubuh.
Pada bagian badan rumah, ditambahkan ukiran atau gambar yang memiliki makna yang sesuai dengan filosofi kehidupan masyarakat Suku Batak. Misalnya hiasan kepala kerbau di bagian depan rumah. Bagian atapnya terbuat dari ijuk.
Bagian atapnya dibuat melengkung ke atas dengan posisi ujung depan dan belakangnya lebih tinggi. Kalau kata mereka, bentuk atapnya menyerupai tanduk kerbau atau seeokor kerbau yang sedang berdiri tegak. Mereka membangun rumahnya dengan cara bergotong-royong dengan masyarakat sekitar.
Artikel terkait: 5 Jenis Rumah Adat Jawa Tengah yang Unik dengan Filosofi Mendalam
Fungsi Rumah Balai Batak Toba
Pada umumnya, rumah adat ini memiliki dua fungsi sekaligus. Yakni, sebagai tempat tinggal dan juga tempat upacara adat. Memang, saat ini sudah sangat jarang masyarakat Batak Toba yang menjalankan fungsi rumah ini. Namun ada satu wilayah yang masih melestarikan Rumah Balai Batak Toba, yaitu beberapa masyarakat yang tinggal di Desa Dosroha.
Di sana, sebagian besar masyarakatnya masih mempertahankan dan menjaga rumah adat sesuai dengan fungsinya, sebagai tempat tinggal juga upacara adat.
Sebagai rumah tinggal, rumah ini disebut Jabu Bolon atau rumah besar (dalam bahasa Batak jabu berarti rumah dan bolon berarti besar). Sedangkan ketika menjalankan fungsi keduanya, rumah ini disebut Jabu Parsakitan.
Disebut jabu bolon karena memang bentuknya yang sangat besar. Orang Batak zaman dahulu menjadikan rumah ini sebagai tempat tinggal keluarga besarnya dan tidur bersama-sama di sana (bisa 4-6 keluarga).
Dan fungsi Rumah Balai Batak Toba sebagai jabu parsakitan biasanya digunakan untuk menyimpan benda-benda pusaka juga sebagai tempat bermusyawarah mengenai hal-yang berkaitan dengan adat dan masyarakat.
Artikel terkait: Unik, Inilah Bagian-bagian dan Filosofis Rumah Adat Aceh
Bagian-bagian dalam Rumah Adat Batak Toba
Menurut kepercayaan Suku Batak, Rumah Balai Batak Toba terbagi ke dalam tiga bagian yang mencerminkan dunia atau dimensi yang berbeda-beda. Penjelasannya sebagai berikut:
- Bidang pertama: Atap rumah. Diyakini sebagai cerminan dunia para dewa.
- Bidang kedua: Lantai rumah. Mencerminkan dunia para manusia.
- Dan Bidang ketiga: Bidang bawah rumah atau kolong rumah, cerminkan dunia kematian.
Artikel terkait: Kenali Lebih Dekat Rumah Adat Sumatera Utara, Warisan Budaya yang Mendunia
Rumah Adat Sumatera Utara Lainnya
Selain Rumah Balai Batak Toba, Sumatera Utara masih memiliki beberapa rumah adat lainnya, seperti melansir dari Katadata. Yaitu:
- Rumah Adat Pakpak yang disebut Jerro. Bentuk rumahnya mirip rumah adat lainnya di Sumatera Utara yang menggunakan tangga dan tiang, dan atapnya juga terbuat dari ijuk.
- Rumah Adat Mandailing atau Bagas Godang. Anda masih bisa menemukannya di Kabupaten Mandailing Natal, sebagian Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Tapanuli Selatan.
- Rumah Adat Nias yang terdiri dari dua jenis. Yaitu Omo Sebua (tempat tinggal para kepala negara (Tuhenori), kepala desa (Salawa), atau bangsawan) dan Omo Hada (masyarakat umum).
- Rumah Adat Melayu.
- Rumah Adat Simalungun yang disebut Rumah Bolon. Berbeda dengan jabu bolon dari etnis Batak Toba, atap rumah bolon unik yakni berbentuk limas.
- Rumah Adat Angkola atau Bagas Godang. Keunikannya terletak pada warna hitam-putih yang mendominasi rumah.
- Rumah Adat Karo disebut sebagai rumah adat Siwaluh Jabu.
Itulah penjelasan mengenai rumah ada Batak Toba, Parents. Semoga penjelasan di atas bisa membantu Anda dalam membedakan rumah-rumah adat yang ada di Sumatera Utara.
Baca juga:
Kenalkan Ragam Budaya pada Anak, Yuk, Kenalkan 36 Gambar Rumah Adat di Indonesia
Rumah Kebaya, Rumah Adat Suku Betawi yang Unik dan Kaya Nilai Filosofi
5 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Memilih Rumah Masa Depan