Jelang bulan Puasa, Kementerian Agama RI menggelar sidang isbat untuk menentukan Awal Ramadan 1446 H/2025 M. Seperti tahun sebelumnya, penentuan awal Ramadan dalam isbat dilakukan dengan menggabungkan metode hisab dan rukyatul hilal.
Hisab merupakan proses perhitungan secara matematis yang dilakukan untuk mengetahui posisi bulan dimulainya kalender hijriah.
Kemudian hasil perhitungan hisab akan dikombinasikan juga dengan metode rukyatul hilal sebagai metode utama untuk menentukan awal Ramadan. Apa itu? Simak penjelasannya berikut ini!
Apa itu Rukyatul Hilal dalam Menentukan Awal Ramadhan?
Sumber: unsplash
Secara harfiah, rukyatul hilal terdiri dari dua kata yakni rukyat yang berarti melihat secara langsung dan hilal yang berarti bulan sabit muda. Mengutip laman Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, metode rukyat dilakukan dengan melihat dan mengamati hilal secara langsung di lapangan pada hari ke-29 (malam ke-30) dari bulan yang sedang berjalan.
Sementara itu mengutip laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, rukyat merupakan aktivitas mengamati visibilitas hilal dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop.
Hilal dalam ranah ilmu falak berarti bulan sabit yang menandai fase awal bulan baru, biasanya sangat tipis dan nyaris tidak terlihat tergantung cuaca. Hilal merupakan salah satu bagian dari lima fase bulan dalam ilmu astronomi.
- Fase bulan baru atau new moon (ijtimak) merupakan kondisi bulan tidak terlihat di sepanjang malam.
- Hilal, yakni fase bulan sabit muda setelah bulan baru
- Fase ketiga bulan separuh kuartil pertama yang menghadap ke barat setelah waktu maghrib.
- Bulan besar.
- Bulan tua yang tampak seperti bulan sabit tipis tetapi berbeda dari hilal.
Bagaimana Metode Hilal Tersebut Dilakukan?
Sumber: unsplash
Metode rukyat biasanya dilakukan pada akhir bulan hijriah. Apabila saat itu hilal dapat terlihat, maka pada malam itu dimulai tanggal 1 bulan baru. Namun apabila malam itu tidak melihat hilal maka malam tersebut dihitung sebagai tanggal 30 bulan yang sedang berlangsung.
Kemudian malam berikutnya barulah sebagai tanggal 1 bulan berikutnya atas dasar istikmal, yakni menyempurnakan bulan menjadi 30 hari.
Perlu diketahui dasar penentuan awal bulan dalam kalender hijriah adalah terlihatnya bulan sabit muda (hilal) beberapa saat setelah matahari terbenam.
Oleh karena itu awal bulan baru dalam kalender hijriah dimulai saat matahari terbenam. Jumlah hari dalam setiap bulannya berselang-seling terkadang 29 atau 30 hari.
Metode Rukyat hanya bisa dilakukan pada malam hari. Hilal hanya tampak setelah terbenamnya matahari (maghrib), sebab intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding cahaya matahari dan ukurannya yang sangat tipis.
Apa Dalil yang Mendasari Hilal?
Sumber: unsplash
Mengutip situs NU Online, penentuan awal bulan dalam kalender Hijriah didasarkan pada penglihatan bulan secara fisik (rukyatul hilal). Sementara itu metode hisab dipakai sebagai referensi atau pendukung rukyat.
Mayoritas madzhab selain madzhab Syafi’iyah berpendapat bahwa pemerintah sebagai ulil amri diperbolehkan menjadikan ru’yatul hilal sebagai dasar penetapan awal bulan Ramadan. Hal tersebut berdasarkan sebuah hadis riwayat Imam al-Bukhari dan Imam Muslim yang artinya:
“Berpuasalah kalian pada saat kalian telah melihatnya (bulan), dan berbukalah kalian juga di saat telah melihatnya (hilal bulan Syawal) Dan apabila tertutup mendung bagi kalian maka genapkanlah bulan Sya’ban menjadi 30 hari.” (HR. Bukhari: 1776 dan Imam Muslim 5/354).
Selanjutnya, dalam Kitab Bughyatul Mustarsyidin disebutkan bahwa bulan Ramadan sama seperti bulan lainnya tidak tetap kecuali dengan melihat hilal, atau menyempurnakan bilangan menjadi tiga puluh hari. Itu artinya bila tidak melihat hilal pada akhir bulan maka boleh disempurnakan menjadi 30 hari.
Pelaksanaan Rukyatul Hilal di Indonesia
Sumber: unsplash/@fahrulazmi
Awal Ramadhan 1446H/2025 M di Indonesia ditetapkan melalui sidang isbat oleh Kemenag. Sidang tersebut rencananya akan digelar pada 28 Februari 2025 bertepatan dengan tanggal 29 Sya’ban 1445 H. Dalam sidang akan digunakan dua metode, yakni hisab dan rukyat.
Hasil hisab dan rukyat akan dipaparkan pada sidang isbat yang dipimpin Menteri Agama Nasaruddin Umar.
“Kementerian Agama Republik Indonesia akan menggelar pemantauan hilal yang bertujuan untuk menandai awal bulan ramadan. Pemantauan hilal akan dilakukan di 125 titik yang tersebar di seluruh Indonesia,” demikian informasi yang disampaikan Kemenag melalui instagram resminya, Jumat (28/2/2025).
***
Penentuan Awal Bulan Syawal dalam Perspektif NU
falakiyah.nu.or.id/PedomanRukyatNU
Mengenal Rukyat dan Hisab, Cara Tentukan Hilal 1 Syawal
www.lapan.go.id/post/7287/mengenal-rukyat-dan-hisab-cara-tentukan-hilal-1-syawal
Rukyatul Hilal Cara Sah Menentukan Awal Ramadhan
islam.nu.or.id/syariah/rukyatul-hilal-cara-sah-menentukan-awal-ramadhan-nuCJZ
Baca Juga:
11 Manfaat Puasa Syawal, Salah Satunya adalah Menjaga Kesehatan
Rukun Puasa dan Hal yang Dapat Membatalkannya, Yuk Ajarkan ke Anak!
Supaya Makin Semangat Beribadah, Ajarkan Si Kecil Tentang 10 Keutamaan Bulan Ramadan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.