Benarkah Sikap Romantis Berlebihan Menjadi Pemicu KDRT?

Membuat korban bertanya-tanya dan menyalahkan diri sendiri

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artis Lesti Kejora baru saja melaporkan Rizky Billar terkait dugaan kekerasan dalam rumah tangga. Kabar ini tentu mengejutkan banyak pihak karena keduanya tampak romantis dalam berumah tangga. Rupanya, sikap romantis berlebihan bisa menjadi indikator KDRT, lo. Apa benar?

Pola Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Sumber: Unsplash

National Domestic Violence Hotline di Texas menyebutkan bahwa sikap romantis berlebihan bisa menjadi pola KDRT yang sangat umum.

Tindakan tersebut yang pada akhirnya mencegah korban untuk memanggil bantuan karena sikap romantis tersebut.

Berikut adalah 4 pola yang disebutkan oleh National Domestic Violence Hotline:

Sikap Romantis Berlebihan di Awal Hubungan Sebelum KDRT

Tidak ada yang pernah menyangka bahwa pasangan bisa melakukan KDRT karena sikap romantis berlebihan di awal hubungan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Apalagi pasangan akan mengalami fase honeymoon atau bulan madu, sehingga segalanya terasa indah dan baik-baik saja.

Pasangan merasa diistimewakan sehingga menjadi sangat terikat.

Pada saat seseorang merasa begitu nyaman pada pasangannya, sikap asli pasangan yang kasar dan tidak sehat pun sulit diidentifikasi.

Makian hingga serangan fisik dianggap bukan masalah besar tertutupi oleh sikap manis di depan tersebut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: Perjalanan Kisah Cinta Lesti dan Rizky Billar yang Kini Diguncang Kasus KDRT

Perilaku Kasar Meningkat dan Mencegah Hubungan Berakhir

Pada titik ini, perilaku kasar pasangan sangat meningkat sehingga menyebabkan seseorang kesulitan untuk keluar dari perilaku tersebut.

Mengapa? Karena setiap kali KDRT muncul, hal ini akan diimbangi oleh sikap romantis berlebihan dari pasangan.

Belum lagi jika ada gaslighting, tentunya inilah yang akan menyebabkan seseorang sulit keluar dari situasi tersebut.

Hal ini dilakukan sebagai upaya pelaku untuk mencegah berakhirnya hubungan. Sikap romantis dan manis membuat korban kebingungan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ya, akhirnya bukan pasangan yang dipertimbangkan, tetapi diri mereka sendirilah! Belum lagi bila dihantui perasaan bersalah, sudah pasti akan semakin sulit untuk mengidentifikasi pola KDRT.

Manipulasi dan Menutupi dari Orang Lain

Sumber: Pixabay

Salah satu perilaku yang sangat khas dari pelaku KDRT adalah adanya sikap manipulatif dan berusaha menutupi dari orang lain.

Ya, siapa yang suka dengan pasangan yang suka mengontrol dan kasar baik fisik maupun verbal?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Karena itu, karakter pelaku KDRT umumnya memiliki sikap manipulasi.

Apalagi jika berusaha meminta bantuan, belum tentu orang lain bisa memahaminya karena mereka akan melihat pelaku sebagai sosok yang ‘jahat’.

Akibatnya, muncul kembali sikap mempertanyakan sikap pasangan yang sudah jelas-jelas kasar!

Artikel Terkait: Lesti Kejora Lapor Jadi Korban KDRT Rizky Billar, Kekerasan Sudah Dialami Berulang Kali

Pertimbangan Sikap Manis Pasangan

Fase ini merupakan fase dimana korban sudah sadar akan pertolongan dan mulai mempertimbangkan ulang perilaku manis pasangan.

Apalagi jika sikap romantis berlebihan pada pelaku KDRT semakin membutakan korban.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jangan khawatir bila korban masih merasa mempertanyakan bahkan setelah hubungan berakhir, karena hal ini begitu sulit untuk dilewati.

Namun pada fase ini korban sangat rentan dengan kalimat ‘minta maaf’ sang pelaku, sehingga perlu dukungan dan pendampingan korban.

Karakteristik Pelaku KDRT Secara Umum

Meskipun umumnya korban KDRT adalah perempuan, namun laki-laki juga bisa menjadi korban KDRT, lo.

Inilah mengapa tidak sebaiknya mengotakkan pelaku haruslah laki-laki agar Anda tetap objektif dalam menilai.

Dikutip dari National Coalition Against Domestic Violence, berikut adalah beberapa karakteristik pelaku KDRT:

  • Seringkali menyangkal dan meremehkan sikap kekerasan
  • Menganggap korban sebagai benda atau objek, bukan pasangan yang memiliki hak untuk bicara atau dianggap setara
  • Sejatinya, pelaku KDRT memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga mencari kontrol dengan cara kekerasan
  • Menyalahkan orang lain sebagai penyebab perilaku buruknya
  • Terlihat baik di depan orang dan berusaha menutupi sikap yang dilakukan di rumah

Artikel Terkait: Kisah Tragis Sania Khan, Alami KDRT hingga Mati di Tangan Mantan Suami

Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Membantu Korban KDRT?

Sumber: Pixabay

Tentunya selain mencari bantuan, Anda juga diharapkan tidak menyalahkan korban KDRT yang sudah berani speak up. Tidak mudah, lo.

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Parents coba untuk membantu korban KDRT:

  • Berikan waktu agar mereka bisa lebih tenang agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan
  • Hindari memotong atau menyela cerita korban tentang pengalamannya, bisa jadi mereka tidak memiliki orang lain untuk bercerita
  • Mengekspresikan perasaan simpati seperti “Saya khawatir kondisimu,” bukan hal memalukan kok! Mereka sangat membutuhkannya

Semoga Indonesia semakin terbebas dari jerat kekerasan domestik, ya Parents. Jangan ragu untuk laporkan kekerasan domestik kepada pihak terkait!

***

Baca Juga:

Bukan Cuma KDRT, 7 Kontroversi Ini Juga Pernah Menyandung Amber Heard!

Video Viral Oki Setiana Dewi Dituding Normalisasi KDRT Tuai Respon, Ini Hukum KDRT dalam Islam

8 Fakta Bebizie yang Disebut Mirip Vanessa Angel, Pernah Jadi Korban KDRT