Tak Biasa, Ini Dia 11 Ritual Melahirkan Unik dari Berbagai Negara

Perempuan dari tiap negara punya budaya yang kerap mereka lakukan dan mereka yakini. Termasuk ritual melahirkan yang unik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Cara melahirkan seseorang dipengaruhi oleh kebudayaan di sekitarnya, karena itu di banyak belahan dunia terdapat berbagai ritual melahirkan unik. Kebudayaan tentu juga menjadi pengaruh ritual persalinan para ibu hamil. Ritual melahirkan unik tersebut juga termasuk sebelum dan setelah proses persalinan.

Di Indonesia biasa ditemui proses persalinan yang ditemani oleh suami atau ibu kandung. Setelah melahirkan, wanita di Indonesia biasanya menggunakan stagen untuk mengembalikan bentuk perut agar seperti semula.

Di beberapa daerah juga mengenal budaya yang tidak mengijinkan wanita untuk keluar rumah sebelum 30 hari karena disebut-sebut “pamali”.

Lalu bagaimana dengan ritual melahirkan unik di negara lain di berbagai belahan dunia? Yuk kita cari tahu uniknya ritual melahirkan dari berbagai dunia yang menarik berikut, ini:

Ritual Melahirkan Unik yang Bunda Perlu Ketahui

Perempuan dari tiap negara punya budaya yang kerap mereka lakukan dan mereka yakini. Ini ritual melahirkan unik yang Bunda perlu ketahui:

1. Finlandia

Sejak 1930-an, pemerintah Finlandia memudahkan para ibu baru dengan menyediakan seperangkat starter kit yang mencakup semua barang-barang penting yang dibutuhkan seorang ibu saat mengurus bayinya yang baru lahir, mulai dari pakaian bayi, selimut, hingga beberapa mainan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Wuah, kapan ya Bun, hal ini bisa diterapkan di Indonesia?

2. Belanda

Tiga puluh persen proses persalinan di Belanda berlangsung di rumah. Dibanding menggunakan jasa dokter, para ibu hamil yang akan melahirkan lebih sering menggunakan jasa bidan.

Selain itu selama proses melahirkan berlangsung, para wanita Belanda juga cenderung tidak memakai obat-obatan penghilang rasa sakit.

3. Jepang

Setelah melahirkan, seorang ibu baru di Jepang biasanya akan tinggal di rumah orangtua mereka selama sebulan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan ikatan batin ibu-anak, serta memulihkan kembali tubuh setelah melalui proses persalinan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. China

Setelah melahirkan, para ibu diberi keistimewaan dengan beristirahat di rumah selama sebulan. Hal ini dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dan menjaga bayi yang baru lahir.

Para ibu ini akan dibantu oleh ibu mertua. Dalam tradisi keluarga yang lebih tua, ibu yang baru melahirkan bahkan hanya boleh diam tempat tidur selama beberapa hari dan tidak boleh didekati oleh suaminya.

5. Turki

Setelah melahirkan, para ibu di Turki akan meminum minuman khusus bernama Lohusa Serbeti, yang terbuat dari kayu manis, gula, dan perwarna merah makanan. Minuman ini biasanya segera disajikan oleh pihak rumah sakit.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Jerman

Di Jerman, semua ibu hamil mendapatkan buku kecil yang disebut “Mutterpass”. Buku ini akan selalu mereka bawa saat sedang berkunjung ke semua dokter yang menangani mereka selama hamil.

Hal ini akan memudahkan para dokter untuk melihat kondisi serta kesehatan ibu dan bayi secara menyeluruh. Buki ini juga bisa menjadi catatan yang cukup penting, yang bisa kembali dilihat nantinya.

7. Nigeria

Di beberapa bagian pedesaan Nigeria, beberapa masyarakatnya melakukan pratik yang disebut “Omugwo”. Di mana para nenek memandikan cucunya untuk pertama kali.

Hal ini dimaksudkan untuk mengingatkan para ibu baru bahwa mereka tidak sendiri dalam proses membesarkan anaknya, karena ada banyak orang yang akan membantunya.

8. Brazil

Di banyak kebudayaan, suatu hal lazim jika teman-teman dan kerabat membawakan hadiah untuk ibu dan bayinya yang baru lahir. Namun anehnya hal ini tidak berlaku di Brazil, karena di sana justru para ibulah yang diharapkan memberikan hadiah kepada tamu-tamu yang berkunjung ke rumah sakit.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

9. Jamaika

Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, di Jamaika, plasenta beserta tali pusar anak dikubur di dalam tanah. Namun bedanya adalah setelah plasenta dikubur, para teman dan kerabat dari keluarga yang sedang berbahagia akan menanam tunas pohon, lalu bersama-sama menyaksikan tanaman itu tumbuh, seiring dengan pertumbuhan sang bayi.

Ketika sudah mulai besar, sang anak biasanya bertugas untuk menurus pohon tersebut. Ini menyangkut kepercayaan, karena dengan begitu sama saja mengajarkan anak bertanggung jawab.

10. Amerika Latin

Di wilayah Selatan benua Amerika dikenal  kata “La cuarentana” yang kurang lebih artinya adalah “karantina”. Istilah ini merupakan praktik yang dilakukan para ibu baru untuk absen sementara dari mengonsumsi beberapa makanan tertentu, termasuk aktivitas seks, serta aktivitas fisik lainnya selama enam minggu setelah persalinan.

Seluruh waktu tersebut akan dikhususkan untuk menyusui, sehingga anggota keluargannya yang melakukan tugas-tugas rumah tangga, mulai dari memasak hingga bersih-bersih.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penduduk asli benua Amerika juga memiliki kepercayaan bahwa ibu yang suka merajut harus menyelesaikan rajutannya sebelum melahirkan. Jika tidak, maka proses melahirkan si kecil nantinya bisa terhambat.

Yang unik lainnya adalah, ucapan selamat bagi wanita yang melahirkan di Amerika. Bukannya mendapat pelukan, mereka mendapat jabatan tangan formal dari setiap orang yang ditemui, jabatan ini merupakan bentuk ucapan selamat karena sudah berhasil melewati masa sulit.

11. Guetemala dan Peru

Jika calon ibu mengalami kesulitan saat melahirkan, tradisi di Guatemala akan meminta para ibu untuk meminum cairan dari rebusan bawang merah. Ini dilakukan agar proses persalinan segera selesai. Lalu, di Peru apabila plasenta tidak juga keluar setelah si kecil lahir maka ibu mesti mengolesi lidahnya dengan garam. Konon, dipercaya dapat membuat plasenta cepat keluar.

Di belahan dunia lain masih terdapat ritual melahirkan unik lainnya. Tidak semua ritual tersebut berdasarkan pengalaman medis. Karena itu sebaiknya Parents selalu membicarakan semua masalah persalinan dengan dokter atau bidan yang tepat.

 

Baca juga:

id.theasianparent.com/bayi-bergerak-aktif-dalam-kandungan/

id.theasianparent.com/5-mitos-menyusui

id.theasianparent.com/ibu-setelah-melahirkan-tidak-boleh-tidur-siang

Penulis

Kiki Pea