Tindik kuping pada anak perempuan sejak kecil untuk dipasangi anting adalah hal yang lumrah dilakukan di Indonesia. Tetapi, lain halnya dengan pasangan artis ini. Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto tidak mau menindik anak mereka, Salma Jihanne Dewanto yang kini berusia 3 bulan.
Banyak orang mempertanyakan keputusan mereka, mengapa Atiqah dan Rio Dewanto tidak mau menindik anak. Namun, pasangan yang sedang berbahagia atas kehadiran anak pertama mereka ini, mengacuhkan semua komentar negatif atas keputusan mereka.
“Anak, anak saya. Ya nggak apa-apa, nggak ada keharusan juga di agama harus pakai anting. Nggak juga diharusin bahwa perempuan harus pakai anting,” kata Rio dengan tegas.
“Saya dan Atiqah pengin Salma yang menentukan apakah dia pingin ditindik apa nggak,” ujar aktor film Filosofi Kopi ini, seperti dikutip dari Detik.
Rio juga menjelaskan, bahwa dia tidak ingin menjadi orangtua egois dengan memaksakan kehendak pada anak.
Ayah satu anak ini mencontohkan ketika putrinya lahir, dia membiarkan ari-ari bayi lepas dengan sendirinya (metode lotus birth), dan mengatur pencahayaan di ruang bersalin tidak terlalu terang untuk membuat Salma lebih nyaman saat pertama keluar dari perut ibunya.
Artikel terkait: Kenali Metode Lotus Birth yang dilakukan Atiqah Hasiholan dan risikonya pada bayi
“Ini bukan kemauan orangtuanya dia pakai anting biar keliatan cantik, nggak. Jadi biar dia yang memilih,” lanjut Rio.
Lebih lanjut, Rio menuturkan. Dia akan memberikan pilihan anaknya untuk ditindik atau tidak, ketika nanti Salma sudah cukup besar untuk mengerti rasa sakit dan risiko ditindik.
Rio menuturkan kepada Liputan 6, “Jadi saya memang tidak ingin melakukan kekerasan apapun terhadap dia. Antingin dia itu kan sebenarnya ada sesuatu yang masuk ke dalam tubuh dia, ditindik, dan dia belum tahu rasanya. Biar dia aja sendiri, nanti ketika dia gede, dia yang ngerasain.”
Apakah keputusan Rio Dewanto tidak mau menindik anak sudah benar?
Kebiasaan menindik anak yang sudah umum dilakukan, membuat langkah Rio Dewanto terlihat aneh. Bagaimanakah tindakan Rio Dewanto tidak mau menindik anak dilihat dari sisi kesehatan?
Laman Alodokter menulis, salah satu manfaat menindik telinga anak sejak bayi, menghindari terjadinya bekas luka menonjol yang susah hilang, jika keluarga Anda memiliki keturunan penyakit keloid. Karena bekas luka tebal lebih sering muncul pada anak yang ditindik pada usia 11 tahun ke atas.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat ingin menindik telinga anak saat bayi:
- American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan tindik telinga dilakukan ketika anak sudah cukup besar untuk mengurus tindikannya sendiri
- Orang yang melakukan tindik haruslah orang yang berpengalaman, dan harus memiliki pemahaman soal pentingnya kebersihan dan kesehatan dalam menindik anak
- Alat yang digunakan haruslah terbuat dari logam yang steril untuk menghindari infeksi. Contohnya, emas, perak, platinum, maupun stainless steel
- Pilihlah anting yang berbentuk bulat, sangat kecil, dan bagian depannya sangat datar. Penutup anting pun harus menutupi seluruh bagian belakang anting
- Tidak dianjurkan memakai anting yang menjuntai, pada anak kecil apalagi bayi dan balita. Karena berisiko ditarik oleh anak, kemudian tertelan dan membuatnya tersedak. Juga berisiko tersangkut pada pakaian, rambut, atau malah ditarik oleh anak kecil lain.
- Jika anak masih bayi, susuilah ia saat ditindik. Agar si kecil tidak terlalu merasakan sakit. Bila dia sudah tidak menyusu, tanyalah pada dokter apakah bisa diberikan anestesi kecil sebelum ditindik
- Setelah ditindik, perhatikan kondisi telinganya baik-baik selama beberapa minggu. Oleskan alkohol setiap hari untuk mencegah infeksi.
- Bila terjadi radang, telinga bernanah maupun berdarah. Segeralah bawa anak ke rumah sakit.
Menindik telinga anak maupun tidak, dikembalikan kepada keputusan orangtua. Bila memutuskan untuk memberi tindikan pada anak, rawatlah bekas tindikannya dengan baik sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan serius pada anak.
Semoga bermanfaat.
Sumber foto: Instagram Rio Dewanto
Baca juga:
Tindik Telinga Bayi, Kapan dan Bagaimana Sebaiknya dilakukan?