Operasi caesar biasanya dilakukan sebagai langkah darurat untuk menyelamatkan bayi saat komplikasi kehamilan atau persalinan terjadi. Dengan kecanggihan teknologi dan ilmu pengetahuan medis saat ini, caesar bisa dilakukan dengan aman dan menyelamatkan banyak nyawa. Namun, resiko operasi caesar yang mungkin terjadi juga harus diwaspadai.
Seorang ibu bernama Helene, menjalani operasi caesar untuk melahirkan anak ketiganya yang berjenis kelamin perempuan. Namun, ia sangat terkejut saat mengetahui bahwa kepala bayinya teriris pisau bedah yang digunakan dokter saat operasi.
“Bayiku harus menerima 6 jahitan, untungnya dia tidak teriris di bagian muka,” kata Helene.
Helene mengaku, ia lebih kesal lagi pada dokter yang menyatakan bahwa peristiwa tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Karena pisau bedahnya hanya mengenai rambut bayi. Padahal putrinya harus menerima enam jahitan di bagian kepala.
Helene juga menyatakan dirinya tidak diberikan obat bius dengan dosis tepat, sehingga ia menderita kesakitan luar biasa saat operasi berlangsung.
Terkait hal ini, pihak rumah sakit menyakan bahwa kasus yang menimpa Helene adalah peristiwa langka. Namun, baik ibu dan bayi tidak pernah berada dalam bahaya, baik saat operasi maupun sesudahnya.
Kabar baiknya, bayi Helene bisa sembuh dari luka akibat teriris pisau bedah saat operasi. Selain bekas luka kecil, bayi tersebut tidak akan mengalami dampak apapun dari ceder yang dialami. Meski demikian, Helene tetap berniat untuk menggugat rumah sakit tersebut.
Apa saja resiko operasi caesar yang harus diwaspadai?
1. Masalah pernapasan pada bayi
Pada persalinan caesar yang direncanakan, resiko operasi caesar yang bisa terjadi ialah masalah pernapasan pada bayi, karena paru-parunya yang belum berkembang sempurna. Hal ini juga bisa terjadi pada kelahiran bayi prematur, atau caesar yang dilakukan dalam keadaan darurat karena komplikasi kehamilan.
2. Perdarahan yang parah
Resiko perdarahan hebat bisa terjadi pada saat operasi caesar berlangsung maupun setelahnya. Dan perdarahan yang terjadi pada persalinan caesar biasanya lebih parah dibandingkan persalinan vaginal.
3. Reaksi negatif pada obat bius
Meskipun hal ini termasuk jarang, namun reaksi buruk terhadap obat bisu atau anestesi bisa terjadi. Yang lebih parah, jika tubuh Anda menolak obat bius dan menyebabkan komplikasi lanjutan, atau malah obat biusnya tidak mempan hingga Anda kesakitan saat dioperasi.
Artikel terkait: Menjalani caesar tanpa dibius, ibu ini menggugat rumah sakit
4. Pembekuan darah
Setelah caesar dilakukan, kondisi darah beku bisa terjadi pada pembuluh darah di kaki atau pelvis. Kondisi ini bisa mengancam nyawa ibu jika darah beku menjalar hingga ke paru-paru, atau dikenal dengan istilah embolisme. Karenanya, ibu yang telah menjalani operasi disarankan untuk berjalan kaki untuk mencegah darah beku terjadi.
5. Infeksi luka
Luka bekas operasi caesar bisa mengalami infeksi, terutama di bagian dalam rahim. Bahkan bila infeksinya parah, bisa menyebabkan kemandulan.
Artikel terkait: “Komplikasi bekas luka caesar membuatku tidak bisa punya anak lagi”
6. Cedera saat operasi
Resiko operasi caesar yang terakhir adalah cedera, seperti yang dialami oleh bayinya Helene di atas. Bayi bisa mengalami goresan, atau teriris pisau bedah saat operasi berlangsung. Ibu juga berisiko mengalami kerusakan organ yang dekat dengan rahim, seperti kandung kemih.
Selain itu, pasca melahirkan caesar, kehamilan selanjutnya lebih berisiko. Karena bisa mengalami rahim pecah atau masalah di plasenta.
Meski demikian, melahirkan normal setelah caesar bukan hal yang tidak mungkin terjadi. Konsultasikan dengan dokter kandungan Anda untuk memastikan hal ini bisa dilakukan.
***
Semoga bermanfaat.
Disadur dari artikel Nalika Unantenne di theAsianparent Singapura
Baca juga:
Bayi Olivia meninggal akibat tengkorak retak saat persalinan forceps