Mengulas Sejarah dan Makna di Balik Kesenian Reog Ponorogo untuk Diajarkan pada Anak

Kesenian khas Jawa Timur ini sangat kompleks dan memiliki sejarah panjang di baliknya. Kenalkan Reog Ponorogo pada anak agar tak melupakan budaya bangsanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Reog Ponorogo merupakan salah satu budaya khas Jawa Timur. Kesenian ini menarik untuk dilihat karena keunikan reog yang tampak mencolok. Reog Ponorogo biasanya ditampilkan di ruang terbuka umum yang berfungsi sebagai hiburan rakyat.

Singo Barong adalah karakter yang paling ikonik dalam pertunjukan ini, yaitu topeng raksasa berkepala singa yang dihiasi oleh bulu merak. Konon, karakter ini adalah sindiran secara simbolis kepada pemerintahan Majapahit yang sedang carut marut pada masa itu.

Selain karakter tersebut, ada juga karakter lain yang tak kalah terkenal seperti Warok, Klono, Bujang Ganong serta Jathil yang turut memeriahkan pagelaran. Di balik keunikannya, Reog Ponorogo menyimpan sejarah serta makna yang kaya. Bagaimana sejarah kesenian ini?

Apa saja makna di balik pertunjukkan serta setiap karakter yang ada di dalamnya? Berikut penjelasannya.

Artikel terkait: 4 Jejak Sejarah dan Budaya Islam di Nusantara, Yuk Ajarkan pada Si Kecil!

Sejarah Reog Ponorogo

Foto: ANTARA

Sebenarnya, sejarah kesenian ini ada lima versi yang berbeda namun kita akan menelusuri kisah yang paling terkenal.

Kisah Pemberontakan Ki Ageng Kutu

Ini adalah versi cerita yang paling terkenal mengenai asal usul Reog Ponorogo yaitu kisah pemberontakan Ki Ageng Kutu, abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi. Beliau adalah raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu merasa sangat muak dengan pengaruh istri raja dari Tiongkok.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, sang Raja juga melakukan korupsi. Pemerintahan pada masa raja ini sangat lemah sekaligus menjadi penanda berakhirnya kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Kemudian, Ki Ageng Kutu meninggalkan kerajaan dan membangun perguruan tinggi yang mengajarkan seni bela diri serta ilmu kekebalan kepada anak-anak. Diharapkan anak-anak ini nantinya bisa membangkitkan kembali Kerajaan Majapahit.

Namun karena jumlah pasukan yang terlalu sedikit untuk melawan pasukan kerajaan, Ki Ageng Kutu menciptakan pertunjukan seni yang menyampaikan pesan politis yang berisi sindiran kepada sang raja.

Artikel terkait: Tari Gandrung Banyuwangi, Tradisi Indonesia yang Bisa Diajarkan ke Anak

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Foto: Info Seputar Ponorogo

Ada juga seni topeng sebagai tokoh yang bernama Singo Barong. Topeng ini berbentuk kepala singa sebagai simbol Raja Kertabhumi sedangkan bulu-bulu merak yang ada di atasnya melambangkan kekuatan pengaruh kerabat Tiongkok yang mengontrol semua gerak-geriknya. Jathilan yang diperankan oleh penari gemblak yang naik kuda-kudaan melambangkan pasukan Kerajaan Majapahit.

Sedangkan Warok sendiri yang menggunakan topeng badut merah tidak lain melambangkan sosok Ki Ageng Kutu.  Pagelaran Reog yang mulai populer menjadi sarana bagi Ki Ageng Kutu untuk membangun lagi masyarakat lokal.

Popularitas kesenian Reog adalah sindiran untuk pemerintah yang menyebabkan Raja Bhre Kertabhumi menyerang perguruan Ki Ageng Kutu. Setelah itu, perguruan ditutup sekalipun murid ki Ageng Kutu masih mengajarkan kesenian ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sampai saat ini, Reog Ponorogo masih diijinkan untuk ditampilkan karena menjadi kesenian yang populer di tengah masyarakat. Tetapi pertunjukannya mengalami perubahan alur dan penambahan karakter seperti Sri Genthayu, Dewi Songgolangit serta Klono Sewandono.

Artikel terkait: 5 Ritual atau Tradisi Kehamilan di Berbagai Daerah Indonesia

Makna Tari Reog Ponorogo

Foto: Pinterest/sagitahariyadin

Dari kesenian Tari Reog Ponorogo, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kita harus punya pendirian yang teguh dan kuat kalau kita ingin memperjuangkan sesuatu yang menurut kita benar. Itulah makna Reog Ponorogo yang ingin disampaikan oleh Ki Ageng Kutu.

Ciri khas dari Tari Reog Ponorogo yaitu terletak pada kostumnya yang tidak biasa dan dikenal sebagai “Singo Barong”. Semula, Singo Barong sendiri adalah simbol bagi Raja Kerthabumi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sedangkan bulu-bulu merak  yang menyerupai kipas menunjukkan pengaruh besar orang-orang Tiongkok kepada sang Raja. Sosok warok yang diperankan oleh pria berjanggut lebat dan badan gempal melambangkan seseorang yang memiliki kekuatan mistis dan ilmu kebal.  Tidak hanya itu, secara bahasa warok berasal dari kata wewarah yaitu orang yang punya niat suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih.

Warok adalah orang yang kaya akan petunjuk artinya orang yang menjadi warok karena mampu memberikan petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik. Warok menjadi representasi jiwa dan ciri khas masyarakat Ponorogo yang mendarah daging sejak dulu dan yang diwariskan oleh nenek moyang.

Reog Ponorogo saat ini banyak dipentaskan dalam berbagai acara seperti pernikahan, khitanan atau hari-hari besar Nasional lainnya.

Baca juga:

Kenalkan Ragam Budaya pada Anak, Yuk, Kenalkan 36 Gambar Rumah Adat di Indonesia

5 Panggilan untuk Ayah dalam Bahasa Bali, Mana yang Parents Tahu?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ayah Menyusui Bayi? Hanya Ada dalam Budaya Suku Aka di Republik Kongo