Seorang remaja taruh bayi dalam kulkas. Insiden itu dipicu dari kehamilan di luar nikah yang menimpanya sejak beberapa bulan belakangan.
Ia kemudian melahirkan seorang diri di kamarnya dan tak ada satu pun orang rumah yang menyadarinya. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Remaja 14 Tahun Taruh Bayi dalam Kulkas Usai Melahirkan Sendiri
Anastasia, seorang remaja asal Rusia tak pernah membayangkan sebelumnya jika peristiwa yang sangat membekas akan menimpa dirinya di usia yang masih belia, yakni 14 tahun.
Bocah itu hamil di luar nikah di usianya yang masih sangat muda, mengandung selama 9 bulan tanpa ada satu orang pun yang menyadarinya. Bahkan ia melahirkan seorang diri di dalam kamar.
Akibatnya jelas sangat fatal: ia mengalami perdarahan hebat. Beruntung, sang ibu yang memergoki kejadian tersebut langsung memanggil ambulans sehingga Anastasia bisa segera dilarikan ke Rumah Sakit (RS) terdekat.
Meski demikian, keluarga dan warga sekitar masih sangat syok. Sebab, tak hanya nyawa bocah tersebut yang terancam, namun di tengah perjalanan ke RS, Anastasia membuat pengakuan mengejutkan.
Ia mengaku menaruh bayi yang baru ia lahirkan ke dalam kulkas. Bocah tersebut nekat menaruh bayinya di dalam freezer sembari berharap agar buah hatinya meninggal dunia.
Baca juga: Melahirkan sendirian di toilet, remaja 18 tahun meninggal bersama bayinya
Remaja 14 Tahun Taruh Bayi dalam Kulkas, Takut Bicara pada Orangtua
Insiden tersebut langsung membuat seisi kota Novosibirsk, Rusia geger. Bagaimana tidak, bocah tersebut mengaku nekat menaruh bayinya dalam kulkas karena takut jika orangtuanya mengamuk.
Saat kejadian, ayah Anastasia sedang sibuk bekerja di halaman. Ia kemudian memanfaatkan momen tersebut untuk menyelinap ke garasi. Di sana, ia lantas membungkus bayinya dengan plastik dan menaruhnya ke dalam kulkas yang berada di garasi.
Anggota tim Ombudsman dari kota Novosibirsk, Nadezhda Boltenko mengatakan, ibu Anastasia mendengar bocah itu merintih kesakitan pada malam hari sebelumnya. Namun, ia mengira itu karena Anastasia menderita usus buntu.
“Dia mendengarnya mengerang di malam hari dan mengira putrinya menderita usus buntu,” kata Boltenko seperti dikutip dari Mirror.
Barulah ketika mendapati putrinya berlumuran darah keesokan harinya, ibu Anastasia memanggil ambulans. Selama perjalanan dari desa Verkh-Tulla di dekat kota Novosibirsk, tempat mereka tinggal menuju RS, remaja tersebut kemudian membuat pengakuan.
“Ia mengaku kepada paramedis bahwa dia telah melahirkan dan menyembunyikan bayinya dari orang rumah di dalam lemari es,” lanjut Boltenko.
Ayah Biologis Bayi Masih Berusia 16 Tahun
Saat ini, Anastasia masih dalam kondisi kritis pasca melahirkan seorang diri. Sementara itu, bayinya dinyatakan meninggal dunia.
Salah seorang tetangga Anastasia mengatakan, ia sempat berbicara dengan ibunya dan menduga jika bocah tersebut tengah hamil. Namun, dengan santai sang ibu menjawab jika Anastasia hanya bertambah gendut dan bukan hamil.
Polisi mengatakan, kekasih Anastasia yang bertanggung jawab atas kehamilan masih berusia 16 tahun. Keduanya putus pada musim panas lalu.
Anastasia Kuleshova, anggota Komite Investigasi Rusia mengatakan semua yang dicurigai terlibat atas kematian bayi sedang diperiksa oleh detektif.
Baca juga: Perlukah Pendidikan Seks Pada Anak?
Pentingnya Pendidikan Seks Sejak Dini bagi Remaja
Apa yang menimpa Anastasia menjadi peringatan bagi orangtua yang memiliku anak remaja. Betapa pentingnya memberikan pendidikan seks sejak dini. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Boyke Dian Nugrah mengatakan, ketimbang membawa dampak buruk, seks edukasi justru memiliki banyak manfaat.
Pendidikan seks sejak dini melindungi anak dari pelecehan seksual, Kehamilan yang Tidak Direncanakan (KTD), perilaku seks bebas, aborsi, pemerkosaan, hingga penyakit menular seksual.
“Anak-anak kita tidak mendapat pendidikan seksual sejak dini. Sementara orang yang mengincar anak ada di sekelilingnya. Ketika terjadi pelecehan seksual, anak yang tidak tahu menganggap hal itu bukan masalah,” kata dr. Boyke seperti dikutip dari Kompas.com.
Ia juga mengatakan bahwa setiap tahunnya, aborsi menyumbang angka kematian ibu. Dengan pendidikan seks sejak dini maka akan mengurangi resiko remaja melakukan aborsi tidak aman yang membahayakan nyawanya.
“Kasus aborsi yang tidak aman per tahun menyumbang angka kematian ibu. Itu karena mereka kurang mendapat pendidikan seks,” lanjutnya.
Apa yang dialami oleh Anastasia tentu saja bisa dialami oleh remaja perempuan mana pun juga. Atas tindakannya, remaja ini telah membunuh bayinya sendiri. Namun di sisi lain, ia melakukan hal itu di usia yang masih sangat belia yaitu 14 tahun. Kita doakan Anastasia bisa kembali sehat dan kasusnya segera tuntas.
Baca juga:
Studi : Angka kehamilan remaja makin meningkat, bagaimana Parents mencegahnya?