Viral Aksi Remaja Adu Kucing dan Ular, Pelaku Akui Hanya Iseng

Jadikan anak kucing 'umpan' ular, aksi remaja satu ini menuai kecaman.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baru-baru ini, heboh pemberitaan tentang salah satu kasus kenakalan remaja. Diketahui, seorang remaja melakukan aksi adu kucing dan ular secara sengaja demi konten semata. Bagaimana kronologinya?

Viral Remaja Adu Kucing dan Ular

Perilaku barbar seorang remaja di Cengkareng, Jakarta Barat viral di media sosial. Ia bahkan sempat berurusan dengan pihak kepolisian karena konten yang dibuatnya. Entah apa yang ada di dalam benaknya, remaja ini 'mengadu' anak kucing dengan ular.

Tingkah sadis remaja ini sontak membuat geram komunitas pecinta hewan. Dalam video singkat yang beredar, terlihat remaja tersebut 'mengadu' seekor anak kucing dengan ular.

Remaja berinisial R itu menyodorkan anak kucing dalam genggamannya ke seekor ular yang ada dalam kotak. Anak kucing itu pun sontak beberapa kali kena patuk ular. 

Video viral itu pun akhirnya sampai ke komunitas pecinta kucing yang kemudian melaporkannya ke Polsek Cengkareng. Ketakutan, pelaku pun meminta maaf atas perilakunya tersebut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Saya meminta maaf atas video saya yang tadi sore," ucap pelaku secara langsung kepada perwakilan komunitas kucing.

Artikel terkait: 12 Manfaat Ini Hanya Bisa Dirasakan oleh Para Pecinta Kucing!

Kondisi Anak Kucing yang Diadu

Kanit Reskrim Polsek Cengkareng Iptu Rahmat membenarkan adanya laporan yang sempat masuk. Kepada polisi, remaja barbar tersebut mengakui aksinya di dalam video hanyalah iseng belaka. 

"Pelakunya masih anak-anak. Dia minta maaf janji nggak akan melakukan perbuatannya lagi," demikian ungkap Iptu Rahmat mengutip laman Detik. Lebih lanjut, anak kucing yang sempat menjadi 'umpan' ular dalam kondisi baik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Kondisinya (kucing) nggak apa-apa. Masih hidup, nggak ada (luka). Ularnya nggak berbisa," lanjut Iptu Rahmat. Adapun ular berjenis Sanca tersebut adalah peliharaan si remaja. Sementara anak kucing adalah kucing liar yang lewat.

Dengan berbagai pertimbangan, kasus diselesaikan secara kekeluargaan. Pelapor memutuskan mencabut laporan karena R masih di bawah umur. 

"Karena R juga masih sekolah jadi saya mengambil jalur kekeluargaan. Menyelesaikan ini secara kekeluargaan. Atas dasar ini, semoga apa yang dilakukan R itu tidak terulang lagi," ujar pelapor, Bimbim.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bimbim juga menekankan pentingnya edukasi bagi anak tidak menyiksa hewan dilakukan sejak dini. Menurutnya, penyiksaan terhadap hewan bukanlah sesuatu yang layak. Pun menyebarkannya di media sosial juga bentuk pelanggaran dan bisa dijerat hukum.

"Dalam bentuk konteks penyiksaan tidak hanya menyakiti secara langsung, tapi memposting video kekerasan, termasuk bentuk kekerasan itu dan itu ada hukumnya. Semoga R tidak mengulangi hal ini dan teman-teman jadi pelajaran," pungkas Bimbim.

Artikel terkait: Viral! Kisah Perempuan Berjilbab Menikah Beda Agama di Gereja

Mengajari Anak Peduli Makhluk Hidup

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berkaca dari perilaku yang dilakukan R, adalah tugas orangtua mendidik anak menyayangi hewan. Sebaiknya hal ini dilakukan sejak dini, agar anak tumbuh menjadi pribadi yang memiliki empati terhadap makhluk hidup lainnya. Simak beberapa tips yang dapat dilakukan berikut ini.

  1. Bacakan Buku Cerita. Sejak balita, biasakan bagi orangtua membacakan buku cerita berkarakter hewan. Parents bisa menjelaskan karakter hewan di alam liar. Metode sederhana ini sedikit banyak menumbuhkan kasih sayang anak terhadap binatang.
  2. Film tentang Binatang. Bosan dengan buku cerita, alihkan visual anak dengan menonton film. Selain kartun, Anda bisa mulai mengenalkannya dengan film tentang binatang.
  3. Ajak ke Kebun Binatang. Seiring bertambahnya usia, luangkan waktu di akhir pekan dengan mengajak si kecil ke kebun binatang. Jika biasanya hewan itu dilihat melalui media, ia pasti senang melihatnya secara langsung. Edukasi kepada anak bahwa makhluk hidup lain seperti hewan tidak boleh disakiti.
  4. Jadilah Teladan. Bagaimana anak bisa menyayangi hewan jika orangtua tidak melakukannya juga? Pastikan Parents menjadi teladan yang baik. Perlakukan hewan dengan penuh kasih sayang. Caranya dengan memegang kucing yang tengah lewat dengan lembut, juga tidak mengasarinya. Anak adalah peniru ulung, ia akan mencontoh tindakan orang dewasa di sekitarnya.
  5. Pelihara Hewan. Jika sudah memungkinkan, akan ada momentum anak akan minta memelihara hewan. Inilah saatnya Anda mengajarkan tanggung jawab. Mulailah dengan hewan yang mudah dipelihara seperti ikan, kelinci, atau burung. Memelihara hewan ibarat praktik langsung bagi anak bertanggung jawab dan menghargai makhluk hidup lain di alam semesta.

Semoga kasus remaja adu kucing dan ular ini bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua ya, Parents.

***

Baca juga:

id.theasianparent.com/rumah-baim-wong-banyak-ular

id.theasianparent.com/kucing-anggora

id.theasianparent.com/komplotan-ibu-ibu-curi-beras

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan