Apakah Bunda termasuk orang yang harus melakukan rebonding atau meluruskan rambut secara berkala ketika rambut asli sudah mulai keluar? Atau mungkin Bunda ingin memperbarui penampilan agar terlihat cantik di kala hamil? Seperti melakukan rebonding rambut saat hamil misalnya.
Banyak yang bilang jangan dulu rebonding rambut saat hamil, hal ini juga berlaku untuk perawatan serupa lainnya seperti smoothing atau perming/mengeriting rambut. Benar nggak sih, atau hanya mitos?
Artikel Terkait: 7 Produk Perawatan Rambut yang Aman untuk Ibu Hamil
Benarkah Rebonding Rambut saat Hamil bisa Membahayakan Janin?
Saat kehamilan adalah salah satu fase dalam kehidupan wanita yang spesial dan penting. Ibu hamil harus serba berhati-hati. Apa yang Bunda konsumsi masuk ke dalam tubuh dan apa yang Bunda lakukan bisa berpengaruh besar terhadap janin bayi. Saat kehamilan adalah masanya Bunda “bermain aman”.
Hingga saat ini, belum ada studi yang membuktikan bahwa perawatan rambut yang menggunakan bahan kimia berlebih seperti rebonding, smoothing dan lain-lain itu aman untuk ibu hamil. Bahkan jika tidak hamil pun, kita tahu penggunaan bahan kimia seperti ini akan merusak rambut dalam jangka panjang.
Artikel terkait: 4 Cara menghilangkan kutu rambut secara alami
Bahaya Rebonding Rambut saat Hamil
Berikut beberapa efek negatif dari rebonding rambut saat hamil:
- Komplikasi pada kehamilan dan proses melahirkan. Kebanyakan obat pelurus atau pengeriting rambut yang digunakan di salon menggunakan sodium hydroxide. Sodium hydroxide ketika dicampur dengan air bisa menjadi sangat panas dan bisa menyebabkan terbakar atau alergi. Ini adalah bahan kimia yang cukup berbahaya dan bisa mengakibatkan komplikasi ketika proses melahirkan.
Artikel terkait: 6 Jenis Komplikasi Persalinan yang Perlu Diketahui Ibu Hamil
- Menyebabkan mual. Ketika tidak hamil saja, Bunda mungkin tahu kalau obat-obat pelurus atau pengeriting ini memiliki aroma yang tajam dan tidak enak. Ketika hamil, indera penciuman akan menjadi lebih sensitif. Bunda bisa menjadi mual dan sakit kepala karena menciumnya selama berjam-jam.
- Berbahaya untuk janin di dalam kandungan. Bahan kimia yang digunakan bisa terserap oleh kulit kepala dan memasuki aliran darah. Meskipun kemungkinannya kecil, Bunda pasti tidak mau kan bahan kimia tersebut mengalir menuju plasenta dan membahayakan janin Bunda?
Artikel terkait: Bolehkah ibu menyusui mewarnai rambut? berikut penjelasannya!
Cari Alternatif Rebonding Rambut saat Hamil
Setelah mengetahui bahayanya, sebaiknya Bunda tunda rencana rebonding rambut saat hamil sampai nanti selesai melahirkan ya, Bun!
Jika Bunda benar-benar ingin memperbaharui penampilan atau terbiasa di-rebonding dan bingung harus bagaimana, coba cari alternatifnya, misalnya:
- Potong pendek atau cari gaya rambut yang lebih mudah ditata. Sebagai pertimbangan lain, setelah melahirkan nanti Bunda akan sibuk dengan bayi dan hampir tidak punya waktu untuk mengurus rambut, lho! Jadi punya gaya rambut yang mudah ditata akan sangat membantu!
- Gunakan straightener iron atau curling iron untuk sementara waktu.
- Gunakan clip-on extension rambut.
Artikel terkait: 7 Gaya Rambut Untuk Ibu Hamil
- Pakai gaya rambut cepol atau updos seperti Meghan Markle
- Memakai gaya rambut kepang
- Gaya Rambut Ekor Kuda juga cocok untuk Bunda dan tidak ribet melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Artikel terkait: 5 Masker rambut alami untuk atasi rambut rontok, coba yuk!
Semua ini mungkin hanya sementara, tapi setidaknya Bunda tidak terekspos oleh bahan kimia. Bersabar ya, Bun! Ingat, masa kehamilan saatnya memberi yang terbaik untuk si buah hati. Lagipula, saat hamil Bunda punya pregnancy glow yang membuat Bunda makin cantik, kok!
Itulah informasi mengenai risiko yang bisa menimpa janin jika Bunda melakukan rebonding saat hamil. Diharapkan agar ibu hamil senantiasa berhati-hati saat hendak melakukan perawatan rambut, kulit wajah ataupun perawatan tubuh yang menggunakan bahan kimia dalam prosedurnya. Karena kondisi janin di dalam kandungan sangat rentan terhadap bahan kimia yang terpapar dari perawatan yang Bumil lakukan. Semoga bermanfaat.
Referensi: Being the Parent, Babycenter India
Baca juga:
Pakai kuteks saat hamil, amankah buat janin? Ini penjelasannya!