Pernah mendengar metode read aloud? Read aloud sebenarnya bisa diartikan dengan membacakan anak buku cerita, namun dengan suara yang lebih nyaring dan jelas.
Rossie Setiawan, seorang pakar yang memahami read aloud ini memaparkan bahwa metode membacakan buku dengan suara kencang ini sangat baik dikenalkan pada anak-anak sejak dini.
Alasannya, tentu tidak terlepas dengan beberapa manfaat yang bisa didapatkan. Apa saja manfaat membacakan buku dengan metode read aloud?
“Ada beberapa hal yang menjadikan metode read aloud ini penting untuk perkembangan anak. Mulai dari menstimulasi otak anak agar berkembang secara maksimal, lalu bisa memperkenalkan anak kepada kemampuan dasar literasi, yaitu mendengarkan.
Bahkan metode ini juga memberikan kesempatan momen premium antara ibu dan anak,” ujarnya saat ditemui di acara di acara peluncuran campaign #LotteChocoPieMothersDay18.
Momen premium antara ibu dan anak ini bisa dicipatakan lewat membacakan buku, karena proses ini mengharuskan ibu dan anak fokus satu sama lain. Rossie pun menyarankan agar hal ini dijadikan sebuah kebiasaan rutin yang dilakukan sejak dini.
Menurutnya, 90% dari perkembangan otak anak terjadi pada umur 0 – 6 tahun, sehingga membiasakan membaca kepada anak harus segera dilakukan.
Faktanya, tingkat literasi di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini tentu saja mengingatkan kita semua untuk terus mendorong agar anak-anak miliki minat baca yang tinggi.
Rossie, pendiri komunitas Reading Bugs yang didirikan tahun 2007 ini pun mengingatkan, selain menjadi contoh konkret buat anak-anak, metode membaca dengan nyaring atau read aloud ini pun sebenarnya bisa memberikan banyak manfaat.
Berikut beberapa manfaat yang diperoleh jika orangtua melakukan metode read aloud pada anaknya.
1. Bisa membantu menstimulasi otak anak
Tahukah Parents bahwa anak yang dibiasakan dibacakan buku oleh orangtuanya maka saraf di otaknya akan terangsang saling terhubung? Hal ini tentu saja sangat penting untuk perkembangan bahasa dan imajinasinya.
2. Melatih pendengaran anak
Dengan membacakan cerita dengan suara nyaring, otomatis akan membuat anak mendengarkan cerita dan belajar untuk mengenal intonasi, volume suara, dan jeda. Oleh karena itu, Rossie mengingatkan, saat membacakan cerita untuk anak, Parents sebaiknya mengikuti tanda baca yang ada, dan lebih berekspresi.
3. Merangsang imajinasi anak
Tidak berbeda jauh dari mendongeng, membacakan buku juga bisa merangsang anak untuk mengembangkan imajinasinya.
4. Menciptakan momen premium antara orangtua dengan anak
Biasanya, momen membacakan cerita ini dilakukan ketika menjelang tidur atau di waktu luang lainya. Dengan membacakan cerita, bisa membangun kedekatan sehingga anak merasa dekat dengan orang tuanya. Sehingga menimbulkan perasaan nyaman kepada anak.
Jadi di kepala anak akan mengasosiasikan kegiatan membaca dengan rasa nyaman.
5. Melatih rentang perhatian dan mengingat
Pada saat Parents membacakan cerita, anak akan berlatih untuk mendengarkan dan menyimak dengan lebih baik, dan ini bisa membantu anak berkonsentrasi.
Kapan metode read aloud ini bisa diterapkan pada anak?
Saat usia emas (golden age), yaitu 0-5 tahun, anak akan dapat menyerap dengan sangat cepat. Dengan potensi yang sedemikian hebat itu, maka mengenalkan anak untuk membaca di usia dini tentunya tidak menjadi masalah, asalkan caranya tidak membuat anak stress bahkan terbebani harus bisa membaca. Yang dilakukan bukan membuat anak bisa membaca, tapi membuat anak suka membaca.
Read aloud dapat dimulai sejak dini, bahkan sejak semester ke-3 kehamilan. Karena itu semakin dini buku diperkenalkan, maka hasilnya akan semakin optimal dalam upaya menumbuhkan kecintaan anak pada buku dengan bonusnya anak akan bisa membaca dengan sendirinya.
Read Aloud juga dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Bisa di rumah, saat hendak tidur, sepanjang perjalanan berkendara, menunggu pesawat atau kereta api, atau saat menunggu antrian dokter. Yang perlu diperhatikan adalah frekuensi dan konsistensi melakukan read aloud. Rutinitas adalah kunci utama keberhasilannya.
Manfaat read aloud antara lain dapat membangun keterampilan literasi melalui pengenalan bunyi, intonasi, kemampuan mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Read Aloud juga membantu anak menambah kosa kata, terutama kosa kata bahasa buku yang dipergunakan untuk membaca.
Kedekatan orang tua dengan anak juga bisa dicapai karena anak terbiasa dengan suara orang tua dan terdapat ‘skin to skin contact’ ketika membacakan cerita, serta terdapat juga kedekatan dengan buku. Orang tua yang membacakan cerita kepada anak juga langsung menjadi contoh membaca bagi anaknya.
Baca juga:
Anak suka dibacakan buku yang sama berulang-ulang? Ternyata ini manfaatnya