Kabar bahagia datang dari seorang pendakwah dan ulama Indonesia bidang ilmu hadis dan fikih, Ustaz Abdul Somad. Pasalnya, pernikahan keduanya dengan Fatimah Az Zahra Salim Barabud yang diselenggarakan pada 28 April 2021 itu sudah dikaruniai seorang bayi berjenis kelamin laki-laki. Kekinian, putra Ustaz Abdul Somad dikhitan, usai dilakukan aqiqah.
Bayi tersebut lahir secara normal di salah satu rumah sakit ibu dan anak di Pekanbaru, 17 Februari 2022. Setelah bayi laki-lakinya yang bernama Samy Ahmad Mesbahy Ibadillah ini berusia tujuh hari, UAS begitu biasa disapa melakukan aqiqah dan mencukur rambut.
Ternyata usai menjalani sunah muakkad, UAS juga langsung mengkhitankan (sunat) putranya yang masih berusia delapan hari. Apa alasan Ustaz Abdul Somad mengkhitan anaknya di usia dini? Berikut penjelasan UAS melalui unggahan instagram pribadinya.
Bayi Ustaz Abdul Somad Dikhitan saat Usia 8 Hari
Melalui akun Instagram terverifikasi @Ustazabdulsomad_official, Jumat (25/2/2022), dibagikan prosesi khitan sang bayi pendakwah. Dalam video yang dibagikan, tampak sang bayi tak menangis saat disunat.
“Alhamdulillah Samy Ahmad Mesbahy Ibadillah, anak UAS, sudah khitan di hari ke delapan kelahirannya. Hari ke 7 aqiqah dan cukur rambut, besoknya khitan,” tulisnya.
Artikel terkait: Istri Ustaz Abdul Somad Melahirkan, sang Anak Didoakan Jadi Pendakwah Masa Depan
Alasan Ustaz Abdul Somad Mengkhitan Sang Anak
Bukan tanpa alasan Ustaz Abdul Somad mengkhitankan putra tercintanya di usia dini. Pendakwah fenomenal ini juga menjelaskan alasan dirinya memilih khitan usia dini untuk putranya. Menurut keterangan yang ia sertakan, hal itu agar tak terjadi fimosis, yaitu dimana kondisi kulup penis terlalu ketat dan tidak dapat ditarik ke belakang kepala penis.
“Khitan di usia dini amat sangat baik. Karena 80 % bayi mengalami fimosis. Ujung kulupnya kuncup, sehingga susah buang air,” lanjutnya.
Ditakutkan Akan Alami Infeksi
Ustaz Abdul Somad kemudian menjelaskan bila tak dilakukan sunat, bisa terjadi infeksi di saluran kencing.
“Karena ada smegma (tai balat) atau ampas kencing yang merupakan akumulasi sisa kencing dan kuman baik. Kalau tidak segera dibersihkan bisa menyebabkan infeksi saluran kencing,” sambungnya.
UAS juga mengungkapkan bila efek yang akan dirasakan bayi bila mengalami fimosis bisa membuat orangtua khawatir.
“Maka banyak anak kecil yang demam, dikarenakan peradangan dari smegma ini,” tutupnya.
Artikel terkait: Ustad Abdul Somad Resmi Bercerai Secara Agama dan Hukum
Fimosis pada Anak Laki-Laki
Melansir dari United Kingdom National Health Service, Fimosis pada bayi merupakan kondisi di mana kulup atau kulit kepala penis melekat pada kepala penis dan tidak dapat ditarik kembali dari sekitar ujung penis. Kondisi ini umum dialami bayi maupun anak-anak yang belum disunat.
Fimosis pada bayi merupakan kondisi bawaan lahir dan normal dialami bayi. Fimosis umumnya tidak memerlukan perawatan khusus karena pelekatan kulup dan kepala penis sejatinya akan terpisah secara alami saat anak menginjak usia 5-7 tahun.
Pada sebagian anak, fimosis dapat terjadi hingga ia memasuki usia pubertas. Jika kondisi ini dialami anak Anda, jangan khawatir berlebih selama tidak ada keluhan lain yang menyertainya.
Kondisi Fimosis pada Bayi yang Perlu Diwaspadai
Fimosis merupakan kondisi yang normal bagi anak laki-laki yang belum disunat. Namun, fimosis berisiko menimbulkan balanitis yang dapat ditandai dengan gejala berikut:
- Kepala penis terasa perih, serta tampak membengkak dan memerah.
- Keluar cairan kental dari kulup.
- Terbentuk garis putih di sekitar kepala penis yang menyerupai
- Terdapat darah pada urine.
- Rasa terbakar atau nyeri pada saat buang air kecil.
- Nyeri panggul bagian bawah.
Jika timbul kondisi tersebut, segera konsultasikan dengan dokter anak Anda agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Cara Mengatasi Fimosis pada Bayi
Krim kortikosteroid
Krim kortikosteroid yang diresepkan dokter harus dioleskan pada ujung kulit kulup penis hingga 3 kali sehari, selama 1 bulan. Tujuan penggunaan krim ini adalah untuk membantu mengendurkan kulit.
Sunat
Sunat dianggap pilihan pengobatan yang terbaik untuk fimosis. Pastikan Anda konsultasi terlebih dahulu dengan dokter terkait operasi sunat untuk bayi. Tanyakan metode, risiko, dan kapan waktu yang tepat untuk anak disunat.
Nah, semoga penjelasan di atas mengenai fimosis bermanfaat dan apabila si kecil mengalami gejala-gejala seperti di atas baiknya jangan ragu untuk periksakan ke dokter, ya Parents.
Dan juga, mari kita doakan agar anak dari Ustaz Abdul Somad segera cepat pulih pasca dikhitan.
Baca juga:
id.theasianparent.com/rumah-ustaz-populer
Mengenal Fimosis pada Bayi, Kondisi Kulup Melekat di Penis yang Belum Disunat
Putranya Alami Gangguan Fimosis pada Penis, Oki Setiana Dewi Ungkap Ceritanya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.