Sebuah puisi di Hari Ibu …
Lelaki itu pun bertanya,
Tentang Ibu.
Lalu, aku menjawab:
Ibu adalah bumi
Yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang benih-benih kehidupan
Ibu adalah bumi
Tempat setiap anak belajar berdiri dan melangkah menuju masa depannya
Ibu adalah bumi
Yang setiap jengkalnya menjadi pijakan sang anak untuk menjalani takdirnya
Ibu adalah bumi
Yang tetap tabah menanggung derita bagi buah hatinya
Ibu adalah bumi
Yang tak pernah bosan merengkuh tubuh-tubuh anak yang terlahir darinya
Sekalipun amat sedikit menunjukkan baktinya
Sekalipun amat sedikit yang mengingatnya dalam kebahagiaan
Sekalipun amat sedikit yang mau memahami dan memaklumi kekurangannya
Ibu adalah bumi
Kau tak akan mampu menanggung bebannya, sekalipun kau ingin melakukannya.
Lelaki itu terdiam.
Ia memandangku lama. Kemudian tersenyum lembut.
(memoar)
Selamat Hari Ibu
Pernahkah memikirkan bagaimana perjuangan orang tua dalam membesarkan anak anaknya. Sejak dari kandungan, kedua orang tua telah menjaga calon bayinya dengan sepenuh hati dan melakukan yang terbaik. Melalui orang tua, si kecil belajar berbicara, berjalan, berlari, dan lain sebagainya. Saat dewasa, hendaknya jangan membantah orang tua dengan ucapan yang keluar dari mulut Anda. Inilah puisi untuk ibu di hari spesialnya, mengingatkan kita tentang jasanya seumur hidup ini.
Penggalan Bait Pertama Puisi Karya Liza P. Arjanto
Di hari spesial, di bulan desember ini ia disebut sebagai bumi. Bumi merupakan kata yang diulang ulang sepanjang puisi inspiratif ini. Apa makna sesungguhnya dari kata bumi ini? Bumi merupakan tempat berpijaknya seluruh masyarakat. Bumi merupakan tempat asal tanah yang mana asal muasal seoarang manusia. Tanah pula tempat berpulangnya manusia. Oleh karna itu, Liza ingin menyampaikan bahwa kemanapun dan kapanpun jangan lupa seseorang yang membesarkan kita.
Disebutkan bahwa ia sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya benih benih kehidupan. Setiap kehidupan ini membutuhkan wanita karena ia menjadi sumber kehidupan setiap insan. Adam tidak lengkap tanpa Hawa, pada awalnya Adam hidup sendirian di bumi. Diciptakanlah Hawa untuk menemaninya dan memberikannya keturunan. Melalui perempuan, laki laki dapat meneruskan keturunanya. Setiap insan, tumbuh melalui tangan tangan ajaib seorang wanita yang selalu terulur.
Penggalan Bait Kedua Puisi Karya Liza P. Arjanto
Tempat setiap anak belajar berdiri. Ketika kecil, Anda tentu belum dapat duduk, merangkak, ataupun berdiri. Melalui tangan wanita, Anda dapat melakukan ketiganya bahkan berlari. Secara filosofis, Anda pun dapat menjalani hidup dengan seimbang berkat wanita yang melahirkan Anda. Ia akan selalu berdiri di belakang Anda untuk memastikan segalanya baik baik saja. Ia pun akan menatap setiap langkah yang Anda buat, ia pastika jalan yang Anda lalui tidak terjal.
Penggalan Bait Ketiga Puisi Karya Liza P. Arjanto
Disebutkan bahwa setiap jengkalnya mejadi pijakan sang anak untuk menjalani takdirnya. Melalui doa doa wanita tua itu, Anda dapat melangkah dengan sangat mantab. Menjalani hidup ke depannya dengan sangat baik. Setiap langkah wanita itu dapat Anda jadikan pembelajaran, sehingga Anda tidak mengulang kesalahan yang pernah diperbuatnya. Ia pun rela bersakit sakit agar anaknya dapat hidup dengan layak, nyaman, aman, dan damai.
Sebuah pengorbanan yang berharga. Akan tetapi, berharganya pengorbanan wanita tua itu terkadang tidak terlihat atau bahkan Anda abaikan. Padahal darinyalah Anda dapat berdiri di posisi saat ini. Melalui tangan, jerih payah, doa, bahkan tangisannya setiap malam, anak anaknya dapat merasakan kehidupan yang jauh lebih baik.
Penggalan Bait Keempat Puisi Karya Liza P. Arjanto
Ia disebutkan tak pernah bosan merengkuh tubuh anak anaknya. Setiap dalam kesedihan, dekapannya merupakan tempat terbaik yang pernah disiapkan Tuhan. Bahunya merupakan tempat terkokoh untuk menumpahkan segala kesedihan. Tangannya dengan sigap mengusap air mata yang meneters di pipi Anda. Sadarkah akan hal itu?
Sering kali ibu dilupakan oleh anak anaknya dalam kebahagiaannya meskipun ia tak pernah luput mengingat anaknya dalam kesehariannya. Terkadang Anda lupa bahwa setiap orang memiliki kekurangan, yang mana wanita tua itu juga memilikinya. Segala keterbatasannya membuat anak marah dan tidak memahaminya. Sadarkah akan kesalahan yang telah diperbuat?
Menjadi orang tua merupakan anugerah yang tidak dirasakan oleh semua orang. Sebagai anak, harus menyadari bahwa kehidupan yang dimiliki saat ini berasal dari wanita yang beranjak tua. Ia telah mengandung dan membesarkan dengan segala jerih payahnya. Jadilah insan yang selalu membumi, ingat terhadapnya dan berbakti kepadanya hingga akhir hayat.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.