Sebagai orang tua, tentu membanggakan jika anak kita kelak memiliki kemampuan public speaking yang baik. Namun, sebelum sampai pada titik tersebut, kita tentu harus mengasah kemampuan public speaking anak sejak dini. Bicara tentang dunia anak, ada salah satu yang menarik untuk diperhatikan, yakni sesuatu yang berkaitan dengan rasa ingin tahunya. Untuk Ibu yang memiliki dua anak balita sepertiku tentu paham betul bagaimana sehari-hari kita bergelut dengan pertanyaan ajaib dari anak-anak.
Saat mood Ibu bagus biasanya Ibu jawab secara jelas dan detail. Namun bagaimana saat Ibu sedang banyak pekerjaan? Atau bahkan sedang tidak dalam suasana hati yang baik? Tentu banyak pertanyaan ajaib anak yang kemudian dipatahkan.
Saat pertanyaan anak tidak terjawab dengan baik, biasanya anak akan merasa kecewa. Bahkan merasa pertanyaannya tersebut tidak penting. Efeknya tidak main-main lho, bisa sampai dewasa. Misalnya ia tumbuh menjadi anak yang tidak kritis, tidak percaya diri dan kurang inisiatif.
Menjadi PR besar untuk para orang tua menumbuhkan rasa ingin tahu dan sekaligus memfasilitasinya. Jika orang tua bisa menjadi ‘kamus’ pertama dalam kehidupan anak-anak di rumah, bukan hal yang tidak mungkin anak akan tumbuh optimal dengan segudang pengalaman.
Salah satu manfaat dari optimalnya stimulasi dan pengalaman tersebut adalah anak yang memiliki public speaking yang bagus.
Apa itu Public Speaking Anak?
Menurut pakar bernama Gunadi yang dikutip Wijaya (2007) public speaking adalah komunikasi yang dilakukan secara lisan tentang sesuatu hal atau topik di hadapan banyak orang untuk mempengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah opini, memberi penjelasan, dan memberi informasi.
Karena di sini konteksnya adalah anak, maka diharapkan anak dapat menyampaikan topik, ide, gagasan, dan lain-lain di hadapan banyak orang dan mudah dipahami tujuannya.
Oleh karena itu manfaat public speaking untuk anak adalah untuk meningkatkan rasa percaya dirinya dan sebagai bekal untuk masa depannya. Misalnya teknik komunikasi ini penting karena berkaitan dengan profesi.
5 Tips Mengasah Public Speaking Anak
Berikut ini beberapa tips untuk mengasah kemampuan anak dalam public speaking.
1. Mengenal usia yang tepat
Untuk public speaking sendiri sebetulnya paling efektif dimulai dari usia anak sekolah, yaitu dari tingkat TK sekitar 4 tahun. Yang perlu diperhatikan di sini adalah jangan mudah melabeli anak sebagai anak yang pemalu.
Karena sebetulnya rasa malu itu juga penting. Hal ini wajar di usia dini karena mereka baru saja mengenal lingkungannya. Dan di usia ini anak belajar adaptasi bahwa ada lingkungan di luar lingkungan keluarganya sendiri.
2. Stimulasi anak untuk berani di ruang publik
Di sini ada peran orang tua untuk mengajak anak menjadi berani. Misalnya mendorong anak untuk membayar belanjaan di kasir, minta tolong anak untuk membeli barang di warung, memesan makanan, dll. Sesuaikan dengan kemampuan dan usianya serta dalam pengawasan.
Bisa juga orang tua untuk memberikan briefing terlebih dahulu saat akan bertemu orang baru atau ke tempat baru. Namun yang perlu diperhatikan adalah don’t expect too much, alias jangan berharap terlalu banyak.
3. Perbanyak ngobrol dengan anak
Peran orang tua di rumah juga penting. Di sini orang tua bisa bertanya tentang perasaan anak di sekolah, pendapat tentang masak apa, anak memilih pakaian apa yang ingin dikenakan dan lain-lain. Intinya gali keseharian si anak agar mereka terbiasa speak up (in a good way).
Gali juga kesukaan anak dengan diajak ngobrol, bacakan buku cerita, serta minta anak untuk re-telling cerita tersebut dengan cara mereka sendidi. Nyatanya public speaking ini butuh latihan dan jam terbang.
4. Ajarkan 3V (Visual, Vocal, Verbal)
Di sini anak bisa diajarkan dan diberi teladan untuk bicara dengan hangat dan antusias. Dari segi visual bisa diperhatikan terkait dengan penampilan/cara berpakaian, sikap berdiri, gerak tangan, kontak mata, ekspresi wajah, gerak tubuh.
Sedangkan untuk vocal, ajarkan anak tentang volume suara, artikulasi, intonasi, tempo, jeda, serta pernapasan.
Untuk verbal, kita bisa ajak anak untuk mempersiapkan isi konten yang akan disampaikan, pemilihan kata, struktur kata, penguasaan materi, kosa kata dan referensi.
5. Masukkan ke kursus public speaking anak
Yang terakhir, jika diperlukan, orang tua bisa mengajak anak untuk mengikuti kursus public speaking. Di sini anak akan diajarkan secara sistematis oleh ahlinya. Namun memang don’t expect too much mengingat mereka juga masih anak-anak. Biarkan mereka juga jadi dirinya sendiri.
Paling tidak tips di atas juga aku terapkan untuk anakku yang berusia lima tahun. Nyatanya, belajar public speaking memang tidak instan, perlu berproses. Jadi nikmati saja proses stimulasinya hingga optimal, sehingga nantinya bisa melejitkan potensi mereka di masa depan.
Semoga tips public speaking anak ini bermanfaat ya. Jangan lupa untuk share ke Parents lain juga ya agar makin banyak anak yang melejit potensi dirinya!
Ditulis oleh Nurrahmah Widyawati, UGC Contributor theAsianparent.com
Artikel UGC lainnya:
Cara Jitu dari Nenek Saya untuk Mengajarkan Pola Tidur yang Baik pada Bayi Sejak Lahir
Bangun Bonding Orang Tua dan Anak, Yuk Belajar dari Deddy dan Azka Corbuzier
Cerita MPASI Pertama Bayiku, dari Bubur Ayam Mentega yang Bikin Hepi hingga Drama Penolakan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.