Menderita masalah asam lambung seperti maag atau GERD, mewajibkan seseorang untuk mengatur pola makannya, agar tidak mengalami kekambuhan berulang. Namun, bagaimana jika penderita maag ingin berpuasa? Amankah puasa bagi penderita asam lambung?
Kami merangkum penjelasan dokter tentang puasa bagi penderita asam lambung berikut ini untuk Anda!
Amankah puasa bagi penderita asam lambung?
Dokter Juwalita Surapsari, M. Gizi, Sp. GK, dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah, ditemui dalam acara Small Media Discussion RS Pondok Indah di Jakarta (29/04), menjelaskan tentang puasa bagi penderita maag.
“Puasa tidak hanya memindahkan jam makan, tetapi juga merubah jam tidur. Selain itu, kita juga akan lebih banyak melakukan aktivitas saat malam hari, jadi waktu tidur akan lebih pendek. Hal ini akan berpengaruh pada asupan nutrisi seseorang,” tutur Dokter Juwalita.
“Sebenarnya setelah kita makan, makanan tersebut hanya akan memenuhi energi selama 2 jam saja. Selanjutnya, energi yang dibutuhkan tubuh akan dibentuk dari cadangan energi. Cadangan energi tersebut berupa glikogen yang ada di liver, lemak yang ada di jaringan lemak, hingga protein di otot,” tambahnya.
Jadi apakah penderita asam lambung (maag atau GERD) boleh berpuasa?
“Mereka yang mengalami masalah lambung boleh berpuasa, namun akan lebih baik jika mereka berkonsultasi dengan dokter gizi terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk berpuasa. ”
“Selain itu, penderita maag juga baiknya tidak melewatkan sahur. Melewatkan sahur akan memperparah kenaikan asam lambung,” ujarnya.
Artikel terkait: Sakit maag saat hamil, ini yang perlu Bumil perhatikan!
Pola makan saat puasa untuk penderita maag
Juwalita mengungkapkan bahwa penderita maag atau GERD yang ingin berpuasa harus memperhatikan makanan yang boleh dan tidak boleh mereka konsumsi. Ia juga menyebutkan bahwa penderita maag atau GERD baiknya tidak mengonsumsi makanan yang sulit dicerna selama berbuka atau sahur.
“Biasanya orang dangan maag atau GERD harus menghindari makanan yang sulit dicerna oleh saluran pencernaan. Makanan yang sulit dicerna tersebut seperti gorengan dan makanan bersantan. Hal ini karena makanan yang sulit dicerna akan tinggal lebih lama dalam lambung, akibatnya rasa begah pun akan muncul,” tambahnya.
Juwalita juga mengungkapkan bahwa setiap penderita maag atau GERD memiliki pantangan atau aturan makan yang berbeda. Jadi, penderita maag atau GERD tersebut harus mengenali betul makanan yang bisa memicu kekambuhan penyakit mereka.
Artikel terkait: Stres Mengurus Rumah Tangga? Waspadai Penyakit Asam Lambung atau GERD
“Setiap orang dangan maag atau GERD memiliki pantangan atau aturan makan yang berbeda. Maka mereka harus membuat food list untuk buah dan sayur. Buah yang sering menyebabkan keluhan pada penderita maag yaitu pisang, nanas, apel, brokoli. Jadi, kalau sudah mengetahui bahwa suatu makanan bisa menyebabkan kekambuhan, maka baiknya makanan tersebut tidak dikonsumsi saat berbuka atau sahur,” jelasanya.
Juwalita menyarankan agar penderita maag atau GERD tidak langsung mengonsumsi makanan berat saat berbuka puasa.
“Porsi makanan pembuka pada penderita maag atau GERD juga harus lebih ringan. Lalu boleh dilanjutkan dengan makan berat, pada waktu makan malam,” tutupnya.
Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi Anda ya, Parents.