Melakukan program hamil saat pandemi Corona, amankah?

undefined

Sebelum memutuskan untuk melakukan program hamil saat pandemi Corona, Parents wajib ketahui pendapat dokter berikut ini.

Adalah Meta dan Andri, pasangan suami istri yang telah menikah selama 2 tahun ini sedang merencanakan untuk memiliki anak. Sejak peretengahan tahun lalu, keduanya pun sudah mulai rutin ke dokter kandungan. Sayang, sebelum dinyatakan postitif, pandemi Covid-19 muncul. Pertanyaannya, amankah melakukan program hamil saat pandemi corona?

Hal ini mungkin juga akan menimbulkan tanda tanya besar bagi pasangan suami istri lainnya.

Mengingat, salah satu upaya pencegahan adalah melakukan social distancing. Termasuk, anjuran untuk tidak mengunjungi rumah sakit. Peraturan ini tentu saja berlaku untuk semua golongan masyarakat,  termasuk ibu hamil atau pasangan yang ingin konsultasi mengenai program hamil.

Oleh karena itu, merencanakan program hamil saat pandemi Corona perlu dipikirkan matang.

Bagi ibu hamil saja, para dokter spesialis kandungan tidak menyarankan ibu hamil untuk ke rumah sakit selama pandemi Corona. Kecuali bila ibu hamil mengalami kondisi darurat.

Dalam hal ini, dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Dinda Derdameisya, SpOG dari Rumah Sakit Brawijaya menegaskan, kalau sebaiknya ibu hamil menghindari rumah sakit, kecuali mengalami kondisi darurat tertentu.

“Kalau dari obgyn sendiri ada beberapa poin yang disarankan tidak ke rumah sakit, kecuali dalam keadaan darurat atau kegawatdaruratan obstretikologi. Misalnya muntah hebat, perdarahan, pecah ketuban, terus nyeri perut hebat, tekanan darah tinggi, kontraksi atau nyeri perut hebat, nyeri kepala hebat, tidak merasakan gereakan janin, dan kejang,” jelas dr. Dinda saat dihubungi theAsianparent ID beberapa waktu lalu.

Program hamil saat pandemi Corona, haruskah ditunda?

program hamil saat pandemi corona

Untuk lebih mengetahui bagaimana pendapat dr. Dinda mengenai program hamil saat pandemi Corona, berikut ini hasil wawancara theAsianparent ID dengan dr. Dinda Derdameisya, SpOG.

  • Bagaimana bila ada pasangan yang terlanjur menjalani program hamil?

Kalau untuk program atau perencanaan kehamilan, memang dilihat dari situasi sekarang lebih baik menghindari rumah sakit. Tapi, kalau ada pasangan yang sudah menjalani program kehamilan di tengah proses, misalnya pada bayi tabung yang sudah dilakukan stimulasi, atau sudah waktunya untuk diambil sel telurnya, mau tidak mau tetap dilakukan.

  • Kalau ada kehamilan yang tidak direncanakan, alias mendadak positif hamil, bagaimana dok?

Nah kalau itu tidak apa-apa. Misalnya gini, kalau tiba-tiba positif hamil bisanya kita tahu positifnya atau nggak itu dari HcG ya. Kemudian yang harus kita pastikan itu kehamilannya, di dalam atau di luar kandungan. Nah, untuk kontrol yang pertama, menentukan kehamilan di dalam kandungan atau di luar kandungan itu boleh sekali, habis itu lebih baik ditunda.

  • Jadi, untuk konsultasi berikutnya sebaiknya boleh ditunda dulu dok?

Memang kita lebih menyarankan, kalau usia kehamilan trimester 2 boleh skip dulu kontrolnya. Karena trimester dua itu lebih tergolong aman untuk kehamilan.

Kalau trimester satu kan perlu ke dokter untuk menentukan lokasi kehamilannya, kemudian untuk melihat perkembangan awalnya itu gimana, nah itu ngga apa-apa. Tapi kalau sudah trimester 2 atau timester 3 awal itu boleh ditunda untuk pemeriksaan berikutnya.

Misalnya, oke ini sudah ada di dalam kandungan kantungnya, sudah ada detak jantung. Itu sudah aman, jadi kunjungan berikutnya bisa ditunda.

Artikel terkait: Ingin gunakan alat kontrasepsi hormonal? Simak penjelasan pakar berikut ini dulu, Bun

program hamil saat pandemi corona-1

  • Apakah benar, ibu yang memiliki riwayat penyakit sebaiknya menunda kehamilan?

Sebenarnya kalau ibu memang punya diabetes atau penyakit yang lain, harus kontrol dulu ya baru bisa memulai program hamil. Dikontrol tekanan darahnya, gula darahanya.

  • Apakah ada vaksin alternatif agar ibu hamil tidak terjangkit Corona?

Ngga ada ya, kalau sampai sekarang belum ada vaksin untuk itu. Cuma yang bisa kita lakukan adalah menganjurkan vaksin pneumokokus untuk paru, sama untuk flu. Nah, dua vaksin tersebut boleh buat ibu hamil, meskipun sebenarnya vaksin ini hanya mencegah supaya ibu hamil ngga tertular influenza jenis lain.

Jadi ngga tambah parah dengan adanya pandemi ini, dan ibu hamil masih tetap fit untuk mencegah influenza jenis yang biasa. Kan strain influenza itu banyak, jangan sampai yang paling biasa saja masih kena. Jadi lebih baik status imunitasnya dijaga dengan dua vaksin itu.

  • Bagaimana penjadwalan vaksinnya, apakah harus dilakukan di rumah sakit?

Sebenarnya di Indonesia itu belum ada vaksin rutin, vaksin flu itu belum rutin. Jadi memang obgyn sendiri ngga yang harus melakukan vaksin influenza dikehamilan berapa minggu gitu, itu engga. Tapi karena lagi pandemi gini, semua orang yang ngga hamil juga vaksin, nah itu boleh untuk vaksinasi.

Dan kalau saya menganjurkan ibu hamil yang harus vaksin atau apa, cek saja di klinik atau rumah sakit kecil. Itu kan hanya injeksi biasa kan, ngga perlu ke rumah sakit umum atau rumah sakit rujukan Covid. Untuk mencegah terjadinya penularan aja sih.

Artikel terkait: Melahirkan saat pandemi Covid-19, ibu ini berbagi kisah dan pengalaman

program hamil saat pandemi corona

  • Tips untuk ibu hamil dan mempersiapkan kelahiran di tengah pandemi Covid

Personal hygine, rajin cuci tangan, kemudian ngga usah keluar-keluar rumah, social distancing sama anggota rumah ya. jadi bukan hanya di luar, tapi di rumah sendiri juga ngga perlu yang terlalu berkelompok. Misalnya makan bareng, nggak perlu makan bersama.

Untuk yang sudah mau lahiran mungkin ada informasi-informasi yang bisa dimengerti dan dilakukan sendiri di rumah. Misalnya, rutin tensi. Karena kan kalau ke rumah sakit ngga mungkin cuma untuk tensi aja. Kemudian hitung gerakan bayinya, setidaknya dalam 1 jam ada gerakan.

Kemudian dia bisa tau juga bayinya berkembang apa nggak, misalnya objektif saja ukur lingkar pinggang. Bisanya kalau sudah masuk trimester 3, cepat perkembangan bayinya.

Penting untuk mengetahui tanda-tanda persalinan

Selain saran di atas, dr. Dinda juga mengatakan ibu hamil sebaiknya menyimpan kontak dokter atau bidan bila sewaktu-waktu ingin menanyakan sesuatu. Dan yang paling penting, ibu hamil wajib mengetahui tanda-tanda persalinan.

“Terus punya nomor telpon dokternya, jadi kalau ada apa-apa bisa langsung menghubungi dokternya, atau gunakan telemedis, konsul lewat aplikasi.

Kenali tanda-tanda persalinan. Jangan diem-diam saja tahu-tahu ketubannya sudah pecah karena dia nggak ngerti. Dan hitung juga usia kehamilannya, agar punya persiapan kapan harus ke rumah sakit, kapan harus menunda.

Bila khawatir mengunjungi rumah sakit, ibu hamil bisa memilih RSP, RSIA, klinik atau bidan. Itu lebih aman karena tidak menangani pasien covid. Kalau misalnya selama ini kontrol di rumah sakit besar, risiko tertularnya ada,” tutup dr. Dinda.

Nah sudah jelas kan Bun, terkait program hamil saat pandemi corona. Semoga informasi ini bermanfaat!

***

Baca juga

Mau melahirkan, 3 ibu hamil positif virus corona ini meninggal dunia

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.