6 Hal yang perlu dilakukan sebelum program hamil anak kedua

Jadi, apa sih yang perlu disiapkan?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Siapa di antara Parents yang sedang program hamil anak kedua? Kalau begitu, yuk, kita berjuang sama-sama.

Iya, saat ini saya dan suami memang masih mencoba untuk melakukan program hamil anak kedua. Tidak mudah memang, tapi seperti orang bijak bilang, ‘Tak ada usaha yang menghianati hasil”

Setuju?

Saat ini, anak pertama saya sudah mau berusia 10 tahun. Artinya, sudah hampir 6 tahun program untuk memiliki adik untuknya sudah saya dan suami lakukan. Tak lama setelah melahirkan, saya dan suami memang sepakat untuk menunda memiliki momongan dulu sehingga saya pun menggunakan IUD.  Baru, setelah anak pertama berusia 4 tahun, IUD saya lepas.

Saat memeriksakan diri, menurut dokter kandungan saya, dr. Soemanadi SpOG, kondisi tubuh dinyatakan sehat dan siap untuh hamil lagi.

Nyatanya? Enam tahun berlalu, keinginan untuk menambah anak nyatanya belum juga  bisa diwujudkan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sedih? Sudah jelas. Tapi kemudian saya berusaha untuk ingat, bahwa saat ini memang waktunya belum tepat. Lagi pula, kalau melihat pasangan lain yang sudah puluhan tahun berusaha mendapatkan anak, apa yang saya alami ini belum ada apa-apanya.

Malu, kalau saya mengeluh.

Infertilitas sekunder jadi kendala saat program hamil anak kedua

Lagi pula, saya pun sadar diri karena saat ini usia pun tidak lagi muda. Jumlah sel telur yang saya miliki tentu suda tidak sebanyak 10 tahun yang lalu. Sehingga ini bisa jadi salah satu faktor saya mengalami infertilitas sekunder. Suatu kondisi seseorang sulit hamil lagi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menurut dr. Sigit Solichin SpU dari RSIA Bunda, Menteng, Jakarta, pasangan suami istri yang tengah merencanakan kehamilan anak kedua namun sulit untuk didapatkan memang jadi salah satu tanda terjadinya infertilitas sekunder. Kondisi infertilitas sekunder ini bahkan bisa dialami pasangan sehat yang sebelumnya tidak mengalami gangguan reproduski.

Bahkan, Dr. Anthony Luciano, ahli kandungan dari Center for Fertility and Reproductive Endocrinology, New Britain General Hospital, Connecticut, AS mengatak bahwa 60% ibu yang sudah pernah memiliki anak bisa mengalami infertilitas sekuder.

Tapi, selama perjalanan program hamil anak kedua, saya sadar ada banyak hal yang memang perlu saya dan pasangan lakukan. Berdasarkan obrolan dengan beberapa dokter kandungan, saya pun bisa merangkum ada 5 hal yang perlu disiapkan.

Baca juga : Susah hamil kedua? Mungkin disebabkan 4 faktor ini

Saat program hamil anak kedua, lakukan hal ini dulu :

1.  Pastikan tubuh sehat

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saat mengandung, janin akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim. Kebayang tidak jika pada awalnya ‘rumahnya’ ini tidak sehat? Apa risiko yang bisa dialami si kecil nanti? Apakah ia mampu bertahan, dan tumbuh sehat?

Oleh karena itu, semua dokter kandungan selalu mengingatkan agar calon orangtua memerhatikan kesehatannya lebih dulu. Tak hanya untuk calon ibu saja, ya, calon ayah pun wajib melakukan hal serupa.

Saat ikutan sebuah seminar kesehatan, doker mengatakan kalau ingin program hamil, calon orangtua khususnya ibu perlu menyiapkan kesehatan tubuhnya lebih dulu. Memastikan asupan nutrisinya tercukupi. Langkah ini pun perlu dilakukan untuk mencegah anak mengalami stunting.

2. Tidak perlu terlalu sering berhubungan badan

Dulu, saya berpikir kalau mau hamil, ya, harus sering-sering melakukan aktivitas seksual dengan suami. Apalagi kan saat masih jadi pengantin baru, hubungan memang sedang hot-hotnya, yah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tapi faktanya, saat program hamil, baik anak pertama, kedua, dan ketiga atau pun seterusnya, dokter kandungan justru menganjurkan agar melakukan hubungan seks 2 atau 3 kali saja dalam seminggu. Alasannya memang tidak terlepas agar kualitas sperma lebih sehat.

Bahkan menurut dokter kandungan, angka kejadian hamil bagi pasangan yang bercinta 2-3 kali seminggu jika dihitung sampai akhir tahun bisa mencapai 85 % yang berhasil hamil. Bahkan dalam waktu enam bulan pertama, setelah pernikahan, angka kejadian hamil bisa 75%.

3. Melakukan pemeriksaan kesehatan

Bagaimana bisa tahu kalau tubuh sehat saat melakukan program hamil kalau tidak melakukan pemeriksaan lebih dulu? Pemeriksaan ini tentu saja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah tubuh kita sudah sehat. Tidak ada infeksi atau virus yang kelak membahayakan calon bayi.

Jika pada awalnya kita, sebagai calon orangtua tidak bisa bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik untuk anak, dalam hal ini sisi kesehatan, bagaimana nantinya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Program hamil anak kedua: Jangan lupa siapkan si calon kakak

“Ibu, kapan sih, aku punya adik? Perut ibu itu kan gendut, coba ibu ke Rumah Sakit aja, periksa ke dokter. Siapa tahu adik aku ternyata sudah ada di dalam perut ibu.”

Kalimat di atas dilontarkan anak saya ketika ia berumur 6 tahun, kelas 1 SD. Anak saya ini memang sudah nggak sabar punya adik, apalagi setelah melihat inner circle pertemanan saya semuanya memang sudah punya dua anak. Jadi, kalau ngumpul, cuma anak saya yang belum punya adik.

Saat program hamil anak kedua, menurut saya, sih, juga perlu memerhatikan dan menyiapkan si calon kakak. Paling tidak, dari sini bisa mengurangi sibling rivalry antara si kakak dan adik.

Waktu ngorol dengan Anna Surti Ariani, selaku psikolog anak dan keluarga, ia mengatakan, kalau jarak antara si kakak dan adik terlalu dekat,  hal ini memang akan terasa berat. Baik bagi orangtua dan si calon kakak.

 

Hal ini memang tidak terlepas karena kemampuan kemandirian dan percaya diri anak belum terbentuk dengan baik. Mbak Nina juga mengingatkan, orangtua sebaiknya tidak menuntuk si calon kakak untuk menjadi contoh.

Ia pun menambahkan, idealnya jarak anak dengan orangtua paling baik adalah pada tiga atau empat tahun pertama usia anak. “Jadi kalau misalnya di tahun pertama ibunya sudah hamil lagi biasanya akan ada masalah,” tambah Nina.

5. Mencari dan mencoba berbagai alternatif

Alternatif di sini, maksudnya lebih kepada bagaimana melakukan berbagai usaha untuk hamil. Alternatifnya, bisa melakukan program bayi tabung. Tapi, sebelum melakukan bayi tabung, program inseminasi bisa dilakukan lebih dulu.

Dalam hal ini, dr. Ivanderutama menjelaskan syarat untuk melakukan inseminasi. Dalam akun YouTube pribadinya, ia mengatakan kalau ada beberapa syarat yang harus terpenuhi, salah satunya adalah komponen sperma jumlahnya harus cukup sebelum melakukan inseminasi

Untuk syarat yang kedua mengenai si calon ibu sendiri, Selama sang ibu memiliki saluran telur yang baik maka inseminasi bisa dilakukan. Namun, banyak orang yang salah persepsi tentang inseminasi. Karena kemungkinan untuk hamil dengan inseminasi keberhasilannya 10-15 %. Inseminasi hanya boleh dicoba selama 3 kali. Itu juga tergantung dari umur pasien.

Artikel terkait : Program bayi tabung, ini 6 tahap proses pembuahan hingga hamil

6. Siapkan dana, dana, dan dana

Iya, punya anak itu biayanya mahal! Realistis sajalah. Hari gini, rasanya sudah bukan zamannya lagi mikir kalau banyak anak itu banyak rezeki. Ya, kalau nggak ada usaha maksimal, mau dapat rezeki gimana?

Menurut saya, sih, saat punya anak, termasuk memutuskan tambah anak, orangtua memang sudah wajib memerhatikan kebutuhan dan keperluan anak. Ini jadi salah satu bentuk tanggung jawab kita  bukan?

Jangan sampai, deh, selalu berpikir, ‘lihat saja nanti, pasti ada rezeki anak’.

Lah wong, sejak merencanakan kehamilan saja sudah butuh biaya, kok. Untuk pemeriksaan ke dokter, kebutuhan dan keperluan anak, belum lagi biaya pendidikan anak. Sudah siap belum?

***

Selain 6 hal di atas, menurut Parents yang lain, apa saja sih, yang perlu diperhatikan lagi? Yuk, share.

Baca juga :

Penyebab Stunting pada Anak Bisa Terjadi Sejak Masa Kehamilan Loh!