Bagi Anda yang memberikan anak kebebasan menggunakan ponsel dan berselancar di dunia maya, waspadalah terhadap predator seksual online yang mengincar anak-anak belia.
Seorang ayah bernama Brad Summer, mengunggah beberapa screenshot percakapan yang ada di ponsel anaknya. Percakapan sang anak dengan predator seksual online itu ia jadikan peringatan, agar semua orangtua waspada terhadap aktivitas yang dilakukan anak di aplikasi chat.
Artikel terkait: Inilah yang diincar predator seksual dari foto anak di media sosial
Karena merasa tidak nyaman, Jessy pun menunjukkan chat tersebut pada ayahnya. Brad merasa sangat marah dengan karena ada orang yang hendak melecehkan putrinya. Namun, ia juga bangga pada Jessy yang tidak mau menuruti omongan orang tersebut, dan malah berkata jujur pada ayahnya.
Si predator seksual online yang tidak tahu bahwa Jessy telah melapor kepada Brad, terus saja memaksa untuk melihat foto Jessy tanpa busana.
Hingga akhirnya Brad membalas chat orang tersebut dengan mengatakan, “Saya ayah Jessy dan saya seorang polisi. Kami telah merekam alamat dan lokasi IP kamu. Hentikan kontak apapun dengan putriku sekarang juga!”
Dalam sebuah status di media sosial bertanggal 6 September 2017, Brad menulis:
Kepada teman-teman Facebook kami, Hari ini kami mengalami kejadian yang perlu kami infokan ke banyak orang, terutama orangtua. Putri kami memiliki sebuah aplikasi yang ia gunakan bersama beberapa teman dan anggota keluarga. Awalnya aplikasi ini menyenangkan, tapi kemudian membuat amarah kami memuncak. Aplikasinya disebut musical.ly.
Pertama-tama, saya ingin mengatakan bahwa kami bangga pada Jessy, dan yang kedua kami ingin menjadikan peristiwa ini sebagai peringatan bagi keluarga lainnya.
Tolong, katakan pada anak-anak kalian untuk memberitahu orangtuanya jika ada seseorang yang meminta hal aneh seperti ini. Biarkan mereka tahu bahwa memberitahu orangtua adalah cara yang terbaik. Kami telah menghubungi polisi dan sedang menelusuri jejak pelaku. Aku tahu, banyak orang yang akan menyalahkan kami sebagai orangtua atas terjadinya peristiwa ini. Tapi kami tidak pernah mengerti pola pikir predator, dan mungkin kami juga naif karena berpikir putri kami aman menggunakan aplikasi yang kami pikir ramah anak. Kami minta untuk tidak menghakimi, dan biarkan pengalaman kami menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perlu diketahui, anak saya tidak punya ponsel pribadi. Aplikasi ini ada di salah satu ponsel saya yang digunakan saat saya dan istri ada di rumah. Jessy menggunakan aplikasi ini untuk terhubung dengan para sepupu, dan membuat lagu duet bersama Kami juga menerima pertemanan dari teman-teman sepupu Jessy, dan putri kami pikir si pelaku adalah salah seorang dari mereka. Kami tidak pernah menyangka, bahwa ada seseorang yang berpura-pura jadi anak 9 tahun untuk melancarkan aksi bejatnya. Beruntung Jessy tahu apa yang harus dia lakukan, dengan melaporkan hal tersebut pada kami, dia terhindar jadi korban predator seksual. Kami membagikan ini sebagai bahan peringatan untuk semua orangtua agar mengajarkan pada anak untuk waspada.
Anak-anak Indonesia rawan menjadi korban predator seksual online
Apa yang terjadi pada Jessy bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak kita. Apalagi, menurut laporan BBC di tahun 2013 lalu, yayasan internasional d bidang perlindungan anak Terre des Hommes International Federation (TDHIF). Anak-anak di Indonesia sangan rentan diburu oleh predator seksual di dunia maya.
Pernyataan ini dikeluarkan setelah mereka menemukan 1000 predator seksual yang tersebar di 71 negara di dunia. Mereka menggunakan program Sweetie, rekayasa komputer berbentuk anak perempuan umur 10 tahun untuk menjerat para predator seksual online.
Artikel terkait: Sweetie – Gadis Yang Jerat 1000 Predator Seks Anak
Dari 1000 predator yang terjerat Sweetie, tiga di antaranya berasal dari Indonesia. Sudaryanto, Country Manager TDHIF Belanda, mengatakan bahwa jumlah ini tidak bisa dianggap remeh. Karena sepertiga PSK di Indonesia berada di bawah usia 18 tahun.
Selain kasus kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia yang cenderung meningkat setiap tahunnya, juga semakin banyak situs porno yang bisa diakses dengan mudah di Indonesia.
Enda Nasution, seorang pengamat teknologi informasi mengatakan, kemungkinan anak menjadi korban predator seksual semakin tinggi akibat pemakaian media sosial yang terus meningkat.
Karenanya, orangtua diimbau agar selalu mengawasi anak-anaknya dalam menggunakan aplikasi apapun berbasis daring dan media sosial. Ajarkan pula pada anak untuk tidak sembarangan mengirimkan foto pada orang yang belum dikenal.
Bahkan orang yang dikenal sekalipun harus diwaspadai jika meminta hal aneh seperti foto telanjang dan semacamnya. Sebab bisa saja itu adalah predator yang sedang menyamar untuk mengincar anak.
Biasakan anak untuk selalu terbuka pada orangtua dan tidak takut menyampaikan apapun yang mengganjal di hatinya. Dengan begitu bila ada predator seksual yang menghubunginya, dia bisa segera melapor pada orangtua.
Semoga keluarga kita terhindar dari kejahatan predator seksual, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Baca juga:
Waspada Parents, Predator Seksual Anak Berkedok Akun Palsu Selebriti Beredar di Media Sosial