Anak-anak kebanyakan belum bisa membedakan mana akun asli selebriti di media sosial, mana yang bukan. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun kadang perlu waktu untuk tahu bahwa akun yang sedang ia ikuti ternyata adalah akun palsu artis idolanya.
Gunakan akun palsu untuk menjebak anak-anak
Kesulitan membedakan mana akun palsu dan asli ini membuat anak-anak rentan menjadi korban predator online yang banyak beredar di media sosial. Karena, ia berlindung di balik nama besar selebriti dunia yang digandrungi anak-anak.
Contohnya adalah kasus yang terjadi di Queensland Australia pada awal Maret 2017 lalu. Seorang pria usia 42 tahun membuat akun palsu Justin Bieber untuk memperdaya anak-anak pengguna Instagram.
Seorang ibu dari anak usia 8 tahun mengungkapkan modus yang diterima oleh anaknya. Sebelumnya, ia membeberkan bahwa anaknya adalah satu dari 903 korban kejahatan seksual yang dilakukan pria tersebut lewat media sosial.
Modus pertama ‘Justin Bieber’ palsu ini adalah mengajak anak untuk mengikuti kontes foto atau video pribadi. Hadiah dari kontes itu adalah video call dengan artis tersebut selama 5 menit.
Modus kedua adalah meminta anak-anak untuk mengirimkan foto telanjang maupun foto kelamin mereka. Jika anak-anak ragu mengirimkannya, si Justin Bieber palsu ini masuk pada modus terakhir. Yaitu berjanji akan menjaga kerahasiaan atas nama profesionalisme penyelenggara lomba.
“Banyak anak-anak percaya bahwa akun palsu yang berbicara dengannya adalah benar-benar Justin Bieber,” ujar detektif Jon Rouse kepada BBC.
Si Justin Bieber palsu tersebut berhasil memperdaya 50 anak di Amerika, 20 anak di Inggris, dan 6 anak di Australia. Hingga kini, polisi masih menelusuri korban lainnya karena sejak tahun 2007, pelaku sudah melakukan tiga kali pemerkosaan yang juga berawal dari penipuan di media sosial.
Selain akun palsu Justin Bieber, akun palsu Harry Styles yang merupakan personel One Direction pun juga mengincar anak-anak. Genna Styles, kakak dari Harry Styles, mengingatkan lewat twitter agar berhati-hati dengan akun palsu yang mengatas namakan adiknya.
Ia menulis:
Kepada orang-orang yang bertanya tentang akun @PrvtHarryStyles, akun tersebut bukanlah akun asli. Jangan mengirimkan gambar atau yang lainnya. Tetap waspada, tetaplah curiga, dan tetap aman.
Sebelum akun tersebut ditutup oleh Twitter, ia telah memiliki follower lebih dari 10.000 orang dan dilaporkan sebagai predator seksual yang mengincar anak-anak.
Hal serupa bisa terjadi pada predator seksual yang menyaru artis lokal Indonesia dengan akun palsu di berbagai media sosial. Sebagai orangtua, ada baiknya mengajarkan prinsip aman bermedia sosial kepada anak sebelum mengizinkan mereka untuk membuat akunnya.
Artikel terkait: 10 Tips Aman Mengatur Privasi Facebook
Standar batas minimal menggunakan media sosial di berbagai platform itu berbeda-beda dan ada baiknya orangtua juga memberlakukan aturan tersebut dengan tegas kepada anaknya. Misalkan pada media sosial Facebook yang memberi batasan usia minimal 13 tahun.
Mewaspadai akun mana saja yang difollow anak juga penting. Ada baiknya Parents memberikan edukasi yang cukup untuk anak agar ia tak jadi korban kejahatan para predator seksual yang berlindung di balik akun palsu selebriti.
Baca juga:
Waspada! Inilah yang diincar oleh Predator Seksual dari Foto Anak yang Tersebar di Media Sosial