Kondisi pandemi menuntut masyarakat melakukan berbagai adaptasi di seluruh aspek, termasuk pola asuh saat pandemi. Perubahan rutinitas yang signifikan sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua.
Oleh karena itu, Tokopedia mengadakan virtual media briefing bersama 4 orang narasumber, yakni, Rizki Widyastuti, Sandra Ratnasari, Fanny Fabriana, dan Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd selaku Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga.
Acara yang dilaksanakan pada Senin (28/09) mengangkat tema yang sangat menarik, yakni “Mencetak Anak Unggul dengan Cara Hidup Bijaksana dan Baik di Era PSBB”. Yuk, simak apa saja pemaparannya di sini.
Apa Saja Tantangan di Masa Pandemi?
Tantangan pengasuhan di masa pandemi tentunya terwujud dalam bentuk kondisi yang sama sekali tidak ideal. Ancaman tertularnya virus COVID-19 membuat segala kegiatan tidak bisa dilakukan di luar rumah.
Seluruh anggota keluarga harus melakukan segala aktivitas dari rumah dan membatasi pergerakan sosial. Kegiatan seperti bekerja sampai sekolah dilakukan secara online. Padahal, ada beberapa kekurangan dari sistem belajar online seperti ini, misalnya:
- Anak menjadi kurang fokus
- Terus-menerus rindu dengan teman-temannya
- Pekerjaan sekolah menjadi sangat tergantung pada orangtua
Hal ini masih ditambah dengan beban orangtua yang bekerja secara online pun meningkat. Semua keadaan ini membuat keadaan di rumah menjadi tidak kondusif untuk bisa menerapkan pola asuh dan pendekatan yang baik terhadap anak.
Artikel Terkait: 4 Penyebab Orangtua Sulit Dampingi Anak Belajar dari Rumah
Pola Asuh saat Pandemi yang Seperti Apa untuk Mengatasinya?
Kondisi pandemi dan PSBB di Jakarta memang menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Berikut ini adalah hal-hal yang bisa dilakukan kan untuk mendidik anak secara baik di era PSBB.
1. Menaklukkan Tantangan
Untuk anak-anak yang melakukan sekolah online berikut ini adalah tips untuk memaksimalkan kegiatan belajar.
- Menciptakan Suasana Seperti Kelas di Sekolah
Otak manusia terprogram dengan suasana yang ada di sekelilingnya. Ketika anak tidak memiliki ruang khusus untuk belajar, atau jika ia belajar di atas kasur dengan menggunakan baju tidur, tentunya si kecil pasti tidak akan bisa fokus.
Salah satu cara yang bisa Parents lakukan adalah menyediakan meja belajar anak serta memakaikan baju yang lebih resmi dibandingkan piyama atau baju santainya, agar ia memahami bahwa momen itu adalah waktu untuk belajar.
- Biarkan Anak Bergerak sebelum Mulai Belajar
Sudah sewajarnya bahwa anak-anak haus akan aktivitas yang melibatkan fisiknya. Daripada ia tidak bisa fokus dengan duduk tenang di depan laptop, Parents bisa menyusun kegiatan fisik untuk anak sebelum ia mulai belajar, misalnya senam sederhana yang cukup dilakukan 5 sampai 10 menit.
- Orangtua Berdiskusi dengan Guru
Tidak bisa dipungkiri, selama masa sekolah online ini, orangtua memiliki porsi mengajar yang cukup banyak terkait materi sekolah yang sedang anak pelajari.
Jika Parents merasa kesulitan dengan beban seperti ini, sebaiknya segera diskusikan materi sekolah yang dirasa sulit dengan guru terkait.
2. Pola Asuh saat Pandemi: Menjalankan Tugas Orangtua Sebaik-baiknya
Walaupun saat pandemi, Parents tentu tidak boleh melupakan tugas, khususnya untuk menerapkan pola asuh yang baik dan mengembangkan kepribadian anak. Kepribadian anak itu sendiri akan berhenti berkembang di usia 12 tahun. Di atas umur 12 tahun, sudah sangat susah untuk bisa membentuk kepribadian buah hati.
Oleh karena itu, orangtua mesti memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk bisa menanamkan nilai-nilai yang baik pada diri anak. Berikut ini adalah beberapa kepribadian yang mesti ditanamkan pada anak.
- Kemandirian
Saat sekolah online, orangtua mesti memberikan ruang bagi anak untuk bisa mencoba segala sesuatunya sendiri menjadi salah satu cara untuk bisa menumbuhkan kemandirian anak. Misalnya, dengan memberikan anak kebebasan mengerjakan tugas sesuai dengan daya tangkapnya.
Tidak masalah, kok, meski ia menuliskan pemahamannya yang sedikit keliru. Hal terpenting yang sudah ia lakukan adalah mencoba kemampuannya secara mandiri. Setelah itu, orangtua bisa membimbingnya untuk bisa mendapatkan pemahaman yang benar.
Dengan memberikan kepercayaan pada anak, ia bisa menjadi pribadi yang percaya dengan kemampuannya sendiri.
Artikel Terkait: 6 Langkah Mudah Membiasakan Anak Mandiri dan Menghemat Waktu Ibu
- Bertanggung Jawab
Sekolah daring juga bisa Parents jadikan alat untuk mengasah kemampuan anak untuk bisa bertanggung jawab. Dengan mempercayakan segala tugas pada anak untuk ia kerjakan secara mandiri, ia akan memahami tugasnya sebagai siswa dan bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
- Belajar Menerima Risiko
Sangat penting bagi anak untuk bisa memahami risiko, jika ia tidak mengerjakan kewajiban di dalam hidupnya. Meskipun, hal ini paling susah untuk dilakukan orangtua karena sering tidak tega, Parents tetap perlu memberikan pemahaman ini pada anaknya.
Hal terkecil yang bisa dilakukan supaya anak bisa belajar menerima risiko adalah dengan tidak membantu anak mengerjakan tugas yang ia sengaja lalaikan sendiri. Jika anak mendapat hukuman dari gurunya, ya terima saja supaya anak bisa memahami bahwa keputusan yang ia pilih akan membawa risiko bagi dirinya sendiri.
- Belajar Mengenali Emosi
Mengenali emosi ternyata sangat penting untuk bisa mengendalikannya. Anak perlu memahami jenis-jenis emosi yang ada di dalam dirinya.
- Memahami bahwa Kegiatan Belajar itu Menyenangkan
Paradigma tentang belajar selama ini selalu dikaitkan dengan kegiatan yang menjemukan dan membosankan. Sebelum anak dewasa, sebaiknya ia memahami bahwa proses belajar dan membaca adalah hal yang menyenangkan dan akan terjadi terus-menerus sepanjang hidupnya.
Buat anak bisa memaknai kegiatan membaca sebagai sebuah hiburan, jembatan, dan kebutuhan atas hidupnya.
Pola asuh saat pandemi tentu tetap harus berjalan dengan baik meski orangtua memiliki beban kerja yang makin berat. Semoga kondisi ini bisa segera usai dan segalanya kembali seperti sedia kala.