Tidak ada yang tak mungkin. Berkat pengalaman pahit dan kegigihannya, Karimul Hak menyelamatkan ribuan orang sakit dengan sepeda motor yang dimilikinya. Seperti apa kisah petani membangun rumah sakit ini? Simak ceritanya selengkapnya berikut.
Kisah Petani Membangun Rumah Sakit di India
Karimul, Si Petani yang Membangun Rumah Sakit
YouTuber Nuseir Yassin dalam salah satu video di kanal YouTube-nya, Nas Daily, menceritakan kehidupan singkat dari Karimul Hak.
Karimul adalah seorang petani miskin yang berasal dari India dan berhasil membangun sebuah rumah sakit untuk orang-orang tak mampu di lingkungan tempat tinggalnya. Video Nuseir yang berjudul The Farmer Who Built a Hospital ini ditayangkan di kanal YouTube-nya pada Rabu 17 Februari 2021.
“Di India kami menemukan seorang petani yang menyelamatkan ratusan orang hanya dengan menggunakan tuk-tuknya yang dimanfaatkan sebagai ambulan,” kata Nuseir mengawali monolognya.
Tuk-tuk yang dimaksud Nuseir adalah sepeda motor yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga terdapat atau terhubung dengan sebuah kereta kayu untuk mengangkut penumpang di sisinya.
“Hai, saya Karimul Hak. Orang-orang memanggil saya Ambulance Dada!” kata Karimul, si tokoh petani yang membangun rumah sakit itu.
Artikel terkait: Sambut Hari Tani Nasional, Ini Kisah 3 Petani Milenial Beromzet Fantastis!
Jadi Relawan karena Jarak Rumah Sakit Sangat Jauh
Karimul atau yang lebih dikenal Ambulans Dada tinggal di wilayah yang tidak memiliki rumah sakit –jarak rumah dengan rumah sakit terdekat sangat jauh sekali. Kondisi ini membuat ia berpikir untuk menyediakan fasilitas kendaraan agar setiap orang yang sakit bisa mudah menuju ke rumah sakit.
Akhirnya, ia pun berpikir untuk membeli sepeda motor dan menjadi relawan dengan mengantar orang sakit dan membawa mereka ke rumah sakit dengan segera.
“Semuanya dilakukan secara gratis. Dan aksinya sudah menyelamatkan banyak nyawa,” tulis Nuseir dalam videonya.
Jarak dari lingkungan tinggalnya ke rumah sakit terdekat adalah lebih dari 50 km. Tentu Anda bisa membayangkan akan seperti apa nasib semua orang-orang yang sakit yang tidak memiliki kendaraan itu.
Jarak Rumah Sakit Jauh dan Jalanan yang Ditempuh sangatlah Buruk
Sudah jaraknya jauh, medan yang ditempuh pun sangat sulit. Masyarakat di sana harus melewati sungai, kemacetan di beberapa jalan raya, hingga jalan-jalan yang rusak parah. Di mana, kata Karimul, ambulan saja sulit melalui jalan-jalan itu.
Setelah melakukan hal mulia ini hampir lebih dari setahun, Ambulance Dada berpikir untuk membuka rumah sakitnya sendiri. Ia pun membuka donasi, dan dalam waktu singkat berhasil mengumpulkan uang untuk membangun rumah sakit. Nama rumah sakitnya adalah Ambulance Dada Hospital. Karimul bahagia karena akan ada lebih banyak lagi orang sakit yang bisa tertangani dengan baik.
Dan yang terpenting, semua dilakukannya secara gratis!
Apakah Karimul sebelumnya memiliki latar belakang pendidikan kesehatan? Ternyata tidak, Bunda. Ini yang melatar belakangi apa yang dilakukan Ambulance Dada saat ini.
Artikel terkait: 9 Artis Korea Ini Ternyata Berasal dari Keluarga Miskin, Ada V BTS hingga Kim Seon Ho!
Petani Membangun Rumah Sakit, Berawal dari Kisah Pilu Meninggalnya Ibu Karimul
Laman Scroll.in menceritakan apa yang melatar belakangi Karimul melakukan tindakan kemanusiaan itu. Ini berawal ketika Karimul dan saudaranya, Khalilur, kehilangan ibunya pada Desember 1995 silam. Sebelum meninggal, ibunya yang bernama Jafarunnesa jatuh sakit. Saat itu kondisinya semakin hari semakin memburuk, hingga ia mengalami kritis di suatu malam.
Di hari itu Karimul gagal membawa ibunya ke Rumah Sakit Jalpaiguri Sadar karena jaraknya yang sangat jauh. Karimul tidak memiliki kendaraan dan di tahun itu alat komunikasi juga belum secanggih seperti sekarang ini.
Tapi saat itu Karimul masih sempat berusaha dengan pergi ke Kranti Bazaar yang jaraknya sekitar 3 kilometer dari rumahnya untuk mencari mobil guna membawa ibunya ke rumah sakit. Tujuannya ke sana untuk meminjam mobil seorang pengusaha. Pengusaha itu membolehkan, tapi sayang sopirnya sedang tidak ada malam itu.
Karimul Gagal menyelamatkan Ibunya
Ia merasa perjalanannya ke sana sia-sia. Hatinya hancur. Menghadapi krisis emosional yang luar biasa itu, Karimul duduk di pinggir jalan dan menangis tersedu-sedu, berdoa agar Tuhan menguatkan ibunya. Terbayang seperti apa rasa sakit yang terukir di wajah ibunya.
Ia lalu berlari pulang menemui ibunya, kemudian duduk di samping tempat tidur ibunya sambil memegang tangannya. Karimul terus menangis dan meminta maaf kepada ibunya yang sudah tidak sadarkan diri hingga kemudian ibunya menghembuskan nafas terakhirnya.
Selama enam bulan setelah kematian ibunya, Karimul tidak bisa tidur. Ia juga menolak berbicara dengan siapa pun dan tidak berselera untuk makan. Hingga kemudian ia tersadar untuk bangkit dan melakukan sesuatu agar tidak ada lagi orang –terutama masyarakat miskin di sekitarnya- yang mengalami hal serupa ibunya.
Tapi ambisinya untuk mewujudkan impiannya terbentur penghasilannya yang minim. Sehari-hari Karimul hanya mengandalkan dirinya sebagai pekerja buruh dengan upah harian. Membiayai kehidupan keluarganya saja sudah sangat sulit, apalagi ditambah dengan mengurus orang sakit.
Hingga suatu hari di Kranti Bazaar ia bertemu Reyaj Chowdhury, kerabatnya yang juga pengelola Kebun Teh Subarnapur. Reyaj menawarinya bekerja di kebun tehnya. Karimul setuju dan setahun kemudian ia diangkat menjadi pegawai tetap.
Mengapa Motor, Bukan Mobil?
Suatu hari di kebun teh saat sedang bekerja, salah seorang rekan kerjanya, Aijul Haque, berteriak kesakitan. Semua pekerja yang ada di sana menyadari, teman mereka yang kesakitan itu baru saja digigit ular. Karimul segera menangkap ular tersebut dan memerangkapnya dalam sebuah botol.
Kematian ibunya yang tragis karena tidak berkesempatan mendapatkan perawatan medis sekelabat menghantuinya. Karimul tak mau temannya mati tanpa pertolongan, seperti yang terjadi pada ibunya.
Tanpa pikir panjang, ia lalu menyambar sepeda motor manajernya dan meminta rekannya yang lain untuk mengikat Aijul di punggungnya menggunakan selembar kain menuju rumah sakit. Temannya yang lain juga ikut bersamanya untuk membantunya memegangi korban dan membuatnya tetap tersadar.
Saat rumah sakit jaraknya tersisa 5 kilometer lagi, mereka dihadapkan pada kemacetan yang parah. Saat itu ia juga melihat mobil ambulan lain yang membawa pasien kondisi kritis terjebak dalam kemacetan yang sama. Beruntung Karimul membawa motor sehingga ia bisa melewati kemacetan itu.
Karimul Berhasil Menyelamatkan Temannya Berkat Kegesitan Sepeda Motor
Sesampainya di rumah sakit, ia segera menunjukkan ular yang menggigit temannya, dan ternyata itu salah satu jenis ular berbisa. Kecepatan Karimul membawa temannya membuat dokter juga lebih cepat memberikan pertolongan pertama pada temannya itu. Laman Theprint.in menyebutkan, temannya itu menjadi orang pertama di desanya yang selamat dari gigitan ular!
Sekembalinya ia dari rumah sakit, Karimul melihat ambulan yang tadi ditemuinya saat menuju ke rumah sakit masih berada di antara kemacetan. Setelah ia cek, pasien di dalam ambulan itu sudah meninggal.Itulah yang menjadi alasan bagi Karimul untuk memilih sepeda motor sebagai kendaraan ambulannya.
“Sebuah motor dapat membantu menyelamatkan banyak nyawa!” kata Karimul kepada Nuseir.
Kejadian itu membuka mata Karimul bahwa hanya dengan sepeda motor ia bisa menyelamatkan nyawa orang. Gagasan membeli motor agar bisa membawa pasien miskin ke rumah sakit pun menjadi obsesinya.
Perlahan-lahan ia mulai menyisihkan sedikit uang dari penghasilannya yang juga sedikit itu untuk membeli sepeda motor. Setelah motor berhasil dibelinya, setiap kali ia mendengar ada orang miskin yang butuh perawatan medis, ia pasti dengan segera membawa mereka ke rumah sakit.
Ingin Menyelamatkan Lebih Banyak Orang
Karimul Hak menyebarkan nomor teleponnya kepada masyarakat sekitar, sehingga mereka yang membutuhkan pertolongan bisa segera menghubunginya dan dengan cepat ia akan mengantar mereka ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Orang yang diselamatkan Karimul sudah banyak sekali –terutama di masa pandemi Covid ini. Namun ia berpikir untuk menyelamatkan lebih banyak orang lagi.
Akhirnya ia membuka donasi dan dari situ ia mendapat sejumlah uang untuk membangun rumah sakitnya. Bangunan rumah sakitnya terbilang sangat kecil dan jauh sekali dari kata megah. Namun bangunan itu dan kegigihan Karimul mampu menyelamatkan dan memberi harapan kesembuhan bagi banyak orang. Terima kasih, Karimul Hak!
Artikel terkait: Viral Mahasiswi Cantik Jadi Kuli Angkut Semen untuk Bantu Keluarga, Berikut Kisahnya
Itulah kisah petani membangun rumah sakit yang bernama Karimul asal Bengal Utara, India. Kisahnya ini sudah dibukukan dengan judul: Bike Ambulance Dada, The Inspiring Story of Karimul Hak The Man Who Saved Over 4.000 Lives.
Baca juga:
Tanpa Tanda-Tanda, Ini Kisah Pilu Seorang Bayi 8 Bulan Meninggal Mendadak
Pilu, anak dua tahun kelilingi jasad kedua orangtua dan calon adik kembarnya