Istilah patah hati karena hubungan cinta yang tak berjalan mulus ternyata bukan sekedar kiasan semata. Sebuah studi terbaru menyatakan, sukses tidaknya sebuah pernikahan memengaruhi kesehatan jantung seseorang.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa mereka yang menjalani hubungan pernikahan harmonis memiliki risiko lebih rendah mengalami penyakit jantung koroner bila dibandingkan orang yang bercerai, lajang, atau pasangan yang sudah berpisah walau masih terikat pernikahan.
Ilmuwan menemukan perceraian memiliki kaitan dengan penyakit jantung kronis. Dari penelitian yang diterbitkan tahun ini oleh lembaga psikologi di Amerika menyatakan hubungan jangka panjang seperti pernikahan memengaruhi kesehatan jantung seseorang.
American Psychological Association mengumumkan hasil penelitian mereka di Universitas Utah tentang kaitan erat antara pernikahan yang bahagia dengan kesehatan seseorang. Timothy Smith dan Brian Baucon, ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini mengafirmasi hal tersebut.
Keduanya mencatat banyak kualitas dalam diri seseorang yang membuat pernikahan mereka berjalan dengan baik. Kepribadian seseorang, kemampuannya beradaptasi secara emosional, dan semacamnya, membuat seseorang lebih sehat karena mampu mengatasi stres dengan lebih baik dan pola tidur yang lebih sehat.
Karenanya, penemuan bahwa pernikahan memengaruhi kesehatan jantung bisa jadi berasal dari karakter orang itu sendiri. Pernikahan yang harmonis membuat seseorang cenderung lebih sehat karena tidak terlalu banyak stres.
Artikel terkait: 6 Langkah menuju pernikahan bahagia yang perlu Anda terapkan
Timothy Smith, seorang profesor psikologi di Universitas Utah menyatakan, “Depresi, amarah, kegelisahan, pesimisme, hingga PTSD adalah risiko yang dialami orang dengan penyakit kardiovaskular. Semua itu terkait erat dengan kesulitan yang ia alami dalam sebuah hubungan dekat.”
“Ada literatur yang menyatakan bahwa kemampuan seseorang untuk menghadapi penyakit kronis seperti jantung koroner, bisa menjadi baik atau buruk tergantung dari apakah hubungan pernikahannya harmonis atau tidak,” tambahnya.
Timothy Smith melakukan sebuah studi kecil, untuk membuktikan apakah benar sukses tidaknya hubungan pernikahan memengaruhi kesehatan jantung seseorang. Studi ini melibatkan 114 pasangan, yang diobservasi saat mereka membicarakan pertengakaran terakhir yang mereka lakukan.
Kualitas interaksi mereka dianalisa dan setiap partisipan diperiksa kesehatan jantungnya. Mereka yang cenderung memusuhi pasangan dan berada di dalam hubungan yang tidak berjalan mulus memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung koroner atau aterosklerosis.
Smith menyatakan analisa kualitas interaksi antara suami istri jauh lebih valid dibandingkan laporan pribadi dari orang yang bersangkutan. Bagaimana seseorang menghadapi perbedaan pendapat dengan pasangan bisa menunjukkan kemampuannya mengatasi stres.
Pasangan yang pernikahannya tidak bahagia cenderung lebih kasar saat bertengkar dan tidak mau mengalah. Sedangkan pasangan yang memiliki pernikahan harmonis akan dapat mengatasi masalah mereka dengan lebih cepat dan tidak berlarut-larut.
Hal ini berdampak pada level stres mereka yang memengaruhi sirkulasi darah yang dipompa ke jantung. Sebab itulah, kualitas hubungan pernikahan memengaruhi kesehatan jantung seseorang.
Nah, Parents, sekarang sudah tahu kan pentingnya menjaga keharmonisan rumah tangga? Tidak hanya mengurangi stres, namun juga menurunkan risiko terkena penyakit jantung koroner yang mematikan.
Semoga bermanfaat.
Referensi: Time
Baca juga:
Mendengarkan Omelan Istri Baik untuk Kesehatan Suami, Ini Penelitiannya