Rasanya baru kemarin si kecil belajar berjalan, tahu-tahu sekarang dia sudah mau beranjak remaja saja, ya, Bunda. Dalam perkembangan anak 5 tahun 8 bulan ini, ia semakin mandiri dan perkembangannya akan terus membuat takjub.
Pada artikel ini, kami akan mengajak Anda menjelajahi perkembangan anak 5 tahun 8 bulan. Namun, perlu diingat bahwa setiap anak melewati tahap tumbuh kembang yang berbeda-beda.
Jika Bunda merasa khawatir dengan perkembangan si kecil, jangan raguuntuk konsultasi ke dokter.
Perkembangan Anak 5 Tahun 8 Bulan: Kecerdasannya Semakin Berkembang
Perkembangan Fisik
Kemampuan motorik halus si kecil sudah semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuannya dalam melepas dan memakai pakaian dan mulai mampu mengikat tali sepatu sendiri.
Meski demikian, jangan lupa untuk tetap memberikan stimulasi fisik. Misalnya, dorong ia agar lebih sering main di luar ketimbang menghabiskan waktu di rumah sambil bermain game di ponsel.
Kenalkan ia dengan kegiatan olahraga yang beragam, apalagi jika si kecil memang terlihat antusias dalam kegiatan tersebut.
Perlu diketahui bahwa olahraga tidak hanya mendorong perkembangan fisik, melainkan bisa mengasah keterampilan kepemimpinan pada si kecil loh, Bun.
Tips:
- Bantu kemampuan motorik si kecil semakin kuat dengan lebih banyak melakukan aktivitas di luar ruangan. Sebagai contoh, ajak ia bermain lompat tali atau lomba membawa kelereng dengan sendok.
- Kembangkan juga kemampuan motorik halusnya dengan mengajarkan ia menulis. Ajak ia menceritakan kegiatannya dengan menulis buku harian secara rutin.
Kapan harus konsultasi ke dokter?
Jika anak Anda sering tersandung saat lari, tidak bisa seimbang ketika berdiri dengan satu kaki serta kesulitan memegang pensil, segera konsultasikan ke dokter karena hal-hal tersebut merupakan tanda perkembangannya yang terhambat.
Perkembangan Kognitif
Kini, si kecil mulai bisa membaca, menulis, dan berhitung. Dia juga masih akan sering melontarkan banyak pertanyaan pada Anda. Tanggapi pertanyaannya dengan sabar, ya, Bun, karena hal itu bisa semakin mendorong kemampuan kognitifnya.
Di usia ini juga merupakan waktu yang tepat untuk menanamkan kesukaan si kecil pada kegiatan membaca atau menghitung persoalan matematika dasar. Selain itu, si kecil juga sudah sangat paham akan konsep tentang hari ini, kemarin, dan esok hari.
Tips:
- Bunda sudah bisa memberikan mainan yang dapat mendorong minat si kecil pada bidang STEAM (Sains, Tech, Engineering, Arts, Maths). Misalnya, permainan balok, teka-teki, serta kegiatan seni seperti melukis dan membuat kerajinan.
- Tidak hanya permainan yang menyenangkan, Bunda juga sebaiknya mulai mengenalkannya dengan permainan yang membuat ia bepikir. Sebagai contoh, permainan menyusun kata dalam bahasa inggris seperti scrabble atau bahkan congklak.
- Ajak si kecil untuk berkegiatan di luar rumah lebih sering lagi. Ajak museum atau perpustakaan agar pengetahuannya semakin meningkat.
Artikel terkait: 5 Permainan Sains dan teknologi untuk anak, yuk buat sendiri di rumah!
Kapan harus konsultasi ke dokter:
Jika si kecil menunjukkan tanda-tanda seperti di bawah ini, segera konsultasi ke dokter.
- Ia tidak bisa berhitung sampai 20
- Si kecil tidak mampu membaca kalimat yang terdiri dari 2-3 kata sederhana. Contohnya, “Rumah itu besar”
- Sama sekali tidak penasaran dengan pengetahuan umum dan apa yang terjadi di lingkungan sekitar
Perkembangan Sosial dan Emosional
Kemampuan sosial dan emosional si kecil sudah semakin berkembang pada usia ini. Dia lebih suka bermain dengan teman-temannya dibandingkan bermain sendirian.
Selain dengan teman-temannya, anak Bunda pun mungkin saja sudah mulai ingin berkumpul dan berbincang dengan orang dewasa.
Si kecil juga sudah jarang atau bahkan tidak pernah tantrum, tetapi ia akan mulai menunjukkan perasaan stres atau frustasi dengan cara menangis atau marah. Bimbing ia untuk mengatasi perasaan tersebut dan jangan lupa tanyakan juga penyebabnya, ya, Bun.
Tips:
- Berikan contoh yang baik. Kalau Bunda meminta ia untuk bersikap sopan di depan umum, maka Bunda juga harus menunjukkan sikap yang sama di hadapannya.
- Jangan anggap remeh emosi yang si kecil tunjukkan, serta cari tahu penyebab yang membuat ia merasakan hal tersebut.
- Bunda juga sebaiknya tidak memberikan label tertentu ketika menenangkan si kecil. Misalnya, ganti ucapan “Jangan nangis, ya. Anak laki-laki itu enggak boleh nangis, loh” dengan kalimat “Kalau kamu sedih, sebagai anak laki-laki kamu boleh nangis, kok. Tapi jangan lama-lama, ya, nanti Bunda ikut sedih.”
- Mengajarkan sopan santun memang perlu, tapi jangan paksakan si kecil untuk berinteraksi secara fisik dengan orang asing apabila ia merasa segan, ya, Bun. Contohnya, memeluk atau bersalaman dengan orang baru.
- Perlu Bunda ingat, tidak selamanya si kecil ingin bermain dengan teman-temannya. Terkadang, ia juga butuh waktu untuk sendiri. Jadi, beri dia kesempatan untuk melakukan hal yang diinginkannya, ya, Bun.
Kapan harus konsultasi ke dokter:
- Adanya perubahan drastis pada sikap anak seperti tiba-tiba takut masuk sekolah atau bermain dengan temannya.
- Emosinya sering meledak-ledak dan kerap melakukan kekerasan fisik saat marah
- Ia sama sekali tidak mau bergaul dengan teman sebayanya
Perkembangan Bahasa
Anak di usia ini pada umumnya sudah bisa berbicara dengan kalimat yang lengkap, dan beberapa dari mereka bisa mengobrol menggunakan kalimat yang kompleks.
Kosa kata si kecil juga semakin banyak. Ia bahkan bisa memerintah teman atau saudaranya dengan menggunakan kalimat yang beragam.
Tips:
- Dorong anak untuk berbicara di depan cermin untuk meningkatkan kepercayaan dirinya dalam berinteraksi di depan umum
- Jangan lupa untuk mengucapkan “maaf”, “tolong”, dan “terima kasih” ketika menyuruh si kecil agar sikap sopan-santun bisa tertanam pada dirinya
- Dibandingkan ponsel, belikan ia buku agar minat bacanya tidak berkurang
Kapan harus konsultasi ke dokter?
Segera temui dokter jika si kecil tergagap saat bicara serta tidak mampu mengucapkan kalimat sederhana dengan artikulasi yang benar dan koheren.
Artikel terkait: Memilih Buku Anak Terbaik untuk si Buah Hati
Kesehatan dan Nutrisi
Berikan si kecil nutrisi yang seimbang untuk pertumbuhannya. Bunda boleh memberikan makanan siap saji kepada si kecil tetapi seimbangkan juga gizinya dengan memberikan sayur dan buah.
Pada usia ini, si kecil membutuhkan setidaknya 1.200-2.000 kalori serta air mineral yang cukup per harinya.
Jenis Nutrisi | Jumlah yang dibutuhkan per hari | Insiprasi menu makan si kecil |
Kalori | 1.200-2.000 kalori | 2 potong roti dengan butter/keju, atau segelas kecil sereal dengan susu |
Protein | sekitar seperempat cangkir | 2-3 potong kecil daging, sebutir telur, atau secangkir kecil kacang polong |
Buah-buahan | 1-1,5 cangkir | satu buah pisang dan apel, atau semangkuk buah-buahan potong |
Sayuran | 1,5-2,5 cangkir | Berikan ia setidaknya dua jenis sayuran berbeda. Sayur sup dengan potongan wortel, kembang kol, dan sayur lainnya merupakan menu yang tepat untuk anak |
Gandum | 3/4 cangkir | Nasi atau roti setidaknya sekali dalam sehari |
Susu dan sejenisnya | 2,5 cangkir | Dua gelas susu per hari, satu buah es krim, atau keju |
Tips:
- Cek kesehatan gigi si kecil dengan kontrol ke dokter gigi
- Karena ia sudah sangat aktif, pinta si kecil untuk selalu waspada. Bunda juga sudah bisa mengajari ia menggunakan alat P3K, berhati-hati ketika menyebrang, serta tidak main-main dengan colokan listrik atau benda berbahaya lainnya
- Ikut sertakan si kecil saat Bunda menyiapkan makan agar pengetahuannya tentang ragam nutrisi dan gizi bisa bertambah
- Hindari minuman bersoda untuk si kecil
Vaksinasi dan Penyakit Umum
Si kecil sudah melakukan vaksinasi wajib pada usia ini. Bunda bisa membawa si kecil ke dokter untuk melakukan vaksin flu yang dilakukan setiap tahun, serta berkonsultasi perihal vaksinasi lain yang harus dilakukan.
Penyakit umum yang kerap menyerang si kecil di antaranya adalah demam dan flu.
***
Perlu diingat bahwa perkembangan setiap anak berbeda. Maka, Bunda jangan khawatir berlebih jika anak Bunda belum memiliki keterampilan yang sama dengan teman sebayanya saat ini, ya, Bun.
Klik di sini untuk mengetahui perkembangan anak di bulan sebelumnya.
Artikel ini disadur dari tulisan Amrita di theAsianparent Singapura
Baca juga:
Waspada Jika Anak Usia 5 Tahun 9 Bulan Belum Mampu Lakukan Ini