Lawan Tradisi, Juliana Jadi Perempuan Rimba Pertama yang Kuliah

Kisah perempuan Rimba pertama yang berhasil kuliah ini sangat menginspiratif. Cibiran orang sekitar tidak menghentikan Juliana untuk mewujudkan impiannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kisah inspiratif kali ini datang dari Juliana, seorang perempuan Orang Rimba pertama yang berhasil kuliah. Dia rela melawan tradisi pernikahan dini demi melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Seperti diketahui seorang perempuan Orang Rimba harus melewati berbagai rintangan yang cukup sulit untuk bisa mengenyam pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Hal itu dikarenakan mereka masih memegang teguh adat dan menjalankan aturan adat dengan sangat ketat.

Oleh karena itu, banyak ditemukan kejadian perempuan Orang Rimba yang dipaksa menikah dengan calon pilihan orang tuanya. Bahkan, beberapa ada yang usianya belum cukup untuk menikah sehingga menyebabkan mereka harus putus sekolah di tengah jalan.

Kisah Juliana, Perempuan Orang Rimba Pertama yang Kuliah

Melihat banyak kejadian serupa di lingkungan sekitarnya, membuat Juliana terdorong untuk bisa melanjutkan pendidikannya sampai ke jenjang perguruan tinggi. Perempuan rimba yang berasal dari kelompok Dusun Kelukup, Desa Dwi Karya Bakti, Kecamatan Pelepat, Bungo ini sekarang berkuliah di Universitas Muhammadiyah Jambi. 

Saat ditemui oleh awak media beberapa waktu lalu, Juliana mengungkapkan alasannya ingin kuliah. Ternyata, alasannya cuma satu. Yaitu, dia menyadari bahwa hutan kini tidak bisa dijadikan sebagai masa depan lagi.

“Saya mau kuliah karena sadar hutan bukan lagi masa depan,” kata Juliana, dikutip dari Kompas.com.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, perempuan berusia 20 tahun tersebut juga mengatakan bahwa dirinya sudah tinggal di luar hutan sejak lahir. Sehingga kurang memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di hutan. 

Terlebih lagi, kelompoknya kini sudah tidak memiliki hutan. Karena itu, banyak dari mereka yang kemudian tinggal di perumahan bantuan pemerintah.

Di samping itu, alasan lain Juliana ingin kuliah adalah keputusan keluarganya untuk mualaf pada 2014 lalu, yang membuat dirinya terdorong untuk memiliki keahlian baru.

“Saya pilih kuliah di Universitas Muhammadiyah dan ambil jurusan kehutanan,” ujarnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lebih lanjut, dia juga mengaku ingin bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang konservasi hutan setelah menyelesaikan kuliahnya. Sebab dengan bekerja di perusahaan bidang tersebut, harapannya Juliana dapat membantu Orang Rimba lainnya supaya bisa hidup dalam hutan, tanpa khawatir akan terjadi deforestasi atau alih fungsi hutan di kemudian hari.

Artikel Terkait: Inspiratif, Kisah Hewan Peliharaan Artis Raditya Dika dan Ryan Delon

Ingin Menginspirasi Perempuan Orang Rimba Lainnya dengan Kuliah

Di sisi lain, Juliana sangat ingin menginspirasi perempuan Orang Rimba lainnya supaya tidak putus sekolah karena melakukan pernikahan dini. Namun, dia juga menyadari bahwa adat sukunya masih sangat ketat. Sehingga, tidak heran jika masih banyak perempuan di sana yang takut apabila melawan aturan.

“Takut, bang. Adat kami keras, kalau melawan adat itu kena denda (tebus) dan maaf (perempuan) Rimba bisa mendapatkan kekerasan fisik dari keluarga,” terang Juliana.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dia kemudian memberikan contoh kejadian yang dialami oleh dirinya. Ternyata, sebelum melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi, Juliana sudah dipinang oleh seorang pria kepada pamannya.

Diketahui Orang Rimba menganut adat matrilineal, yang mana seorang paman dapat menerima atau menolak lamaran seorang pria terhadap anak perempuan yang masih memiliki hubungan keluarga dengan dirinya.

Kejadian yang dialami Juliana ini menunjukkan bahwa perempuan Orang Rimba berada dalam pengaruh paman dan nenek dari garis ibunya terkait urusan pernikahan. Apabila melawan keputusan sang paman, kedua orang tuanya harus membayar tebusan atau denda adat.

Tak main-main, denda adat yang harus dibayarkan bisa mencapai dua kali lipat, dari mahar yang dibayarkan oleh pihak pria. Beruntung, ayah Juliana sangat mendukung keinginan anaknya tersebut untuk berkuliah. Dan untuk membayar denda adat tersebut, sang ayah sampai menjual kebun.

“Rasa cinta ayah begitu besar. Dia sanggup jual kebun untuk membayar tebusan (denda adat) agar saya tetap kuliah dan batal menikah,” tutur Juliana dengan ekspresi haru di wajahnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bagi perempuan Rimba yang ingin mengutarakan mimpinya tentu harus memiliki keberanian dan keberuntungan seperti Juliana. Sebab, dia sangat berani dan pantang menyerah demi meraih cita-citanya untuk kuliah. Meskipun diakuinya tetap ada rasa takut yang menyelimuti dirinya.

“Takut juga, tetapi karena dorongan kuat untuk kuliah dan Pundi Sumatera (NGO pendamping Orang Rimba), akhirnya berani juga untuk melawan tradisi,” kata perempuan 20 tahun itu.

Artikel Terkait: Kisah Anak Sopir Angkot Jadi Polisi: ”Saya Ingin Mengubah Ekonomi Keluarga”

Pernikahan Dini pada Orang Rimba

Terlepas dari itu, ternyata pernikahan dini di tengah-tengah Orang Rimba sudah menjadi tradisi. Juliana mengungkap, ada salah seorang kerabatnya yang menikah di usia 16 tahun padahal saat itu masih duduk di kelas dua SMK.

Selain kerabat, ada juga teman dekatnya yang menikah di usia 14 tahun saat masih duduk di kelas dua SMP. Sehingga temannya tersebut terpaksa harus putus sekolah karena pernikahan dini yang sudah mentradisi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Yang mengejutkannya lagi, kata Juliana, ada anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) bahkan belum baligh tetapi sudah dinikahkan oleh keluarganya.

“Yang paling muda ada kelas lima SD sudah nikah. Itu belum baligh,” kata Juliana.

Keinginan perempuan Orang Rimba untuk kuliah juga terkadang mendapat halangan dari keluarga sendiri. Seperti Juliana, dia diiming-imingi akan diberikan tiga hektar sawit apabila berhenti kuliah. Namun, karena keinginannya sangat kuat, dia tidak terbujuk dengan rayuan keluarganya tersebut.

“Tidak mau kebun sawit. Walaupun dikasih 100 hektar plus mobil, tetap saya pilih kuliah,” ujarnya lagi.

Artikel Terkait: Kisah Pria Memberi Hadiah 250 Lot Saham untuk Istri di Pernikahan

Perempuan Orang Rimba yang Kuliah Jadi Korban Bullying 

Anak kedua dari empat saudara ini mengaku menjadi korban bullying dari kerabat dekat hingga tetangga di tempat ia berasal. Menurut mereka, untuk apa Juliana kuliah kalau nanti ujung-ujungnya balik ke hutan lagi. Apalagi orang tua juga harus kerja keras demi membiayai dirinya.

“Kamu ngapain kuliah, nanti juga balik ke hutan, balik ke dapur. Enak lah berhenti kuliah bantu orang tua kerja. Kasihan sama orang tua harus kerja keras,” kata Juliana sambil menirukan omongan kerabatnya.

Mendengar omongan yang seperti itu hampir setiap waktu, membuat Juliana sempat berniat untuk kembali ke kampung halaman dan berhenti kuliah. Namun, beruntung ada organisasi yang terus mendukung dan menguatkannya untuk tidak menyerah.

Pandemi Jadi Tantangan Bagi Perempuan Orang Rimba untuk Kuliah

Anak perempuan dari pria bernama Sansu ini mengatakan, tantangan lain yang harus ia hadapi saat baru masuk kuliah adalah bertepatan dengan pandemi sehingga harus menjalani kuliah secara online. Meskipun uang kuliah ditanggung beasiswa, tetapi dia tetap harus memiliki sebuah smartphone.

Namun karena saat itu belum memiliki ponsel, Juliana sempat tidak bisa kuliah. Orang tuanya lagi-lagi harus mengambil tabungan untuk membelikannya.

“Sempat enggak bisa kuliah karena tidak punya handphone. Orang tua kuras untuk beli (HP),” katanya.

Bahkan, setelah memiliki ponsel pintar tersebut, Juliana merasa kebingungan karena baru pertama kali menggunakan ponsel dan kuliah secara online. Namun, berkat bantuan dari lembaga pemberdayaan masyarakat adat, Juliana akhirnya bisa menguasainya dengan cepat.

“Tantangan kuliah saat pandemi, susah sinyal dan mati lampu,” katanya.

Begitu kuliah sudah bisa dilakukan secara tatap muka, Juliana kemudian harus merantau ke kota Jambi. Selama jauh dari keluarganya, dia mengaku selalu merasa rindu akan suasana rumah.

“Kalau rindu pasti. Tapi saya kuat-kuatkan. Kalau sudah tak kuat, saya telepon,” sambungnya.

Sementara itu, salah seorang dosen kehutanan bernama Sri Muryati mengatakan bahwa Juliana adalah mahasiswi yang rajin. Nilai biologinya pun  yang paling bagus sehingga ia terpilih untuk menjadi perwakilan kampus di Olimpiade Biologi tingkat provinsi.

Semoga kisah Juliana, perempuan Orang Rimba pertama yang kuliah ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi untuk kita semua, ya.

***

BACA JUGA:

Sering Lakukan Kesalahan Saat Mengetik Pesan? Ternyata Ini Penyebabnya!

Kesedihan Kisah Masa Kecil Via Vallen, Tak Dekat dengan Orangtua

Setelah 20 Tahun Berlalu, Akhirnya Jennifer Lopez dan Ben Afflect Resmi Menikah!