Sebuah video yang memperlihatkan perbuatan asusila atau pelecehan di kereta menjadi viral di dunia maya. Seorang anak perempuan berusia 5 tahun diduga mendapat pelecehan ayahnya. Kejadian ini memicu banyak kemarahan dari masyarakat khususnya warganet.
Perbuatan asusila ayah terhadap anak kandungnya
Video singkat yang dibagikan secara luas, diambil oleh seorang penumpang perempuan di kereta api di provinsi Jiangxi, Cina Selatan. Dalam video tersebut memperlihatkan seorang pria dewasa tengah mencumbu seorang gadis kecil.
Sang pria terlihat mengangkat baju si anak, membelai dan menggosok punggungnya, kemudian menciumi leher dan wajah gadis kecil itu berulang kali.
Jika melihatnya lebih dekat, tampak juga bahwa sang pria menggeser tangannya ke bagian area celana dalam anak.
Terdengar suara anak tersebut berkata lirih, “Ayah, sakit. Berhenti memegang pantatku.”
Anehnya, istri dan ibu mertua dari pria itu tampaknya duduk di sampingnya selama perjalanan kereta api, tetapi keduanya terlalu sibuk dengan ponsel mereka untuk memperhatikan dan bereaksi.
Saksi yang mengambil video memperlihatkan perbuatan asusila ini akhirnya mengirimkan rekamannya ke surat kabar lokal dan komplain kepada polisi tentang kejadian itu.
Pihak berwenang lantas menyelidiki masalah ini terlebih karena video telah menjadi viral. Polisi kemudian merilis sebuah pernyataan melalui Weibo bahwa lelaki itu (yang disebut dengan nama keluarga Zhou) dan gadis dalam video itu adalah ayah dan anak perempuan.
Namun, setelah dilakukan penyelidikan dan investigasi, ternyata pihak kepolisian mengatakan bahwa tindakan pria itu, bukan penganiayaan dan tidak dapat dianggap ilegal.
“Kami dengan tulus berterima kasih kepada warga atas keprihatinan mereka,” pernyataan dari kepolisian.
Pernyataan ini jelas saja memicu kemarahan dan kekecewaan di kalangan netizen.
“Seorang pria dewasa meraba-raba bagian tubuh anak di angkutan umum, dan menciumi anak itu, jika ini tidak dihitung sebagai pelecehan pada anak, lalu apa?” tanya seorang netizen.
Wang Zhenyu, seorang pengacara di Firma Hukum Yipai yang berbasis di Beijing mengatakan, “Polisi mungkin telah menyimpulkan hal ini dikarenakan kejadian itu merupakan tindakan yang biasa dilakukan ayah pada anak perempuannya, sehingga bukan dianggap pelecehan. Tapi itu tidak logis! Tidak sedikit ayah dapat melecehkan atau bahkan memperkosa anak perempuan mereka.”
Perbuatan asusila atau pelecehan seksual pada anak bisa dilakukan oleh orang terdekat
Kasus pelecehan pada anak seperti di atas tentu saja sangat meresahkan. Terutama karena si gadis kecil itu tidak tahu bahwa dia mengalami pelecehan seksual. Alasannya, selain memang belum paham, tentu ia sangat mempercayai ayahnya.
Setidaknya, lewat kasus ini bisa kembali mengingatkan kita semua bahwa pelecehan seksual khususnya pada anak-anak bisa dilakukan oleh kenalan atau kerabat terdekat korban.
Jika pelaku adalah keluarga terdekat, korban mungkin juga merasa lebih sulit untuk mengungkapkan kebenaran karena korban tidak menyadari bahwa itu adalah pelecehan atau perbuatan asusila.
Bisa juga, korban telah diarahkan sehingga percaya bahwa yang dilakukan pelaku sebenarnya merupakan salah satu bentuk interaksi untuk memperlihatkan rasa sayang sehingga normal dilakukan.
Korban, yang masih berusia belia bisa juga telah dijanjikan ‘imbalan’. Yaitu, pelaku mungkin telah berjanji memberikan hadiah kepada korban jika dia merahasiakan ‘hubungan istimewa’ mereka. Atau, korban merasa khawatir dan takut karena di bawah ancaman?
Oleh karena itu, orangtua tentu saja wajib waspada. Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk melindungi anak-anak dari pelecehan seksual?
Tak hanya waspada, orangtua wajib membekali anak dengan pendidikan seks sejak dini. Latih anak untuk mengetahui area mana yang boleh disentuh dan tidak. Hal ini tentu saja berlaku untuk orang terdekat juga. Bahkan, saat sedang sakit, dokter sekalipun harus mendapat izin untuk memeriksa dan menyentuh tubuh anak.
Jangan lupa ajari anak-anak Anda tentang bagian-bagian pribadi, gunakan nama yang tepat untuk setiap bagian tubuh. Bukan istilah sehingga tidak membuat anak bingung.
Hal tak kalah penting tentu saja dengan membangun komunikasi efektif sehingga anak bisa bercerita setiap saat apa yang terjadi dan telah ia alami.
Disadur dari artikel Jaya di theAsianparent Singapura
Baca juga:
Tega! Seorang ayah mencabuli 3 putrinya yang berusia 1, 3 dan 5 tahun
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.