Perbandingan varian COVID-19 yang kini tersebar di Indonesia dapat membantu kita melihat seberapa tinggi risiko penularan, sehingga bisa lebih cepat mendapat penanganan medis.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengganti nama varian virus yang beredar di seluruh dunia agar lebih mudah dipahami.
Saat ini, terdapat empat varian yang paling mengkhawatirkan, yaitu varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta yang sebelumnya dikenal sebagai varian Inggris, Afrika Selatan, Brasil, dan India.
Ada juga varian Kappa yang turut membuat khawatir karena jadi varian yang sangat cepat menular seperti varian Delta.
Sementara itu, B1427 atau dikenal dengan varian Epsilon merupakan mutasi yang kini menjadi fokus peneliti.
Berdasarkan sebuah laporan, virus COVID-19 mudah bermutasi. Sehingga menciptakan lebih banyak virus baru yang memiliki daya serang tinggi. Di awal, pandemi sudah membuat setiap sektor terdampak sampai saat ini.
Kasus COVID-19 di Indonesia belum kunjung usai dan terus mengalami peningkatan. Hal ini karena kurangnya kesadaran akan ancaman COVID-19.
Dengan meningkatkan kewaspadaan, anggota keluarga dan masyarakat akan terlindungi. Selain itu, menjadi pengingat bagi masyarakat untuk tetap di rumah, apabila tak memiliki kepentingan untuk keluar rumah
6 Perbandingan Varian COVID-19
Berikut ini adalah 6 perbandingan dari setiap varian yang kini muncul di Indonesia, seperti dilansir dari berbagai sumber.
1. COVID-19 Alpha
Varian COVID-19 jenis ini dalam medis disebut B.1.1.7 atau Alpha. Mutasi virus pertama ini berasal dari Inggris, dan sudah menyebar hingga ke Amerika Serikat pada September 2020 lalu.
Para peneliti awalnya menemukan mutasi virus di Kent London dan menyebabkan banyak kasus. Hanya dalam hitungan bulan virus sudah menyebar ke London bagian Tenggara. Dua bulan kemudian, varian Alpha telah mengontaminasi 30 negara di dunia.
Varian Alpha ini membuat gejala umum pada penderitanya mengalami influenza dan rentan menyerang kaum muda. Dengan tingkat penularannya mencapai 29 persen, varian ini melebihi risiko penularan virus COVID-19 di awal.
2. COVID-19 Beta
Setelah Alpha, ada varian Beta, mutasi ini berasal dari Afrika Selatan di Desember 2020. Persentase tingkat penularan mencapai 25 persen.
Gejala varian Beta ini lebih buruk dari Alpha maupun Gamma. Beta memiliki kekebalan terhadap vaksin lebih tinggi.
Hingga saat ini, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai vaksin jenis apa yang diperlukan untuk mengurangi paparan virus Beta.
3. Varian COVID-19 Gamma
Setelah Beta, ada varian Gamma yang bermutasi ke Indonesia. Varian ini pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat pada Januari 2021. Virus ini memiliki kemampuan menularkan hingga 38 persen.
Virus Gamma ini diketahui pertama kali dibawa oleh turis asal Brasil yang melakukan perjalanan jauh. Meski begitu, hasil ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
Gejala dari varian COVID-19 Gamma tak berbeda jauh dengan Alpha. Meski bukan varian yang parah, infeksi Gamma tetap mampu menurunkan efektivitas vaksinasi.
4. Varian COVID-19 Delta
Berdasarkan WHO, strain B.1617.2 alias varian Delta adalah varian terbaru yang menjadi perhatian.
WHO meyakini bahwa varian Delta memiliki peningkatan penularan atau perubahan yang merugikan dalam epidemiologi, peningkatan virulensi atau perubahan presentasi penyakit, dan penurunan efektivitas tindakan pencegahan.
Varian Delta ini juga menjadi salah satu penyebab peningkatan kasus Covid-19. Varian Delta pertama kali muncul di Maharashtra di India pada Oktober 2020.
Sejak kemunculannya, virus Delta ini telah menyebar pesat hingga ke bagian Asia Tenggara. Setelah diteliti, ada dua jenis mutasi yaitu Delta dan Delta plus. Varian kedua lebih ganas daripada hasil mutasi pertama.
Adapun gejala umum yang dirasakan para pengidapnya yaitu sakit kepala, radang, kehilangan indra perasa dan penciuman.
Artikel Terkait: Risiko Long Covid Lebih Rentan Dialami Perempuan, Kenali Gejalanya!
Penelitian dari Public Health England memperkirakan, varian Delta memiliki nilai reproduksi 6,0, dibandingkan antara 2-3 dari varian lainnya.
Dengan kata lain, setiap satu orang terinfeksi varian Delta, maka enam orang lainnya akan tertular virus tersebut.
Tak heran, karena kondisi tersebut, tingkat penularan varian jenis ini mencapai 97 persen. Varian ini bisa ditularkan hanya dengan berpapasan selama 5 menit.
5. COVID-19 Kappa
Varian Kappa juga pertama kali terdeteksi di India. Tetapi tidak seperti varian Delta, itu tidak terdaftar sebagai varian virus yang menjadi perhatian.
WHO memperlakukan varian Kappa ini sebagai varian yang menarik. Meski begitu, varian ini tetap masih sangat menular dan berpotensi mematikan.
WHO mengatakan, varian yang menarik adalah varian yang telah diidentifikasi menyebabkan penularan komunitas atau beberapa kasus Covid-19 atau telah terdeteksi di banyak negara. SBS News mengungkapkan, varian ini juga tengah melanda Australia.
Jeroen Weimar, Deputy Secretary di Department for Health and Human Services Australia, mengatakan bahwa varian Kappa dapat menyebar melalui kontak singkat.
Varian Kappa yang memiliki kemampuan “penularan dari orang asing ke orang asing” juga dilaporkan memiliki banyak mutasi pada protein lonjakan (spike protein) yang bisa menjadi faktor yang menyebabkan penyebaran virus.
6. Varian COVID-19 Epsilon
B1427 atau dikenal dengan varian Epsilon merupakan mutasi yang kini menjadi fokus peneliti.
Varian ini menyebar luas dan menyebabkan banyak kasus positif Covid-19 di California, Amerika Serikat . Virus Covid-19 Epsilon ini dikhawatirkan akan menjadi salah satu virus yang menularkan dengan cepat dan berdampak pada lonjakan kasus baru.
Itulah 6 perbandingan varian virus COVID-19 yang perlu diketahui. Agar tidak terpapar, kita harus senantiasa berhati-hati dan lebih ketat melakukan protokol kesehatan di manapun berada ya Parents!
Baca juga:
6 Fakta COVID-19 Varian Lambda, Jadi Varian Paling Dipantau WHO
Ivermectin Diklaim Ampuh Sembuhkan COVID-19, Simak 4 Faktanya!