Di tengah wabah virus korona, perjuangan pahlawan medis seperti dokter dan perawat sebagai garda terdepan tentu perlu diapresiasi dan didukung. Sayangnya, tidak semua masyarakat bisa melakukannya. Perawat pasien Covid-19 di Perancis justru mendapatkan perlakukan tidak menyenangkan dari tetangganya.
Hal ini disebabkan masih ada pandangan yang menganggap petugas medis bisa membawa virus korona ke lingkungan rumah dan menularkannya. Hal inilah yang akhirnya membuat seorang perawat di Perancis mendapat surat ancaman dari tetangganya.
Perawat pasien Covid-19 mendapat banyak surat ancaman
Adalah Sophie Rainoldi, perawat pasien Covid-19 yang tinggal di Toulouse, Occitanie Selatan, Perancis. Ia bercerita di akun Twitternya kalau para tetangga memintanya untuk tidak memarkirkan mobilnya di samping mobil tetangga lainnya.
“Anda seorang perawat, sehingga lebih mungkin terinfeksi virus. Jadi tolong jangan parkir mobil Anda di dekat mobil lainnya. Dan tolong bawa anjing peliharaan Anda jauh-jauh dari sini,” tulis surat tersebut, dikutip dari Daily Star.
Sumber foto: Daily Star
Artikel terkait: Sembuh dari corona, pasien ini tinggalkan pesan haru untuk tenaga medis
Tidak sampai di situ, Sophie juga bercerita bahkan diminta untuk pindah dari rumahnya. Para tetangganya semakin takut jika ia terus tinggal dan menetap di sana.
Surat bernada serupa terus berdatangan hingga memenuhi kotak surat dan depan kaca mobilnya.
“Ini adalah jenis pesan yang kami terima. Semakin banyak, baik dari di kotak surat maupun di kaca depan mobil,” kata Sophie, melalui Daily Star.
Sophie sangat terkejut dan sedih mendapati semua surat itu pada situasi saat ini. Seharusnya ia mendapat semangat dari lingkungannya. Namun ia hanya bisa berkata, “Aku bukan teroris, aku pekerja kesehatan. Saya sudah menerapkan aturan kebersihan yang sesuai,” terang Sophie.
Bahkan Sophie juga mengatakan ia sudah melakukan antisipasi dengan meninggalkan atribut pelindung diri sebelum pulang.
“Saya juga meninggalkan atribut pelindung virus saya di tempat kerja. Sebelum pulang pun, saya mencuci tangan bahkan mandi untuk membersihkan tubuh saya,” lanjutnya.
Sophie manambahkan, hanya karena ia bekerja sebagai perawat bukan berarti dirinya membawa pulang virus korona atau penyakit lainnya.
Artikel terkait: Perlukah tes virus corona saat merasakan sakit ringan? Ini penjelasan dokter
Dukungan dari perawat lain yang mengalami hal serupa
Sophie Rainoldi, perawat pasien Covid-19 di Perancis yang mendapat hujatan dari tetangganya. Sumber foto: Daily Star
Sophie ternyata tidak sendiri. Perawat lainnya juga mendapatkan perlakuan serupa, sehingga mereka membuat grup WhatsApp untuk membagikan surat-surat baru yang dikirim pada mereka, dan saling mendukung satu sama lain.
“Sophie berani, biarkan orang-orang bodoh berbicara, aku juga aku mendapatkannya meski tidak seburuk itu, tapi tetap saja,” ucap perawat lain.
“Kami telah membentuk grup diskusi koordinasi profesional WhatsApp dengan rekan-rekan saya. Dan setiap hari kami melihat surat-surat yang masuk.
Menurut sebuah laporan, dia bukan satu-satunya perawat Perancis yang menerima pesan serupa. Perawat lain yang tinggal di Antibes di French Riviera juga mendapat diskriminasi yang sama di Perancis.
Para perawat dalam grup itu meminta masyarakat umum untuk menunjukkan lebih banyak solidaritas dengan petugas kesehatan, bukan mendiskriminasikannya seperti ini.
Diskriminasi perawat juga terjadi di wilayah Jakarta
Seperti kisah Sophie, perawat dan dokter yang menangani kasus Covid-19, juga pernah mendapatkan perlakuan yang sama. Dokter dan perawat di Jakarta Timur mengaku ditolak tetangganya sendiri, karena mereka takut tertular virus Corona.
Hal ini diungkapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Mereka mengemukakan penolakan terhadap dokter dan perawat Covid-19 di lingkungan domisili tinggal mereka.
“Laporan ini kami terima pada Minggu (22/3) lalu. Tidak hanya perawat tapi juga dokter di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan,” kata Ketua Umum PPNI Harif Fadhilah, dikutip dari Suara.
Menurut Harif, seharusnya masyarakat tidak melakukan diskriminasi tersebut, ia pun menganggap tindakan ini berlebihan.
“Justru sebenarnya masyarakat harus merasa beruntung ada perawat tinggal dekat tempat tinggal mereka. Tenaga medis ini lebih tahu karakteristik Covid-19 dibandingkan masyarakat awam,” katanya.
Karena itu, manajemen RSUP Persahabatan telah mengambil kebijakan untuk memfaasilitasi tempat tinggal sementara bagi perawat dan dokter yang ditolak pulang oleh tetangganya.
Selain itu, dokter dan perawat tersebut juga diberikan fasilitas kendaraan antar-jemput oleh Pemprov DKI.
Dengan adanya kasus ini, semoga semakin banyak masyarakat sadar dan bisa mengapresiasi perjuangan perawat dan dokter yang menangani Covid-19. Meskipun ada rasa khawatir, tapi mendoakan keselamatan mereka adalah cara terbaik yang bisa kita lakukan.
***
Referensi: Daily Star, Suara
Baca juga
Garda terdepan COVID-19, Cindri Wahyuni: "Kalau saya tertular, siapa yang mengurus anak?"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.