Jika dulu peran ayah dalam keluarga dianggap hanya sebatas mencari nafkah, pandangan seperti pun lambat laun kian bergeser. Di mana para ayah sudah mulai banyak terlibat dengan pengasuhan.
Biar bagaimana pun peran ayah dalam keluarga sangat penting karena akan memengaruhi tumbuh kembang dan membentuk karakter positif anak di kemudian hari.
Ross D. Parke, peneliti perkembangan sosial anak dari Universitas California, menjelaskan bahwa peran ayah dalam membesarkan anak akan membuat si kecil lebih berkembang dalam segala aspek, baik aspek motorik, kognitif, dan bahkan sosial.
Hal senada pun diunggkapkan oleh Najeela Shihab, psikolog sekaligus praktisi pendidikan. Ia mengatakan bahwa ada banyak manfaat jika peran ayah dalam keluarga tidak dibatasi.
“Jika ayah terlibat, maka tujuan pengasuhan justru bisa dicapai. Anak yang ayahnya terlibat dalam pengasuhan juga akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri, punya kemampuan berinteraksi dengan orang lain yang memiliki beragam karakter. Ayah yang terlibat dalam pengasuhan juga pada akhirnya jadi teladan bagi anak-anaknya,” paparnya.
Oleh karena itu, founder Komunitas Keluarga Kita ini mengingatkan agar para ayah ikut berperan dalam pengasuhan anak.
“Padahal ayah juga perlu memandikan anak, memberi makan, bermain dan belajar bersama anak di rumah. Ayah juga perlu terlibat dengan interaksi yang penuh kelembutan dengan anak-anaknya.”
Penting untuk digaris bawahi, momen si kecil bermain dengan ayah memang tidak hanya sebatas menjadi hiburan semata. Seringkali hal ini justru bisa menjadi media untuk bisa mengembangkan keterampilan sosial anak untuk membangun dan mengelola sebuah hubungan dengan teman atau bahkan relasi saat mereka beranjak dewasa.
Pentingnya kerja sama orangtua
Sayangnya, seperti yang diungkapkan Najeela Shihab, kadang kala peran ayah dalam pengasuhan menjadi terbatas. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar porsi ayah dalam pengasuhan perlu dipenuhi dengan baik.
“”Sayangnya ayah sering kali kurang mendapat dukungan untuk menjalankan perannya dengan baik. Bahkan saat kecil ayah juga jarang mendapat latihan, jarang main boneka atau main pura-pura atau memang ayah juga dibesarkan oleh ayah yang jarang terlibat dengan pola pengasuhan. Untuk membantu ayah sukses dan terlibat dalam pengasuhan tentu saja perlu peran seluruh anggota keluarga, khususnya peran dari ibu,” paparnya.
Perbedaan pola asuh yang diberikan oleh Bunda dan Ayah tersebut pun nantinya akan membuat tumbuh kembang anak semakin optimal. Selain itu, kerjasama antara orangtua dalam membesarkan anak juga dapat memperkuat ikatan keluarga secara keseluruhan. Maka dari itu, kerjasama yang baik antara Bunda dan Ayah sangat dibutuhkan dalam membesarkan anak.
Stigma bahwa membesarkan anak adalah tugas seorang ibu, tak jarang membuat ayah merasa minder ketika harus melakukan tugas tersebut dan berakhir untuk memilih “menyerahkan” kewajiban tersebut kepada Bunda.
Apa yang perlu dilakukan agar peran ayah dalam keluarga dan pengasuhan dapat maksimal?
Ditemui oleh theAsianparent pada acara Wonderfest 2019, psikolog anak sekaligus co-founder komunitas Tiga Generasi Saskhya Prima memberikan tips bagaimana cara mengikutsertakan ayah dalam mengasuh anak.
1. Beri kepercayaan
Seperti yang sudah dijelaskan, beberapa ayah mungkin merasa minder ketika ia harus mengasuh anak. Maka dari itu, Bunda sebaiknya memberikan kepercayaan agar ayah tidak merasakan perasaan tersebut.
Memberikan kepercayaan dalam hal ini maksudnya adalah, Bunda sebaiknya tidak terlalu ‘menghakimi’ cara ayah dalam mengasuh anak.
“Tuh, Ayah sih … udah Bunda bilang kalau sore jangan ngajak adek main di luar. Sekarang sakit, kan.”
“Ah, si adek malah kebanyakan main sama kotor-koran kalau disuapin sama ayah.”
Sebaiknya perkataan-perkataan tersebut dihindari agar suami Anda tidak merasa bersalah atau minder sehingga pada akhirnya tidak mau lagi menghabiskan banyak waktu dengan si kecil.
Sebaliknya, berikan ia apresiasi atas apa yang dia lakukan untuk buah hati kalian. Apabila ada kesalahan, beritahu ia secara perlahan dan jangan sampai terkesan menghakimi seperti contoh di atas.
2. Pembagian tugas
Buatlah pembagian tugas berdasarkan kesepakatan. Misalnya, hari ini bagian ayah yang mengantar jemput si kecil ke sekolah, besoknya giliran Bunda, dan sebagainya. Atur pembagian tugas tersebut sesuai dengan jadwal masing-masing Anda.
3. Jadikan komunikasi sebagai prioritas
Dalam membentuk kerjasama yang baik dalam mengasuh anak, komunikasi merupakan salah satu poin penting. Selalu bicarakan dengan pasangan Anda mengenai buah hati seperti sekolah mana yang cocok untuknya, mengapa anak sering tantrum, tentang masalah kesehatan dan nutrisi anak, dan hal lainnya.
Saling komunikasi ketika Anda dilanda permasalahan juga, ya, Parents. Komunikasi yang terjalin dengan baik akan membuat suatu hubungan lebih erat. Apabila hubungan kalian erat, maka kerja sama yang baik dalam mengasuh anak pun akan terjalin.
4. Playdate
Membesarkan dan mendidik anak bukan sekadar tentang memikirkan bagaimana si kecil bisa ini dan itu. Meluangkan waktu untuk bersenang-senang dengan anggota keluarga secara lengkap juga merupakan momen membesarkan anak yang tak kalah penting untuk perkembangannya yang optimal.
Jangan lupa untuk mencari jadwal kosong dan gunakan waktu tersebut untuk bermain dengan anak. Kalian bisa pergi ke arena bermain bersama seperti Wonderfest 2019 yang gagas untuk mengisi liburan anak lebih berkualitas. Pilihan lainnya, bisa mengajak si kecil bermain ke rumah nenek dan kakeknya, atau pun sekadar menghabiskan waktu di rumah sambil menggambar bersama.
Hal terpenting, biarkan si kecil merasakan bagaimana hangatnya momen yang ia habiskan bersama ayah dan bundanya.
***
Baca juga:
6 Tipe Pria yang bisa Menjadi Ayah Terbaik, Suami Bunda Termasuk Nggak?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.