Memiliki segala yang diinginkan tak menjamin seseorang bahagia. Sekalipun sudah dikelilingi oleh orang-orang yang dicintai dengan fasilitas yang cukup, beberapa pasangan usia 30an masih merasa kesepian.
Perasaan kesepian tak ada hubungannya dengan kesendirian. Sekalipun ada pasangan dan anak-anak yang selalu ada setiap harinya, merasa kesepian pada manusia adalah suatu hal yang berbeda.
Ada perasaan kosong sekalipun kita sedang makan enak, ada kehampaan yang terasa menyesak sekalipun sedang memeluk pasangan.
Jika kita tak bahagia dengan diri sendiri, akan sulit membahagiakan orang-orang di sekitar. Merasa kesepian bisa membawa seseorang ke jurang depresi yang dalam.
Jika Anda melakukan beberapa hal dari 9 poin ini, berarti faktor penyebab kesepian itu adalah diri sendiri.
1. Perangkap uang
Saat usia 20an, kita bekerja keras untuk memenuhi gaya hidup dan mencapai karir ideal. Namun, begitu usia 30 tahunan datang, segala kemapanan yang diimpikan bisa jadi terasa getir.
Saat Anda sibuk bekerja pada usia 20an tersebut, ada banyak teman-teman lama yang tak sempat disapa. Namun ada teman-teman seprofesi yang ada di sekitar kita.
Saat Anda mulai jenuh dengan kehidupan rumah dan pekerjaan, tak ada tempat lari lagi. Teman-teman yang dulu pernah ada masing-masing sibuk dengan kehidupannya sendiri.
Sedangkan, teman-teman di sekitar Anda akan pergi jalan dengan orang yang sesuai dengan kelas sosial dengan gaya hidup yang sama. Perlahan, kondisi monoton ini akan membuat Anda merasa kesepian.
Artikel terkait: Mencegah perselingkuhan dengan teman kerja.
2. Tinggal di pemukiman padat
10 tahun lalu, saat usia Anda masih 20an, jalanan belum semacet sekarang. Ada rasa malas yang mendera untuk sekedar bertemu dengan teman lama.
Malas macetnya, malas jauhnya, malas hujannya, malas pulangnya, dan setumpuk alasan malas lainnya. Apalagi jika Anda tinggal di pemukiman padat maupun apartemen yang setiap harinya harus melihat tembok.
Keadaan yang terjadi terus-menerus akan membuat kita jenuh. Rasanya antar satu orang dengan yang lainnya terpisah oleh tembok tebal yang sulit untuk ditembus.
Merasa kesepian hanyalah satu dari banyak perasaan melankolis lainnya yang singgah di benak Anda. Apalagi jika manusia di sekitarnya perlahan mulai bertingkah seperti tembok yang sulit untuk saling berbagi dan mendengarkan.
3. Saling ketergantungan
Sebagai suami istri, ide menikah diputuskan saat Anda dan pasangan merasa cocok untuk hidup bersama. Anda mencintainya dan begitu pun sebaliknya.
Apa yang Anda pikirkan disetujui olehnya, begitu pun sebaliknya. Atmosfer seperti itu berlangsung selama bertahun-tahun tanpa ada variasi pendapat maupun perbedaan.
Memiliki tim yang selalu setuju dan kompak memang menyenangkan. Namun, membiarkan situasi itu terus berlangsung akan membuat hidup jadi stagnan.
Rasa saling ketergantungan itu akan membawa seseorang pada rasa kesepian yang dalam jika salah satu berubah maupun ada situasi di mana satu orang tak mampu untuk menopang lainnya.
Sekalipun hidup sebagai suami istri, kemandirian pendapat dan sikap juga diperlukan untuk menguatkan jika ada salah satu yang tumbang. Jika perlu, masukkan kemandirian finansial sebagai prioritas utama.
4. Ketidakseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi
Saat masih usia 20 tahunan, Anda akan sibuk untuk bekerja meraih semua ambisi yang ada. Terlalu memprioritaskan pekerjaan tanpa peduli urusan lainnya akan membuat Anda menyadari bahwa satu persatu, orang-orang yang Anda cintai pergi.
5. Tidak mau berkompromi
Saat usia 30an, banyak dari kita mulai berasumsi macam-macam kepada teman kita. Misalnya, hanya karena Anda memiliki anak, bukan berarti teman Anda yang single tak ingin tetap bergaul bersama Anda. Hanya karena seseorang itu tampak selalu membawa keluarganya, bukan berarti ia tak mau untuk nongkrong berdua saja dengan Anda.
Tak perlu menahan diri untuk coba berkompromi dengan lingkungan sekitar. Siapa tahu kesepian teman-teman Anda akan terisi dengan kehadiran Anda.
Tak perlu membatasi pergaulan berdasarkan status pernikahan maupun sosial, karena barangkali kalian menjalin hubungan pertemenan yang baik. Jika tidak memulainya, mana kita tahu kan?
6. Kurang antusias menjalani hari
Rutinitas membuat segalanya berjalan sangat biasa-biasa saja. Saat Anda mulai menyadari besok adalah hari kerja, semangat liburan Anda bisa menguap begitu saja.
Merasa kesepian sering dimulai dengan tak adanya gairah untuk menjalani hidup yang lebih berwarna. Memecah keadaan itu dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang spontan dan menyenangkan akan membuat hidup Anda lebih bergairah lagi.
7. Tidak memelihara hubungan dengan sahabat lama
Seorang sahabat akan membuat kita menyadari bahwa ada banyak hal yang berubah. Apalagi jika kalian memang memiliki teman-teman yang sama.
Akan selalu ada hal yang dibicarakan. Misalnya membicarakan teman sekelas saat kuliah dulu. Ia juga bisa dimintai pertimbangan soal perubahan apa saja yang harus dilakukan ke depannya.
8. Ingin selalu terlihat sebagai orang “baik”
Memiliki perasaan ingin menjaga perasaan banyak orang memang sebuah kewajaran. Namun, “topeng” yang terus menerus dipakai ini tidak akan membuat Anda jadi diri sendiri.
Terlalu banyak berbasa-basi akan membuat Anda lelah. Setidaknya, biarkan satu dua orang terdekat mengetahui apa yang Anda pikirkan agar dapat bertukar pikiran dengan nyaman.
Selain itu, ingin selalu disiplin dengan gaya hidup yang strict akan membuat orang sungkan mengajak Anda makan bersama. Misalnya, Anda vegetarian yang selalu komplain jika acara kumpul-kumpul diadakan di restoran steak.
Memiliki standar kehidupan yang baik memang melegakan. Namun, menerapkan standar tersebut sambil memprotes banyak hal yang tak sesuai dengan standar Anda akan membuat orang-orang ragu untuk mengundang Anda lagi.
9. Tidak punya teman baru
Sibuk bukan berarti menghalangi Anda untuk punya teman baru. Di era sosial media, teman baru begitu mudah didapatkan, bukan?
Memiliki teman memang berbeda dengan berkenalan dengan seseorang yang baru. Jika ada seorang teman yang masuk dalam kehidupan Anda, pastikan juga ya bahwa dia ada di “radar” aman.
Jangan sampai teman ini nantinya justru membuat hubungan Anda dan pasangan merenggang. Memiliki teman baru membuat Anda bisa berbagi dengannya tentang kegundahan hati yang membebani Anda. Pastikan bahwa dia memang bisa dipercaya.
Itulah 9 kesalahan yang biasa dilakukan oleh pasangan usia 30 tahunan yang membuat mereka merasa kesepian. Poin-poin di atas sudah diterapkan oleh pasangan suami istri penulis Annie Worth and Ryan McKee.
Merasa kesepian tak selalu membuat diri Anda sedih. Justru itu bisa memotivasi agar seseorang dapat melakukan perubahan besar dalam hidup yang lebih berkualitas lagi.
Selamat mencoba.
Baca juga:
Surat Terbuka Seorang Ibu Rumah Tangga yang Hampir Depresi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.