Apakah anak sering mendengkur dan terbangun dari tidur akibat tersedak atau sesak nafas di tengah malam? Hati-hati, bisa jadi itu tanda dari penyakit sleep apnea pada anak.
Apa itu penyakit sleep apnea?
Sleep apnea merupakan salah satu gangguan tidur yang cukup serius. Dimana jalan nafas seseorang terhenti sebagian atau berulang selama tidur.
Dalam dunia medis, sleep apnea dibedakan menjadi dua. Pertama, sleep apnea obstruktive (OSA) yang disebabkan karena adanya penyumbatan pada saluran pernafasan. Kedua, sleep apnea central (CSA) yang disebabkan karena ketidakstabilan dalam pusat kendali pernapasan, sehingga otak gagal memberi sinyal pada otot untuk bernapas.
Rata-rata penghentian napas akibat sleep apnea terjadi selama 10-60 detik. Namun pada kasus tertentu, penghentian napas dapat terjadi setiap 30 detik. Kondisi inilah yang membuat penderita sleep apnea sering terbangun akibat tersedak atau sesak nafas di tengah malam.
Artikel terkait: 5 Tips agar bayi bisa tidur nyenyak semalaman, Bunda wajib baca!
Perbedaan penyakit sleep apnea pada anak dan orang dewasa
Pada umumnya, penyakit sleep apnea hanya dialami oleh orang dewasa. Namun tak menutup kemungkinan pula bila dialami oleh anak-anak.
Diagnosis dan perawatan dini sleep apnea pada anak sangat penting untuk dilakukan. Hal ini demi mencegah komplikasi yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan kognitif, dan perilakunya di masa depan.
Ada perbedaan yang cukup mencolok antara sleep apnea pada anak dan orang dewasa. Sleep apnea pada orang dewasa membuatnya merasakan kantuk yang amat sangat di siang hari. Berbeda dengan sleep apnea pada anak yang membuatnya memiliki masalah perilaku di siang hari.
Penyebab yang mendasari kedua perbedaan tersebut ialah karena sleep apnea pada anak cenderung disebabkan karena masalah pembesaran kelenjar gondok dan amandel. Berbeda dengan sleep apnea pada orang dewasa yang cenderung disebabkan karena masalah obesitas.
Selain karena masalah pembesaran kelenjar gondok dan amandel, ada pula beberapa penyebab lain sleep apnea pada anak. Seperti:
- Obesitas
- Alergi
- Sindrom genetik seperti down syndrome
- Masalah otak yang mengganggu saluran pernafasan
- Riwayat keluarga
- Kelainan dengan otot tenggorokan
Gejala sleep apnea pada anak
Ada beberapa gejala sleep apnea pada anak:
- Mendengkur
- Mendengus atau terengah
- Nafas berat saat tidur
- Gelisah saat tidur
- Ngompol
- Merasa ngantuk
- Tidur sambil berjalan
Karena kesulitan tidur nyenyak di malam hari, maka anak mungkin akan mengalami beberapa masalah:
- Sulit bangun di pagi hari
- Lelah di siang hari
- Selalu mengantuk
- Performa buruk di sekolah
- Sulit fokus
- Memiliki masalah belajar
- Perilaku yang buruk
- Berat badan tidak ideal
- Hiperaktif
Perawatan untuk anak yang mengalami penyakit sleep apnea
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada beberapa penyebab sleep apnea pada anak. Berdasarkan beberapa penyebab tersebut, berikut ini perawatan yang dapat Anda berikan.
a. Pembesaran kelenjar gondok dan amandel merupakan beberapa penyebab umum sleep apnea pada anak. Menjalani operasi pengangkatan jaringan seringkali memperbaiki gejala hingga 90% kasus sleep apnea pada anak.
b. Bila anak mengalami sleep apnea karena masalah obesitas. Maka manajemen berat badan dan program gaya hidup yang sehat sangat penting untuk menjaga berat badan anak tetap ideal.
c. Terapi tekanan jalan nafas positif berkelanjutan (CPAP) mungkin disarankan untuk merawat sleep apnea pada anak.
d. Peralatan mulut atau gigi mungkin akan direkomendasikan untuk anak-anak yang lebih besar. Sebab pertumbuhan tulang wajahnya sebagian besar sudah lengkap.
e. Obat alergi dapat direkomendasikan jika alergi musiman menyebabkan atau memperburuk gejala sleep apnea.
f. Obat asma atau inhaler juga kadangkala dapat membantu sleep apnea.
Bila gejala sleep apnea tetap berlangsung ketika mendapatkan perawatan rumahan, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan pada dokter untuk segera mendapatkan pengobatan yang dibutuhkan.
Semoga informasi ini bermanfaat.