Parents, Kenali Perbedaan Antara Stres dengan Penyakit Mental Gangguan Kecemasan Pada Anak ini

Stres dan gangguan kecemasan adalah dua hal berbeda yang sekilas tampak sama. Segera beri penanganan yang tepat sebelum ia mengalami penyakit mental yang lebih berbahaya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Stres dan gangguan kecemasan (anxiety disorder) tidak hanya dialami oleh orang dewasa. Sejak kecil, anak-anak sebenarnya sudah bisa menampakkan kedua hal tersebut sekalipun banyak orangtua yang belum terlalu memperhatikannya.

Beratnya beban maupun ujian di sekolah, masalah di keluarga, keinginan yang tidak terpenuhi, bullying, adalah faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami stres. Sedangkan, gangguan kecemasan adalah sebuah penyakit mental yang jika tidak ditangani dengan serius akan membuat anak mengalami kesulitan dalam kehidupan sehari-harinya.

Agar dapat membantu anak mengatasi masalahnya, Parents perlu menelisik lebih dalam. Karena antara stres dan gangguan kecemasan memiliki ciri dan penanganan yang berbeda. Stres memang bisa memicu gangguan kecemasan, tetapi tak semua gangguan kecemasan berasal dari stres.

Berikut perbedaan stres dan gangguan kecemasan pada anak:

1. Durasi

Stres: Kondisi anak akan membaik ketika masalahnya sudah selesai maupun saat diberi hiburan tertentu yang meringankan hatinya. Misalnya, saat musim ujian sudah berlalu dan saat liburan telah tiba.

Gangguan kecemasan: Terjadi terus-menerus pada anak, bahkan di saat yang seharusnya ia bisa menikmati kesenangannya. Misalnya, ketika masalah yang menimpa anak sudah berlalu, anak masih sering mengalami cemas tanpa memiliki sebab khusus (stressor).

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Reaksi tubuh dan perubahan perilaku

Stres: Stres adalah mekanisme alami dalam tubuh ketika terjadi peningkatan adrenalin sehingga memacu peningkatan darah tinggi dan degub jantung. Adanya stres membuat anak akan berpikir bahwa ia harus melakukan hal yang lebih baik lagi di masa depan.

Gangguan kecemasan: Tidak hanya tekanan darah tinggi dan degub jantung yang meningkat. Anak dengan gangguan kecemasan akan mudah lelah dan panik tentang segala sesuatu. Bahkan mereka akan merasakan tubuhnya sakit dan nafasnya jauh lebih sesak dari keadaan normalnya.

Perut sering mulas, susah tidur, pusing, dan memiliki kebiasaan seperti menggigiti kuku serta menjambak rambutnya sendiri. Anak juga mudah berubah suasana hatinya dan cenderung malas untuk bersosialisasi. Bahkan, ia memiliki kecenderungan untuk tak mau pergi sekolah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Penyebab

Stres: Akar permasalahan stres bisa lebih mudah ditelusuri dan dimengerti orangtua karena hanya terjadi saat masalah tersebut datang. Bahkan anak bisa menjelaskan masalah apa yang menimpanya sehingga ia stres. Misalnya, perceraian orangtua, pindah rumah, ujian sekolah, masalah di sekolah, memiliki anggota keluarga baru, dan lainnya.

 

Gangguan kecemasan: Sikap anak yang mudah marah, mudah panik, sensitif, dan benar-benar tampak sangat pemalu seolah tak punya keberanian dalam banyak hal yang terjadi terus menerus. Seringkali, anak juga tidak mengerti mengapa ia mengalami kecemasan terus-menerus.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sekalipun Anda sedang mengajaknya berlibur, gangguan kecemasannya akan tetap muncul. Sehingga mungkin Anda akan bingung dan lelah karena kehilangan cara untuk membuat anak terlihat bahagia.

4. Gejala dan efeknya

Stres: Pusing, mengalami kejenuhan, atau jadi lebih tidak bersemangat. Gejala ini akan hilang seiring dengan berjalannya waktu dan selesainya masalah.

Gangguan kecemasan: ADAA (Anxiety and Depression Assosiation of America) menyebutkan bahwa anak dengan gangguan kecemasan rentan menjalar ke gangguan dari gejala sakit mental yang lainnya. Diantaranya adalah gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, sifat sangat pendiam yang selektif pada beberapa orang serta terjadi di saat-saat tertentu saja, dan mengalami beberapa fobia.

Anak dengan gangguan kecemasan cenderung memiliki performa sekolah yang buruk, tampak kurang pengalaman dalam menjalani kehidupan sehari-hari, susah konsentrasi, dan cenderung jadi target bullying dari teman-temannya.

5. Penanganan

Stres: Anda dapat membantu anak meredakan stres anak dengan membantunya mencari solusi atas masalahnya. Liburan, memberikan hadiah, atau dukungan psikologis seperti pelukan akan membuatnya jadi lebih tenang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Gangguan kecemasan: Pertolongan dari psikolog terapis maupun psikiater akan dapat membantu anak untuk mengurangi dan mengontrol kecemasannya. Karena gangguan kecemasan akan dapat membawa anak ke penyakit mental yang lebih serius, depresi misalnya. Jika tak segera ditangani, anak akan mengalami hambatan dalam perkembangannya.

Mengurangi tuntutan pada anak dan sikap perfectionist orangtua akan membuat beban stres anak lebih ringan. Berdialog dengan anak tentang apa yang ia inginkan sambil mengembangkan bakat anak akan membuatnya merasa lebih terarah dalam menjalani kehidupan sehari-harinya sehingga ia menjalani apa yang ia senangi.

Kecemasan memiliki beberapa jenis, yaitu gangguan kecemasan dan gangguan kecemasan anak secara umum. Perbedaannya adalah, anak dengan kecemasan biasa tetap bisa menjalankan kegiatan sehari-hari dan fungsi sosialnya masih berfungsi.

Sedangkan anak dengan gangguan kepanikan (anxiety disorder) dan gangguan kecemasan umum akan kesulitan mengatur jadwal keseharian dan hidupnya. Tanyakan pada psikolog maupun psikiater jenis kecemasan apa yang ada pada anak Anda.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Orang terkenal seperti Abraham Lincoln, Adele, Scarlett Johansson, dan Emma Stone adalah contoh orang dengan gangguan kecemasan yang bisa tetap sukses menjalani karirnya. Dukungan cinta Anda akan membuat anak yang memiliki stres dan gangguan kecemasan bisa jadi bintang yang bersinar seperti mereka.

 

Referensi: Pop Sugar, Very Well, Calm Clinic.

 

Baca juga:

id.theasianparent.com/mengenali-dan-membantu-anak-stres-karena-ujian/

 

 

Penulis

Syahar Banu