Waspada! Bayi ini terjangkit virus berbahaya setelah duduk di troli belanja

Peringatan bagi orangtua yang sering mengajak bayi berbelanja ke supermarket dan menggunakan troli!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sadarkah Anda bahwa kondisi troli atau keranjang yang digunakan saat berbelanja sebenarnya tidak bersih? Bahkan bisa berisiko menyebabkan penyakit meningitis pada bayi Anda.

Sebuah studi bahkan mengungkapkan bahwa kondisi troli 50% di antaranya mengandung bakeri E. coli, sementara 72% mengandung zat atau kotoran yang terdapat pada feses.

“Jika ditotal, jumlahnya ada 138.000 bakteri per inci persegi yang terdapat dalam keranjang belanja,” kata Donna Duberg, profesor ilmu laboratorium klinis di Saint Louis University. Itu, menurut Duberg, “Dan bahkan kondisi ini melebihi jumlah bakteri di toilet umum,”

Tidak mengherankan jika dengan jumlah bakteri yang sedemikan besar, semua bakteri itu berisiko membuat orang dewasa yang paling sehat sekalipun menjadi sakit.

Sedangkan untuk bayi, mengingat sistem kekebalan tubuh mereka yang belum berkembang dengan baik tentu saja lebih membahayakan, bahkan efeknya bisa mematikan seperti penyakit meningitis pada bayi.

Troli belanja tidak bersih berisiko terjadinya  penyakit meningitis pada bayi

Hal ini pernah dialami seorang ibu yang berasal dari Australia. Vivienne Wardrop mengetahui bahwa anak perempuannya yang masih berusia 10 bulan bernama Logan, tiba-tiba saja jatuh sakit dengan kondisi parah setelah duduk di keranjang belanja.

“Saya belum pernah melihat anak ini sakit,” Wardrop mengatakan kepada Daily Mail di Australia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ia melanjutkan, “Saya punya lima anak. Dan ternyata, tiba-tiba saja, anak saya kehilangan 10% berat badannya hanya dalam kurun waktu tiga hari saja. Yaitu, 800 gram.

Tidak hanya itu, ia pun menjadi membengkak karena ternyata banyak air yang tidak masuk ke dalam sel tubuhnya. Itu sangat mengerikan. Bahkan membicarakannya sekarang membuatku ingin menangis.”

Setelah proses pemeriksaan cukup panjang dengan melakukan beragam tes, dokter pun akhirnya bisa memastikan bahwa bahwa Logan terinfeksi adenovirus, rotavirus, keracunan salmonella bakan meningitis karena kondisi keranjang belanja yang tidak bersih.

“Dokter mengatakan bahwa hanya itulah satu-satunya tempat di mana Longan bisa mendapatkan virus yang membahayakan tubuhnya,”tulis Wardrop di Facebook.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Longan, bayi 10 bulan yang alami menginitis

Sejak itu, Logan pun mendapatkan perawatan cukup intensif dengan menghabiskan 10 hari di rumah sakit. Selama 8 hari itu, Longan berada di unit perawatan intensif.

Beruntung, saat ini Logan telah keluar dari rumah sakit, namun sang ibunya menuturkan bahwa proses pemulihan Longan akan memakan waktu cukup lama untuk bisa sembuh total. Sampai saat ini, Longan pun masih tetap mengonsumsi antibiotik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dalam postingan Facebook-nya, Wardrop memperingatkan para orangtua lainnya untuk lebih berhati-hati saat menggunakan keranjang belanja belanja dan meletakan bayi Anda di sana tanpa membersihkannya terlebih dulu.

Bahaya meningitis pada bayi dan anak Anda

Seperti yang kita ketahui, meningitis sangat membahayakan bahkan bisa mematikan bagi bayi. Seperti yang dijelaskan dalam lama Alodokter,  meningitis adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan infeksi atau radang pada meninges (selaput pelindung). Selaput ini melindungi otak dan saraf tulang belakang. Meningitis biasanya disebabkan oleh bakteri atau virus.

Ketika meradang, meninges membengkak karena infeksi yang terjadi. Sistem saraf dan otak bisa rusak pada beberapa kasus. Tiga gejala meningitis yang patut diwaspadai adalah demam, sakit kepala, dan leher yang terasa kaku.

Sementara Tirto ID menyebutkan kalau ada sebuah studi yang dirilis The New England Journal of Medicine, gejala umum yang terjadi pada penderita meningitis adalah sakit kepala, leher kaku disertai demam, kebingungan atau perubahan kesadaran, muntah, fotofobia atau meningkatnya kepekaan terhadap cahaya, dan fonofobia alias kepekaan terhadap suara yang juga meningkat.

Baca juga :  8 Gejala meningitis pada anak yang harus Parents waspadai

Gejala yang timbul pada anak-anak biasanya terdapat keluhan sakit kepala hingga menyebabkan anak hanya jadi lebih rewel. Ciri lain yang mungkin muncul  pada meningitis pada bayi adalah ruam merah pada kulit.

Penyakit meningitis pada bayi bisa mematikan. Peradangan ini disebabkan infeksi dari virus, bakteri, mikroorganisme. Umumnya penyakit meningitis pada bayi disebabkan oleh streptococcus grup B, Escherichia coli, listeria monocytogenes.

Diperlukan sanitasi yang baik, namun tidak berlebihan

Ada beberapa hal yang perlu diiingat orangtua dalam hal sanitasi. Sebelum Anda pergi membeli segepok tisu antibakteri dan bersihkan setiap permukaan yang berhubungan dengan bayi Anda, pertimbangkan beberapa hal ini dulu:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Meskipun Anda perlu berhati-hati dengan adanya risiko kontak bayi Anda dengan kuman dan virus, tenaga kesehatan memperingatkan orangtua agar tidak berlebihan.

“Hipotesis kebersihan pada dasarnya mengatakan bahwa lingkungan terlalu bersih mendorong alergi makanan dan asma, karena tidak cukupnya paparan berbagai bakteri dan alergen pada awal kehidupan,” kata Amy Shaw, seorang ahli imunologi.

“Sebaiknya orangtua memang harus sadar akan kebersihan, tapi jangan sampai ‘gila’ bersih,” kata Dr. Ari Brown.

Salah seorang orangtua merekomendasikan agar Anda tidak lupa membawa selimut saat mengajak anak berbelanja. Anda dapat melindungi bayi dan memberikan batasan karena anak tidak perlu bersentuhan langsung dengan keranjang belanjaan atau area yang berisiko terdapat kuman penyakit.

Dengan begitu, risiko terjadinya meningitis pada bayi bisa diminimalisir.  Untuk lebih waspada akan penyakit meningitis pada bayi, Anda bisa mengetahui tanda-tandanya lewat video ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

Artikel referensi : www.davidwolfe.com 

 

Baca juga:

Begini cara mendeteksi gejala meningitis pada anak