Hati merupakan organ penting tubuh yang fungsinya tak boleh diremehkan. Berbentuk bola lonjong, organ ini memainkan peranan penting dalam tubuh. Di antaranya mencerna makanan, mengeluarkan racun, serta memproduksi protein yang dibutuhkan tubuh. Oleh karena itu, menjaganya penting dilakukan agar terhindar dari penyakit liver yang berbahaya.
Mengutip Mayo Clinic, genetik menjadi faktor utama penyebab seseorang mengalami liver. Masalah pada liver juga bisa disebabkan banyak hal seperti virus, konsumsi alkohol berlebihan, dan orang yang mengalami obesitas. Mendeteksi masalah pada liver dan pencegahan dini adalah langkah tepat untuk dilakukan.
Tanda Liver Bermasalah
Sayangnya, penyakit liver tak selalu menunjukkan gejala berarti. Namun, waspadai bila tubuh Anda memberikan ‘sinyal’ berikut ini:
- Kulit dan mata terlihat kekuningan
- Sakit dan pembengkakan perut
- Pembengkakan di area kaki dan pergelangan kaki
- Timbul gatal di kulit
- Urin berwarna gelap
- Feses berubah warna menjadi pucat
- Kelelahan kronis
- Mual dan muntah
- Kehilangan nafsu makan
- Mudah mengalami memar
Segera berkonsultasi pada dokter bila menunjukkan gejala di atas, agar dokter bisa melakukan penanganan yang tepat.
Jenis Penyakit Liver
Parents, hati bekerja sangat keras agar bisa berfungsi maksimal. Kepedulian diperlukan untuk Anda menjaga kesehatan hati, salah satunya mengetahui beragam kondisi yang berdampak serius pada hati yaitu:
1. Infeksi
Parasit dan virus akan menyebabkan radang pada hati sehingga fungsinya jadi tidak optimal. Virus hepatitis adalah penyebab paling umum yang mencakup:
- Hepatitis A, disebabkan konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi. Biasanya hepatitis tipe ini akan hilang dengan sendirinya dalam kurun waktu 6 bulan tanpa dampak jangka panjang
- Hepatitis B. Tipe satu ini bisa didapat dari orang lain, misalnya aktivitas seks tanpa pengaman atau penggunaan narkotika dengan jarum suntik
- Hepatitis C berasal dari darah terinfeksi yang masuk ke dalam darah. Ini bisa terjadi saat menyuntikkan narkoba atau pengidap HIV
Artikel terkait: Bisa Menyerang Siapa Saja, Ini yang Harus Parents Ketahui Mengenai Penyakit GERD
2. Masalah Imunitas Tubuh
Adanya masalah pada sistem kekebalan tubuh dapat berdampak pada kerusakan fungsi hati. Masalah yang timbul antara lain:
- Hepatitis Autoimun, radang yang disebabkannya dapat mengakibatkan gangguan lain seperti gagal hati. Belum diketahui penyebab pasti, hepatitis autoimun lebih sering mendera perempuan
- Kolangitis Bilier Primer. Masalah ini menyerang saluran empedu hingga terluka, sehingga hati akan kesulitan mencerna makanan. Masalah ini juga lebih sering menyerang perempuan
- Kolangitis Sklerosis Primer juga melukai bahkan memblokir saluran empedu. Empedu menumpuk di dalam hati sehingga tidak mampu bekerja dengan baik. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan kanker hati. Berkebalikan dengan bilier primer, kondisi ini kerap mengenai pria
3. Genetik
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, genetik adalah faktor terbesar seseorang mengalami liver dalam hidupnya. Amati apakah beberapa kondisi berikut ada dalam riwayat keluarga:
- Hemochromatosis. Kondisi kala tubuh menyimpan terlalu banyak zat besi dari makanan yang menumpuk di hati atau organ tubuh lainnya. Hati-hati karena kondisi ini dapat memicu penyakit jantung dan diabetes
- Hiperoksaluria, terjadi saat urin memproduksi bahan kimia bernama oksalat yang tidak bisa dikendalikan oleh hati. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan batu ginjal dan gagal ginjal
- Penyakit Wilson, yaitu saat tembaga menumpuk di hati atau organ tubuh lainnya. Gejala awal terlihat pada rentang usia 6-35 tahun, namun paling sering saat usia remaja. Tak hanya memengaruhi hati, penyakit ini berbahaya untuk saraf dan kejiwaan
- Defisiensi antitripsin alfa-1, yang mana bahan kimia ini membantu paru-paru melawan infeksi. Namun jika hati salah membuat kombinasi bahan kimia yang diperlukan maka akan menumpuk dan berbahaya untuk organ tubuh
Selain itu beberapa hal juga dapat memicu masalah hati sebut saja mengonsumsi alkohol berlebihan, penumpukan lemak di hati, terlalu banyak mengonsumsi obat bebas tanpa petunjuk dokter, dan penggunaan obat herbal yang salah.
Artikel terkait: Angka Kematian Penyakit TBC di Indonesia Tinggi, Bagaimana Upaya Pencegahannya?
Faktor Risiko Penyakit Liver
Patut digarisbawahi bahwa risiko liver turut meningkat untuk kriteria orang berikut ini.
- Gemar mengonsumsi minuman beralkohol
- Obesitas
- Diabetes tipe 2
- Tubuh ditato atau ditindik
- Penggunaan jarum suntik obat-obatan bersama-sama
- Paparan darah atau cairan tubuh orang lain
- Seks tanpa kondom
- Terpapar bahan kimia tertentu atau racun
- Riwayat keluarga
Apakah Penyakit Liver Dapat Dicegah?
Ya, masalah pada hati bisa dilakukan dengan beragam pencegahan yakni:
- Konsumsilah alkohol berkala saja, sebaiknya tidak lebih dari 8 gelas seminggu
- Hindari tindakan berisiko. Bagi Anda yang ingin memasang tato atau tindik di tubuh, pilihlah tempat yang memerhatikan kebersihan dan keamanan dalam prosesnya
- Vaksin Hepatitis sebaiknya dilakukan sesuai anjuran dokter
- Gunakan obat-obatan dengan bijak. Bila membutuhkan konsumsi obat tertentu, konsumsi sesuai dosis yang dianjurkan. Jangan mengombinasikan obat dan alkohol. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggabungkan resep obat dengan herbal tertentu
- Hindari kontak dengan darah atau cairan tubuh orang lain. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko terkena hepatitis
- Perhatikan kebersihan makanan dengan cermat. Cuci tangan hingga bersih sebelum mempersiapkan makanan. Lakukan hal ini secara konsisten di rumah maupun saat sedang bepergian
- Hati-hati dengan cairan aerosol. Perhatikan penggunaan produk, gunakan hanya di tempat yang ventilasi udaranya baik. Semprotkan cairan ini sambil memakai masker untuk menghindari Anda menghirup bahan kimia
- Lindungi kulit saat akan menghadapi bahan kimia. Gunakan pelindung memadai seperti sarung tangan, baju lengan panjang, topi, dan masker sehingga tidak terserap anggota tubuh
- Terapkan gaya hidup sehat. Jaga asupan nutrisi agar berat badan tidak berlebihan
Parents, semoga informasi seputar penyakit liver ini bermanfaat!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Bisa Bahayakan Nyawa, Ketahui Gejala dan Penyebab Penyakit Usus Buntu