Harga diri merupakan pusat dari segala sesuatu dalam kehidupan seseorang, dari harga diri juga bisa berpengaruh pada kepercayaan diri sendiri dan bagaimana kita memandang diri sendiri. Untuk itu, kita harus menyadari pentingnya harga diri, termasuk juga pada anak-anak.
Sebagai orangtua, selain sadar terhadap pentingnya harga diri sendiri, Parents juga harus sadar untuk menjaga harga diri anak.
Orangtua sebaiknya bisa menumbuhkan rasa percaya diri yang positif pada anak-anak, agar dia pun bisa lebih mencintai dirinya sendiri.
Sayangnya, dalam kenyataan, masih ada orangtua yang sering membuat kesalahan dalam hal apapun yang ternyata dapat berpengaruh pada harga diri anak-anak.
Memang, orangtua hanya manusia biasa yang sering berbuat salah, tapi alangkah lebih baik jika dapat mencegah hal itu terjadi.
Pentingnya Harga Diri : Perbuatan orangtua yang bisa menurunkan harga diri anak
Agar Parents tidak melakukan beberapa kesalahan yang dapat menurunkan harga diri anak, berikut adalah 4 contoh perilakunya. Perhatikan, ya, Parents!
1. Berteriak dan memukul
Apabila Parents melakukan ini sebagai bentuk mendisiplinkan anak, tentunya ini salah besar. Tindakan berteriak dan memukul anak pastinya dilakukan dengan penuh amarah dengan tujuan melemahkan anak.
Walaupun tindakan ini bisa membuat anak-anak menghentikan perilaku ofensifnya, tapi itu hanya berpengaruh dalam jangka pendek.
Justru, berteriak dan memukul dapat mengganggu interaksi orangtua dengan anak, memicu konflik baru, hingga menganggu proses perkembangan harga diri anak.
Artikel terkait : Tips Parenting: 17 Cara untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak
2. Berkutat pada konflik masa lalu
Setelah suatu masalah atau konflik diselesaikan, lebih baik Parents jangan pernah membahasnya lagi di kemudian hari.
Orangtua yang sering membahas kesalahan masa lalu anak memicu sang anak untuk menyimpan dendam untuk jangka waktu yang lama.
Sebaiknya Parents menanamkan hal-hal positif pada anak, agar ia juga bisa memiliki perilaku positif saat sudah dewasa.
Itu juga berpengaruh pada pembentukan pikiran positif si kecil.
3. Menyudutkan anak dengan rasa bersalah
Jika terlalu sering dilakukan, ini bisa membuat anak terus memiliki pikiran jika dirinya bersalah atas apa yang dia lakukan.
Perilaku ini juga dapat memicu renggangnya hubungan antara orangtua dan anak.
4. Berbicara dengan sarkasme
Menggunakan kata dan kalimat sarkas dapat menyakitkan perasaan anak, karena ia merasa malu.
Sarkasme juga bisa menjatuhkan harga diri anak, serta memicu hambatan komunikasi efektif antara orangtua dan anak.
Contoh penggunaan sarkas, yaitu ketika Parents mengatakan “Oh, bukannya kamu anak yang cerdas, ya?” tetapi saat itu, anak justru melakukan sesuatu yang buruk.
Bila Parents abai terhadap pentingnya harga diri anak, dia bisa tumbuh jadi pembangkang
Menurut psikolog Jeffrey Bernstein, Ph.D., selain dapat menurunkan harga diri seorang anak, 4 contoh perilaku tersebut pun berpengaruh pada pembentukan perilaku anak yang akan lebih sering menentang atau melawan orangtua.
“Banyak anak-anak dan remaja telah menceritakan kepada saya tentang emosi dan perilaku negatif yang mereka lakukan setelah merasa terluka oleh orangtua mereka,” jelasnya dikutip dari situs Psychology Today.
Untuk itu, cobalah untuk mengubah cara berinteraksi Parents dengan anak menjadi lebih baik.
Pasalnya, ini memiliki pengaruh besar dalam membentuk bagaimana anak mengembangkan nilai diri dalam kehidupan mereka.
Semakin Parents menanamkan cara berkomunikasi yang positif, maka semakin dapat memengaruhi anak melakukan hal yang sama, serta berpengaruh juga pada harga diri anak yang lebih baik.
Sehingga, seiring berjalannya waktu, anak juga akan sadar terhadap pentingnya menjaga harga diri.
***
Semoga informasi di atas bermanfaat.