Ups, bayi ternyata bisa alami ereksi, apa penyebabnya?

Saat melepas popok bayi laki-laki Anda. Tunggu sebentar. Apa itu? Apakah ini ... ereksi? Tak usah kaget. Ereksi pada bayi memang terjadi. Dan Anda akan belajar di artikel ini mengapa hal terjadi.

Jika Parents terkejut melihat penis ereksi pada bayi laki-laki, ketahuilah bahwa menurut penelitian, saat masih dalam kandungan, bayi lelaki sudah bisa ereksi. Ya, lebih tepatnya, janin laki-laki dapat sudah mengalami ereksi pada usia kehamilan sekitar 16 minggu.

Betul. Penis ereksi pada bayi terjadi bahkan sebelum kelahiran!

Faktanya, ereksi pada bayi justru sebenarnya memang harus terjadi sehingga menandakan bahwa bayi laki-laki Parents normal.

Mengapa penis ereksi pada bayi laki-laki bisa terjadi?

 

Sebagai orang dewasa, kita kerap mengaitkan ereksi pada pria dengan gairah seksual. Tetapi hal ini tentu saja tidak berlaku pada bayi lelaki, sehingga Anda bisa bernapas dengan lega.

Lalu apa alasan penis ereksi pada bayi bisa terjadi? Menurut para pakar kesehatan anak, itu bisa menjadi tanda bahwa sistem saraf putra Anda bekerja dengan baik.

Pada bayi baru lahir, ereksi dapat menunjukkan bahwa kandung kemihnya penuh dan dia akan buang air kecil.

Atau bisa juga merupakan reaksi terhadap udara dingin yang mengenai alat kelamin mereka. Hal ini juga sering terjadi ketika Anda sedang melepas popoknya. Tak mengherankan kondisi penis erkesi pada bayi lelaki kerap terjadi saat pagi hari atau setelah berkemih.

Namun, tidak seperti pria dewasa, penis ereksi bayi laki-laki tidak akan mengarah pada ejakulasi. Itu tidak akan terjadi sampai dia mencapai pubertas, sekitar usianya mencapai 12 tahun atau lebih.

Lucunya, ketika anak laki-laki melihat penisnya ‘terbangun’ dan dapat berdiri, mereka pun bisa merasa terhibur.

Beberapa anak lelaki, terutama balita, menganggap kondisi ereksi ini menyenangkan. Jangan heran jika saat anak lelaki memasuki usia balita, Parents akan melihat putra Anda menyentuh penis sendiri sehingga ereksi, dan kemudian membuatnya tertawa. anak bahkan mungkin memamerkannya kepada Anda atau orang lain di sekitarnya.

Bagaimana seharusnya Parents bereaksi?

Jangan membuat masalah ini menjadi sesuatu yang besar dan perlu dikhawatirkan. Tetapi pada saat yang sama, Anda pun harus menjelaskan secara perlahan dan sederhana pada anak laki-laki Anda bahwa memainkan penis memang tidak baik. Terlebih jika sampai memperlihatkannya pada orang lain.

Untuk itulah, pendidikan seks sejak dini sangat dibutuhkan. Ingatkan anak bahwa area pribadi memang tidak boleh diperlihatkan pada orang lain, terlebih disentuh oleh orang lain. Yang terpenting, jangan membuat putra Anda merasa malu akan ereksinya.

Ketika anak laki-laki kecil takut terhadap ereksi mereka

Tidak semua anak laki-laki menganggap ereksi itu lucu. Jangan kaget jika ada anak lelaki yang kemudian merasa khawatir melihat kondisi ini dan mulai menangis. Mereka mungkin tidak senang dengan perubahan penampilan penis mereka, atau mereka mungkin merasa tidak nyaman.

Apa pun alasannya, jika Anda melihat anak tidak nyaman, pertama-tama yakinkan dia bahwa ini sangat normal terjadi pada semua lelaki. Jika perlu serahkan tugas ini pada sang ayah. Bukankah sang ayah memiliki pengalaman serupa?

Selanjutnya, bantu anak untuk merasa nyaman dengan menggunakan pakaian dalam yang longgar.

Kapan harus khawatir tentang ereksi pada bayi?

Secara umum, ereksi pada bayi normal dan akan mereda dengan sendirinya. Tetapi kadang-kadang, mereka bisa menunjukkan masalah kesehatan. Jika penis anak terlihat merah dan bengkak, atau ereksi tidak surut dalam waktu satu jam, sebagainya segera diperiksakan ke dokter.

Terkadang, ereksi berkepanjangan dan menyakitkan dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang dikenal sebagai priapismus. Priapismus merupakan penyakit langka, yang pada umumnya menyerang anak laki-laki, 5-10 tahun, penderita anemia sel darah berbentuk bulan sabit (sickle cell anemia) dan pria, 20-50 tahun.

Oleh kerena itu, jika Parents menemukan kondisi penis anak ereksi dalam kurun waktu ama, atau merasa tidak nyaman dan sakit ketika sedang ereksi, segeralah melakukan konsultasi dengan dokter anak.

 

Disadur dari artikel Nalika Unantenne, theAsianparent Singapura

Baca juga:

Mikropenis pada bayi, Parents perlu ketahui gejala dan pengobatannya