Jack Ma tentu bukanlah sosok yang asing bagi banyak orang. Pendiri Alibaba tersebut dulu dikenal sebagai orang terkaya yang ada di China dengan kekayaan total Rp 525 triliun. Tetapi sayang, dia harus kehilangan lebih dari separuh harta miliknya karena kebijakan Pemerintah China yang sangat terhadap perusahaannya. Jack Ma bukan satu-satunya. Banyak pengusaha yang terdampak pandemi sehingga harus kehilangan kekayaannya.
Mengutip dari Forbes, setidaknya ada 10 miliarder di dunia ini yang harus kehilangan hartanya sepanjang tahun ini. Kehilangan tersebut bahkan sampai US$152 miliar atau setara dengan Rp 2.178 triliun.
Kejadian ini justru sangat berbanding terbalik dengan beberapa miliarder lainnya yang kekayaannya meningkat seperti Elon Musk. Siapa sajakah para pengusaha yang harus kehilangan kekayaan karena pandemi?
Baca juga: 6 Orang Terkaya Dunia Tak Mau Beri Warisan ke Anak, Ini Alasannya
Pengusaha yang Terdampak Pandemi dan Harus Kehilangan Kekayaan
1. Colin Zheng Huang
Pendiri e-commerce Pinduoduo, Colin Zheng Huang, harus kehilangan kekayaannya sampai 64% dari harta miliknya karena saham perusahaannya menurun. Penyebabnya tidak lain adalah karena pemerintah China menindak keras perusahaannya.
Kekayaan Colin harus mengalami penurunan sebesar US$ 40,2 miliar. Tidak sampai di situ, Colin mendadak mengundurkan diri dari perusahaan sehingga perusahaan yang sudah berdiri selama enam tahun itu mengalami penurunan saham sampai 21%.
2. Jack Ma
Pendiri Alibaba, Jack Ma, harus kehilangan hartanya sampai US$21,4 miliar karena kebijakan Pemerintahan China yang keras atas perusahaannya. Jack Ma dulu dikenal sebagai orang terkaya yang ada di China. Selama ini, Jack Ma dikenal vokal dalam mengkritik kebijakan politik negeri tirai bambu tersebut.
Akhirnya, regulator China membatalkan IPO yang direncanakan oleh Alibaba senilai $35 miliar. Tidak hanya itu, Alibaba juga dikenakan denda sebesar US$ 2,8 miliar pada April sebagai bentuk hukuman antimonopoly di China. Ya, Alibaba dituduh melanggar aturan anti monopoli. Kapitalisasi pasar Alibaba pun menurun sampai 46%.
3. Hui Ki Yan
Pendiri Evergrande, Hui Ki Yan, harus kehilangan hartanya sampai US$18 miliar karena perusahaan property miliknya dilanda krisis keuangan yang parah. Evergrande kabarnya gagal membayar hutang sehingga nilai sahamnya pada bursa Hong Kong menurun menjadi US$0,19 per lembar.
Hui bahkan harus merogoh uang pribadi miliknya sebesar US$1 miliar agar bisnisnya bisa tetap berjalan. Hui bahkan harus mempercepat restrukturisasi utang agar tidak lebih membengkak.
Baca juga: Tak Ingin Anak Jadi Juara Satu di Sekolah, Ini 4 Pola Asuh Miliarder, Jack Ma
4. Zhang Yong
Pendiri perusahaan jaringan hotspot di China, Haidilao, juga menjadi salah satu pengusaha yang terdampak pandemi. Zhang harus kehilangan hartanya sampai US$15,9 miliar.
Zhang Yong sukses melakukan ekspansi bisnis hingga jumlah restorannya 1.600. Tetapi pandemi COVID-19 membuat semua restorannya tidak bisa dikunjungi oleh para pelanggan setianya. 300 restoran akhirnya harus ditutup pada akhir tahun. Saham Haidilao turun sampai 71%.
5. Tadashi Yanai, Pengusaha yang Terdampak Pandemi COVID-19
Tadashi Yanai, pendiri dari Theory dan Uniqlo, harus kehilangan hartanya sampai US$14 miliar dari total kekayaannya sebesar US$30,4 miliar. Lebih dari sepertiga hartanya habis karena saham dari dua perusahaan miliknya menurun sampai 34% akibat pandemi.
Sekalipun perusahaan tumbuh sampai 6% dan laba sebelum pajak naik sampai 70% namun pengecer masih sangat dipengaruhi oleh pembatasan aktivitas karena pandemic.
Baca juga: 4 Fakta Vicky Zhao yang Diberangus China dari Dunia Maya
6. Lei Jun
Pendiri Xiaomi, Lei Jun, menjadi orang terkaya dalam sektor smartphone. Kekayaannya bahkan mencapai angka US$16,3 miliar tetapi dia kehilangan hampir 90% dari total kekayaannya.
Xiaomi bernasib sama seperti Alibaba yang mengalami tekanan karena aturan pemerintah yang sangat keras terhadap perusahaan teknologi. Xiaomi harus berjuang keras untuk mengatasi masalah supply chain ditambah dengan masalah persaingan ketat yang membuat pangsa pasar semakin sempit.
7. Zhang Bangxin
TAL Education, pendiri perusahaan, juga harus kehilangan hartanya akibat kebijakan Pemerintah China yang menekan perusahaan besar untuk ekspansi. Zhang harus kehilangan hartanya sebesar US$11,3 miliar karena kebijakan tersebut. Pemerintah China meningkatkan serangannya pada perusahaan bimbingan belajar. Dalihnya adalah bisnis ini memberikan tekanan yang terlalu banyak pada orang tua dan anak-anak.
Saham perusahaan TAL Education seketika langsung anjlok ketika regulator meluncurkan peraturan baru yang ketat, termasuk larangan meningkatkan modal dari investor luar negeri. Kekayaan bersih Zhang turun sampai 90%. Beberapa pengusaha dalam bidang industri ini juga memiliki nasib yang serupa.
Itulah beberapa pengusaha yang terdampak pandemi dan harus kehilangan kekayaan milik mereka sampai miliaran US dolar.
Artikel terkait:
https://id.theasianparent.com/stephen-chow-bangkrut
https://id.theasianparent.com/perusahaan-bagikan-mobil-kepada-karyawan
https://id.theasianparent.com/artis-terlilit-utang