Kanker. Saat mendengarnya apa yang terbersit dalam benak Parents? Penyakit menyeramkam dan mematikan? Momok negatif penyakit yang satu ini memang terus masih membayangi. Padahal, jika dideteksi sedini mungkin, penyakit kanker bisa disembuhkan. Termasuk kanker limfoma. Bahkan, kabar baiknya saat ini telah ditemukan pengobatan kanker limfoma Hodgkin, masalah kesehatan yang menyerang kelenjar getah bening di leher dan kepala.
Kanker Limfoma Hodgkin merupakan salah satu jenis kanker kelenjar getah bening cukup banyak diderita oleh orang Indonesia. Menurut data Globacon pada 2018, kasus kanker ini di seluruh dunia diperkirakan berjumlah 79.900, sedangkan di Indonesia diperkirakan ada 1.047 kasus limfoma Hodgkin per tahun.
Perlu diketahui, kelenjar getah bening merupakan struktur jaringan kecil yang berbentuk seperti kacang merah. Umumnya, kelenjar ini tidak dapat teraba, namun pada bagian tubuh tertentu seperti area leher, ketiak, sela paha, dan bawah dagu. Kelenjar ini dapat teraba lebih jelas apabila terjadi gangguan seperti kanker.
Kelenjar getah bening memiliki sel-sel darah putih yang merupakan sel imun. Sel ini dapat membantu tubuh melawan infeksi. Karena itulah getah bening atau sistem limfatik ini memiliki peran dalam mengontrol sistem kekebalan tubuh atau melawan infeksi virus atau bakteri di dalam tubuh.
Kanker kelenjar getah bening atau limfoma Hodgkin
Kanker kelenjar getah bening atau limfoma ialah kanker darah yang dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar getah bening atau limfadenopati. Mulanya, sel kanker menyerang salah satu sel darah putih (limfosit) yang berfungsi melawan infeksi.
Limfosit sendiri merupakan sel darah putih yang memiliki peran untuk membunuh bakteri dan virus di dalam tubuh. Limfosit tersebar di beberapa bagian tubuh seperti kelenjar getah bening, limpa, timus, sumsum tulang, dan saluran pencernaan.
Pada kanker limfoma Hodgkin, salah satu jenis sel darah putih atau limfosit yang diserang adalah limfosit sel tipe B. Sel-sel limfosit tipe B yang berfungsi untuk melawan infeksi akan bermutasi menjadi sel kanker dan berlipat ganda dengan cepat. Sel ini terus bertambah banyak hingga membunuh sel lain yang sehat. Saat inilah tubuh mulai rentan terhadap infeksi, dan berbagai gejala mulai muncul.
Gejala kanker limfoma Hodgkin
Depressed woman with headache hand holding her head on the bed
Mengutip dari lembar fakta Seminar Media “Harapan Baru Bagi Pasien Kanker Limfoma Hodgkin Dengan Terapi Inovatif”, ada beberapa gejala yang menandakan adanya pertumbuhan kanker limfoma Hodgkin, yaitu:
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Demam (yang bisa datang dan pergi selama beberapa minggu) tanpa infeksi
- Berkeringat di malam hari
- Penurunan berat badan 10% dari berat tubuh selama lebih dari 6 bulan
- Kulit gatal
- Merasa sangat lelah (fatigue)
- Kehilangan selera makan
- Batuk, sulit bernapas dan nyeri dada
Meski sampai saat ini penyebab pastinya belum diketahui, ada beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya kanker limfoma Hodgkin, yaitu:
- Berusia di atas 20 tahun
- Memiliki faktor genetik atau keturunan gen pembawa
- Pernah tertular adau menderita virus Epstein-Barr (EBV)
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah
- Jenis kelamin, umumnya lebih banyak menyerang pria
- Paparan kimia yang beracun.
Artikel terkait: Rachel Amanda sembuh dari kanker tiroid, ini cerita perjuangannya
Pengobatan kanker limfoma Hodgkin
Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, Dokter Spesialis Hematologi Onkologi Medik RSCM mengatakan kalau 80% pasien limfoma Hodgkin sebebarnya dapat sembuh.
“Hampir 80% pasien bisa sembuh atau disebut remisi, dan 20% sisanya bisa mengalami relaps atau sangat sulit untuk diobati,” kata dr. Ikhwan.
Dr. Ikhwan juga mengatakan kalau pengobatan kanker limfoma Hodgkin bisa dilakukan dengan terapi bertarget yaitu pengobatan non transplantasi dengan Antibody Drug Conjugate (ADC).
“Saat ini terdapat inovasi pengobatan non transplantasi dengan Antibody Drug Conjugate (ADC) yang dikategorikan sebagai terapi bertarget. Obat pintar ini berbeda dengan kemoterapi karena mampu mengenali sel Limfoma Hodgkin melalui ikatan antara antibodi monoklonal anti-CD30 dengan CD30 yang berada di permukaan sel Limfoma Hodgkin,” ungkap dr. Ikhwan.
Ditambahkan dr. Ikhwan, obat pintar ini merupakan kombinasi antibodi dan zat sitotoksik yang disebut ADC. ADC ini mengandung dua komponen yaitu antibodi monoklonal anti-CD30 yang dinamakan Brentuximab dan monomethyl auristatin E (MMAE) yang merupakan agen anti-neoplastik sintetik dan dinamakan Vedotin. Sehingga obat pintar ini diberi nama Brentuximab Vedotin (BV).
Bagaimana cara Brentuximab Vedotin bekerja?
Dikatakan dr. Ikhwan, BV bekerja dengan cara berikatan dengan CD30 di permukaan sel Limfoma Hodgkin. Lalu selanjutnya masuk ke dalam sel dan melakukan penghentian siklus kehidupan sel sehingga terjadi apoptosis sel (kematian sel).
Dengan demikian, obat pintar ini bekerja dengan mengenali dan sekaligus menghancurkan hanya sel Limfoma Hodgkin dan tidak menghancurkan sel lain, sehingga efek samping yang ditimbulkannya relatif lebih ringan dibandingkan kemoterapi pada umumnya.
“Singkatnya, cara kerja BV itu setelah dia mengenali, dia tahu lokasi sel tersebut, lalu menghancurkannya. Hasilnya, kalau diberikan, 90% dari pasien akan mengalami penurunan dari tumornya,” terang dr. Ikhwan.
Sedangkan untuk efek samping dari BV diketahui jauh lebih ringan dari pada kemoterapi dengan obat lainnya.
“Beberapa obat kanker efek sampingnya ada yang sangat amat berat. BV ada efek sampingnya tapi lebih ringan. Misalnya, dapat sedikit menurunkan leukosit. Penurunan leukosit yang tidak signifikan ini dapat membantu pemulihan yang lebih cepat,” pungkas dr. Ikhwan.
Semoga informasi ini bermanfaat!
***
Baca juga
Kanker ganas Her2 mengintai kesehatan payudara Anda, kenali gejalanya berikut
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.