Mengenal Oofoerektomi, operasi pengangkatan indung telur yang pernah dijalani Angelina Jolie

Operasi pengangkatan indung telur adalah prosedur yang dilakukan untuk mengobati atau mencegah penyakit kronis yang menyerang organ reproduksi wanita.

Angelina Jolie, aktris Hollywood papan atas menjalani prosedur operasi pengangkatan indung telur dan tuba falopi di tahun 2015 lalu. Hal ini ia lakukan demi mencegah dirinya terkena penyakit kanker rahim karena dia memiliki risiko terkena kanker rahim sebesar 50%.

Apa yang dilakukan Angelina Jolie bukannya tanpa risiko, akibat operasi ini dia akan mengalami menopause dini. Namun, dia bersedia menanggung risiko itu karena tidak ingin bernasib sama seperti ibu, nenek serta bibinya yang meninggal akibat kanker rahim.

Seperti apakah prosedur yang dilakukan Angelina Jolie ini? Mengapa harus dilakukan? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Apa itu Oofoerektomi

Pengangkatan indung telur, atau dalam istilah medis disebut oofoerektomi (oophoerectomy), adalah prosedur bedah operasi untuk mengangkat salah satu atau kedua indung telur.

Ovarium adalah organ yang ada di sisi kiri dan kanan rahim di dalam panggul. Ovarium mengandung sel telur dan memproduksi hormon yang mengendalikan siklus menstruasi pada wanita.

Bila Oofoerektomi dilakukan untuk mengangkat kedua indung telur, disebut sebagai oofoerectomi bilateral. Namun, jika hanya satu indung telur yang diangkat, disebut oofoerektomi unilateral.

Mengapa pengangkatan indung telur perlu dilakukan?

Biasanya, operasi ini dilakukan karena pasien mengalami penyakit parah yang memengaruhi indung telurnya, dan hanya Oofoerektomi yang bisa mengobatinya. Seseorang akan menjalani operasi ini jika dia memiliki kondisi berikut:

  • Radang panggul
  • Sakit pelvis yang kronis
  • Hamil di luar rahim 
  • Kista ovarium yang terlalu besar hingga indung telur harus diangkat untuk menghilangkannya
  • Kanker ovarium
  • Endometriosis
  • Mengurangi risiko kanker ovarium, kanker payudara pada pasien yang berisiko tinggi terkena penyakit tersebut. Seperti Angelina Jolie contohnya.
  • Tumor jinak pada indung telur
  • Torsi ovarium, yakni kondisi indung telur yang terbelit.

Kebanyakan produksi hormon estrogen dan progesteron pada tubuh perempuan, diproduksi di indung telur. Karenanya, melakukan Oofoerektomi akan mengakibatkan menopause lebih cepat dan kemandulan permanen.

Risiko yang bisa muncul saat operasi pengangkatan indung telur

Sebenarnya Oofoerektomi termasuk prosedur yang aman dilakukan. Namun seperti halnya proses bedah lain, tetap ada risiko yang bisa terjadi di meja operasi. Berikut ini adalah beberapa risiko komplikasi yang dapat terjadi saat pengangkatan indung telur dilakukan:

  • Perdarahan
  • Infeksi
  • Kerusakan organ yang dekat dengan indung telur
  • Bila ada tumor, kemungkinan pecah dan sel penyebab kanker yang ada di dalamnya menyebar ke bagian tubuh lain
  • Kemandulan permanen apabila kedua indung telur diangkat

Risiko menopause dini

Jika Anda masih berusia muda, dan melakukan Oofoerektomi. Anda akan mengalami menopause dini jika kedua indung telur diangkat. Hal ini karen indung telur berfungsi dalam produksi hormon estrogen dan progesteron, ketiadaan organ ini akan menyebabkan komplikasi berikut:

  • Tanda dan gejala menopause, seperti vagina kering
  • Depresi atau gangguan kecemasan
  • Penyakit jantung
  • Masalah dalam mengingat
  • Nafsu untuk berhubungan seksual menurun drastis
  • Osteoporosis
  • Kematian dini

Komplikasi serius akibat Oofoerektomi jarang terjadi, tetapi Anda bisa mengalaminya jika memiliki kebiasaan merokok, punya penyakit diabetes dan obesitas.

Ada cara untuk mencegah dan mengurangi risiko komplikasi kronis akibat pengangkatan indung telur. Anda bisa mengonsumsi obat untuk memproduksi pengganti hormon setelah operasi hingga usia 50 tahun. Namun, terapi hormon juga memiliki risiko tersendiri, diskusikan dampak negatif dan positifnya dengan dokter Anda.

Semoga bermanfaat.

 

Referensi; Mayo Clinic  Healthline

Baca juga:

Mengenal Histerektomi, Prosedur Medis untuk Mengangkat Rahim Wanita

Penulis

Fitriyani