#CurhatBunda : “Pengalaman Melahirkan yang Mendebarkan Demi Bertemu Bayi Saya”
Pengalaman melahirkan tiap anak pasti berbeda-beda ya, Bunda. Apapun jalannya, Bunda luar biasa. Ini curhat Bunda saat persalinan normal!
Pengalaman melahirkan setiap Ibu berbeda-beda, tergantung dengan kondisi persalinan saat itu. Tidak bisa disamakan satu sama lain, karena anak yang dilahirkan saja sudah berbeda.
Yang pasti bagaimana pun proses kehamilan dan melahirkannya, Bunda sudah memberikan kehidupan anak yang luar biasa. Sama seperti cerita Bunda berikut ini yang berhasil melakukan persalinan normal dan mengingat semua detil persalinannya. Simak bersama yuk, Bunda!
Persiapan Pengalaman Melahirkan yang Mendebarkan
Saat menjadi Ibu untuk pertama kalinya, pasti mendengar kata persalinan itu tegang. Yang saya pikirkan saat itu pasti persalinan sakit.
Awalnya saat saya hamil, saya begitu bersemangat. Karena ini adalah sebuah hal baru buat buat saya dan merasa semangat menjalaninya. Saya masih ingat semua detil perjalanan kehamilan dan persalinan hingga sekarang. Dan merasakan sendiri betapa menyakitkannya persalinan tersebut.
Artikel Terkait : Cara Mudah Menghitung Usia Kehamilan dan Hari Perkiraan Lahir (HPL)
Tapi jangan khawatir, setiap wanita memiliki pengalaman persalinan yang berbeda.
Saya memang sudah mempersiapkan keperluan melahirkan jauh-jauh hari. Mulai dari tas ke rumah sakit hingga semua hal yang berhubungan dengan persalinan. Jadi bisa dibayangkan kan betapa bersemangatnya saya apalagi ketika kandungan mencapai minggu ke-38. Dokter kandungan mengatakan bahwa saya dapat melahirkan seminggu lebih awal atau seminggu mundur dari tanggal hari perkiraan lahiran (HPL).
Dan ternyata HPL saya sudah lewat dan saya merasa ini sangat lama. Rasanya seperti waktu telah berhenti semenjak saya mencapai bulan kesembilan. Tapi saya hanya bisa menunggu dan bersabar, karena yang bisa saya lakukan hanya ini.
Tanda-tanda Persalinan Mulai Nampak
Air ketuban saya pecah dan saya tahu kalau itu adalah saatnya akan melahirkan. Padahal seminggu sebelumnya saya mengalami diare, namun menurut dokter kandungan hal itu normal ketika akan masuk masa melahirkan.
Ternyata buang air besar bisa menjadi salah satu tanda persalinan akan datang loh! Lendir dari vagina juga sudah mulai banyak dan ini merupakan indikator baik untuk persalinan.
Artikel Terkait : 22 Perlengkapan yang Harus Dibawa Saat Melahirkan untuk Bunda, Bayi, dan Ayah
Setelah air ketuban pecah, saya segera bergegas ke klinik dan dokter bilang kalau bukaan baru 2cm. Dan saya tetap harus bersabar dan berusaha memperlancar persalinan agar kenaikan bukaan makin besar.
Banyak yang bilang kalau persalinan biasanya berlangsung selama 12 hingga 24 jam. Saya sering dengar cerita dari kolega, keluarga, dan teman-teman tentang pengalaman melahirkan mereka.
Sharing tidak apa-apa, tapi jangan sampai pengalaman melahirkan mereka membuat kita takut. Ingat, setiap Ibu memiliki pengalaman lahiran yang berbeda-beda. Ada persalinan yang cepat, namun juga ada persalinan yang panjang dan sulit. Tidak apa-apa, ini adalah pengalaman melahirkan kita sendiri bukan orang lain.
Tiga Tahapan Pengalaman Melahirkan yang Saya Alami
1. Persalinan Awal
Karena dokter merasa bukaan lahiran saya belum bertambah, dia menginduksi saya. Akhirnya saya merasakan kontraksi berjarak setiap 10 menit.
Awalnya seperti sakit perut, lama-lama saya merasa sedikit menyakitkan. Dokter juga secara konsisten memeriksa lebar serviks dan akhirnya bertambah menjadi 4cm. Tahapan persalinan awal ini mulai dari 0-6cm lebarnya.
2. Persalinan Aktif
Kontraksi menjadi semakin kuat dan menit menjadi lebih pendek. Rasa sakit itu menjadi tak tertahankan. Dan ini adalah persalinan aktif dengan lebar servik 6-8cm. Tadinya saya akan menyerah, tapi saya terus mengingatkan diri kalau Ibu memang diciptakan untuk melakukan persalinan ini. Iya, saya pasti bisa!
Akhirnya setelah bukaan menjadi melebar 8cm, saya meminta dokter untuk menolong saya. Tapi karena belum bukaan lengkap (Bukaan 10), dokter terus menyemangati saya untuk terus berdoa dan berusaha agar bisa melahirkan normal. Dan ternyata tidak lama, satu menit bertahan dalam kontraksi, saya akhirnya bukaan 10 sehingga siap untuk melahirkan.
Akhirnya saya tiba di ruang bersalin dan bisa merasakan kalau kepala anak sudah ada di depan siap dilahirkan. Dokter mengatakan untuk menghitung sepuluh detik lalu mendorong agar bisa lahir bayinya. Yang pertama tidak berhasil, akhirnya setelah dorongan ketiga berhasil. Bayi saya akhirnya bisa keluar dengan selamat.
Buat saya, itu adalah momen indah yang akan bertahan selamanya dalam ingatan saya.
3. Proses Melahirkan
Setelah bayi saya keluar, dokter mengatakan kepada saya untuk mengeluarkan plasenta. Dan inilah proses melahirkan. Bayi saya bobot berat badannya 3,3 kg dan ada beberapa robekan di perineum, sehingga harus dijahit. Tapi tenang saja setelah 1-2 minggu, jahitannya akan sembuh.
Artikel Terkait : 11 Foto ini memperlihatkan keajaiban vagina saat proses melahirkan normal
Sebagai seorang wanita, saya merasa terhormat untuk mengalami semua ini mulai dari kehamilan hingga melahirkan. Saya bisa mengatakan kalau ternyata saya dipercaya untuk memberi kehidupan anak saya. Dan saya merasa inilah kenapa saya diciptakan.
Melalui proses persalinan memang luar biasa mendebarkan ya Bunda. Tapi Bunda bisa melewati semua dan bisa bertemu dengan buah hati seperti sekarang ini. Pengalaman melahirkan tiap Bunda memang berbeda, tidak ada yang sama. Yang penting, bagaimanapun prosesnya Bunda tetap yang terbaik dan luar biasa di mata anak.
Bunda memiliki cerita yang sama atau punya kisah menarik lainnya mengenai kehidupan keluarga, kehamilan, atau seputar Parenting lainnya? Yuk share cerita Bunda di aplikasi TheAsianparent.
Artikel ini diterjemahkan dari tulisan Thyra Janine Tanji TheAsianParent Filipina.
Disclaimer:
Pandangan dan informasi yang diceritakan di dalam artikel ini merupakan pendapat penulis dan belum tentu didukung oleh theAsianparent atau afiliasinya. TheAsianparent dan afiliasinya tidak bertanggung jawab atas konten di dalam artikel atau tidak bisa diminta pertanggungjawaban untuk kerusakan langsung atau tidak langsung yang mungkin diakibatkan oleh konten ini.
Baca Juga :
Curhat Bunda: "Ibu Bekerja Bukan Ibu yang Lalai, Kami Berjuang Lebih Keras untuk Anak!"
id.theasianparent.com/perjuangan-menjadi-ibu