Penelitian vaksin BCG terbaru mengungkapkan, orang-orang di negara yang memiliki program wajib vaksin BCG memiliki tingkat kematian akibat infeksi virus covid-19 yang 6 kali lebih rendah dibanding negara yang tak memiliki program serupa.
BCG yang merupakan singkatan dari Bacille Calmette-Guerin adalah vaksin untuk mencegah penyakit paru-paru atau Tuberkulosis alias TBC.
Kabar baiknya, vaksin BCG kini tengah diuji coba di beberapa negara untuk melindungi pekerja medis dan orang-orang yang rentan terhadap virus corona.
Artikel terkait : Lansia mudah tertular corona, cegah dengan 5 cara ini
Kabar baik! Vaksin BCG diduga mampu atasi virus covid-19
Sebuah situs penelitian medis MedRxiv mengungkap fakta baru bahwa negara yang mengharuskan warganya vaksin BCG, memiliki tingkat kematian karena kasus covid-19 yang lebih rendah.
Gonzalo Otazu seorang Asisten Profesor di Institut Teknologi New York, salah satu ilmuwan yang terlibat dalam studi tersebut menyatakan bahwa sebelumnya telah ada penelitian yang menunjukkan bahwa vaksin BCG memberikan perlindungan dari bakteri TBC, tapi juga penyakit menular lain. Ia kemudian melakukan analisis dan mengumpulkan data.
“Ada laporan bahwa vaksinasi BCG dapat menghasilkan perlindungan luas terhadap infeksi pernapasan. Jadi kami melihat data negara-negara yang tidak pernah menerapkan vaksinasi BCG mengalami dampak buruk covid-19 dengan jumlah kematian yang tinggi,” kata Gonzalo Otazu.
Penelitian vaksin BCG untuk atasi corona mengungkap fakta mengejutkan
Italia tidak pernah memiliki kebijakan vaksinasi BCG secara massal. Dari 135,5 ribu kasus infeksi corona, lebih dari 17 ribu orang meninggal di Italia akibat Covid-19.
Para peneliti juga menemukan bahwa Iran yang memulai program vaksinasi BCG wajib pada tahun 1984, memiliki angka kematian yang cukup tinggi (hampir 4 ribu kematian dari 64,5 ribu kasus), namun masih lebih rendah dari Italia. Tingkat kematian di Iran ini lebih besar dari Jepang.
Di sisi lain, Jepang memiliki program vaksin BCG. Hanya 93 orang meninggal dari lebih dari 4.250 kasus di Jepang. Angka kematian cukup rendah mengingat Jepang tidak menerapkan kebijakan physical distancing yang ketat. Jepang mulai melakukan program vaksinasi BCG wajib pada 1947.
Kesimpulan dari studi adalah tampaknya vaksinasi BCG awal memberikan lebih banyak perlindungan kepada orang tua yang terjangkit covid-19 pada masa pandemi ini.
“Negara-negara yang terlambat memulai kebijakan universal BCG (Iran 1984) memiliki angka kematian yang tinggi. Konsisten dengan gagasan bahwa BCG melindungi populasi lansia yang divaksinasi. Kami juga menemukan bahwa vaksinasi BCG juga mengurangi jumlah kasus covid-19 yang dilaporkan di suatu negara,” ujar para peneliti.
Artikel terkait : Imunisasi BCG, Cegah TBC Sejak Dini
Perbedaan yang sama dapat dilihat di Eropa, negara-negara di Eropa Timur memiliki program vaksinasi BCG wajib. Sehingga wilayah tersebut memiliki jumlah kasus yang lebih rendah daripada negara-negara Eropa bagian barat.
Jerman adalah contoh terbaik untuk itu. Wilayah yang membentuk Jerman Timur hingga 1990 memiliki lebih sedikit kasus covid-19 dibandingkan wilayah eks-Jerman Barat.
Vaksin BCG belum tentu cocok untuk Ibu hamil
Menurut Otazu, vaksin BCG tidak sepenuhnya bisa membantu semua orang.
“Vaksin ini tidak dianjurkan untuk orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau wanita hamil. Kita harus tahu lebih banyak tentang manfaatnya bagi kita semua hanya dalam beberapa bulan,” kata dia.
Penelitian terus dilakukan pada lebih dari 20 kandidat vaksin covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan vaksin yang lolos uji penelitian akan tersedia secara luas apabila terbukti dapat mengatasi virus covid-19.
The Murdoch Children’s Research Institute, di Melbourne, Australia. Salah satu lembaga yang telah melakukan fast-tracking human studies atau uji coba cepat pada manusia, guna menemukan solusi cepat masalah ini.
Laman Telegraph melaporkan, The Murdoch Children’s Research Institute sedang menguji coba apakah vaksinasi dapat mengurangi risiko infeksi covid-19 pada petugas layanan kesehatan.
Diharapkan bahwa vaksin ini akan meningkatkan sistem kekebalan petugas kesehatan, yang saat ini hanya dilindungi oleh APD. Padahal mereka berada di garis terdepan melawan pandemi.
Para peneliti dari lembaga tersebut mengatakan: “Vaksin Bacille Calmette-Guérin dirancang untuk melindungi dari tuberkulosis, namun juga dapat meningkatkan kekebalan untuk melindungi dari infeksi lain.”
Indonesia sendiri telah mengembangkan vaksin BCG sejak 1973. Pun vaksin ini telah termasuk ke dalam salah satu dari 5 imunisasi dasar untuk anak yang diwajibkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Semoga informasi ini bisa menjadi titik terang dalam menemukan solusi agar pandemi segera berakhir.
Referensi : Telegraph.co, Forbes
Baca juga :
Kabar baik! WHO sebut vaksin virus corona siap dalam 18 bulan lagi