Beredar sebuah video berisi ceramah yang mengatakan bahwa ibu yang melahirkan melalui operasi cesar, mendapat gangguan jin dan setan pada rahimnya. Sang ‘Ustad’ di dalam video ini menyarankan semua ibu yang akan melakukan operasi cesar untuk menjalani ruqyah.
Benarkah demikian? Seberapa pentingkah operasi cesar bagi ibu hamil dengan kondisi tertentu? Simak penjelasan bidan dan dokter kandungan berikut ini.
Saat artikel ini ditulis, video ini telah dilihat sebanyak 263 ribu kali dan dibagikan lebih dari 8.000 kali. Ia mengundang lebih dari 400 komentar, pro dan kontra. Mengapa?
Dalam video, penceramah ini mengatakan bahwa dia bisa meyakinkan bahwa ibu yang melahirkan melalui operasi cesar mendapat gangguan jin dan setan pada rahimnya. Ibu yang meminta operasi cesar mendengar teriakan lantang bak perintah untuk memilih melakukan operasi cesar.
Untuk meyakinkan pendengarnya, ‘ustad’ ini memberi contoh istrinya sendiri yang mengaku mendengar teriakan lantang yang memerintahkannya untuk operasi cesar. Selain itu dia juga menyarankan semua ibu yang ingin dan akan melakukan operasi cesar untuk diruqyah, sebuah metode pengobatan alternatif, yang biasanya mengobati orang dengan membacakan ayat Alquran.
Saya, ibu satu anak, kebetulan melahirkan normal atau per vaginam. Saya bertanya pada beberapa teman dan kenalan yang mengalami persalinan dengan operasi cesar. Hampir semua ibu yang saya tanyai, mengatakan tak pernah mendengar teriakan apapun menjelang persalinan.
“Nggak ada tuh bisikan minta cesar. Saya malah maunya normal. Udah nunggu sampai tiga hari dirawat, diinduksi, dirangsang dengan alat dan obat, bukaan nggak nambah,” kata Desrika Erlianti, seorang ibu yang melahirkan anak pertamanya dua tahun lalu.
Saat itu, ketubannya sudah kering dan detak jantung bayi sangat cepat. Akhirnya dokter menyarankan untuk operasi cesar.
“Mulanya saya menolak dan ingin pulang. Tapi kemudian saya ingat banyak kasus begini di klinik tempat saya bekerja dulu, bayi tak selamat,” kata perempuan yang pernah bekerja sebagai perawat kesehatan di sebuah klinik bersalin di Jambi selama lima tahun.
Saya juga bertanya pada seorang bidan. Sesuai kualifikasinya, bidan berwenang mendampingi ibu yang melahirkan per vaginam. Namun dalam kondisi apa bidan akan merujuk ibu untuk melakukan operasi cesar?
“Banyak indikasinya,” kata Bidan Dyah Sarasmini, yang sudah 8 tahun bekerja di sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak di Jakarta.
Umumnya bidan akan menyarankan ibu untuk operasi cesar karena posisi anak lintang atau sungsang, kondisi panggul sempit, pre eklamsia berat, plasenta previa atau usia kehamilan lewat bulan yang menyebabkan bayi setres.
Kondisi panggul sangat sempit berisiko mematahkan klavikula (bahu depan) bayi. Sementara pre eklamsia berat atau keracunan dalam hamil bisa mengakibatkan ibu kejang karena tekanan darah yang tinggi. Sedang plasenta previa, kondisi di mana plasenta atau ari-ari bayi menutupi jalan lahir. Jika kondisi ini dibiarkan akan menyebabkan ibu pendarahan.
“Ada landasan medis untuk mengambil keputusan cesar. Semua pasti disertai pemeriksaan penunjang seperti CTG (Cardiotograph,-alat mengukur detak jantung bayi-), USG, dan anamnesa pada pasien,” kata bidan Dyah.
Untuk lebih meyakinkan, saya juga bertanya kepada dokter kandungan. Manesha Putra, lulusan Ilmu Kedokteran Universitas Airlangga, kini bertugas di PGY-4 Department of Obstetrics and Gynecology, Detroit Medical Center/Wayne State University menjawab pertanyaan saya. Berikut penjelasannya.
1. Dalam persalinan, kondisi apa saja yang membuat dokter mengambil tindakan operasi?
Secara umum, sectio cesarea/cesarean section/operasi cesar selalu kita rekomendasikan untuk dilakukan atas indikasi medis. Indikasi untuk operasi ini secara umum adalah:
- Gangguan kemajuan persalinan (Labor disorder)
- Malpresentasi (letak lintang/ untuk beberapa dokter termasuk sungsang)
- Fetal distress (dugaan gangguan kesejahteraan janin).
Perhatikan bahwa ini adalah indikasi secara umum dan di praktik obstetrik sehari-hari bisa jadi ada indikasi lain yang harus anda diskusikan dengan dokter/bidan Anda
2. Benarkah anggapan bahwa ibu yang operasi pada persalinan pertama akan operasi pada persalinan selanjutnya?
Tidak benar. Jika Anda telah melahirkan melalui operasi cesar, pilihan untuk mencoba melahirkan per vaginam dapat didisikusikan dengan dokter/bidan Anda. Risiko ruptura uteri (robekan pada belas luka di rahim anda) adalah sangat rendah, 6-8 kasus dalam setiap 1000 percobaan persalinan setelah kelahiran cesar di kehamilan sebelumnya.
Patut disadari, risiko ini berdasarkan data dari negara maju. Diskusi untuk mencoba lahir per vaginam setelah operasi caesar harus didiskusikan dengan dokter Anda dan kemampuan rumah sakit bersalin di tempat Anda.
3. Bagaimana tanggapan dokter soal pendapat ustad di video bahwa orang yang terlibat operasi mendapat gangguan jin?
Angka kematian ibu dalam persalinan telah berkurang drastis dari masa sebelum operasi cesar ditemukan. Operasi caesar bukan tanpa risiko, akan tetapi untuk sebagian orang ini dapat menyelamatkan hidup bayi dan ibu.
Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jin berperan dalam persalinan baik per vaginam ataupun cesar.
4. Bagaimana tanggapan dokter metode ruqyah yang disampaikan ustad untuk “meluruskan” ibu yang berniat operasi menjadi melahirkan normal?
Metode-metode seperti ini bisa sangat berbahaya. Bisa dibayangkan jika ada gangguan kesejahteraan janin dan operasi cesar dibutuhkan secara darurat, namun karena kepercayaan terhadap metode ini operasi cesar menjadi tertunda, hal ini data membahayakan ibu dan janin.
5. Dalam video diceritakan usg yang menampilkan janin dipukul-pukul oleh sesuatu yang kecil. Mungkinkah ini secara medis?
Tidak ada hal seperti ini.
6. Untuk kisah air ketuban tiba-tiba jernih (setelah sebelumnya di usg di tempat berbeda terlihat keruh) dan tali pusat tiba-tiba tidak membelit leher janin setelah dibacakan alfatihah, adakah penjelasan medis yang mendekati?
Ultrasonografi bukanlah alah deteksi yang akurat untuk memprediksi warna air ketuban. Tidak ada alat yang reliable saat ini yang data memprediksi air ketuban. Air ketuban bisa jadi terlihat “echogenic” (keruh) di USG tapi normal saat pecah.
Sama juga halnya dengan lilitan tali pusat. Kita tidak bisa memprediksi lilitan tali pusat sebelum kelahiran.
Nah, Parents begitulah penjelasan bidan dan dokter mengenai operasi cesar. Semoga informasi ini bermanfaat.
Jika Bunda punya cerita soal pengalaman cesar, bagikan di kolom komentar ya.. Agar semua orang paham, bahwa cesar bukanlah pilihan yang mudah.
Baca juga:
10 Foto Intim Melahirkan Cesar dan Kisah Luar Biasa Dibaliknya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.