Memiliki anak bagi sebagian orang tua bukanlah hal yang mudah. Ada yang sampai menjalani penantian hamil 7 tahun lamanya baru diberikan karunia anak dalam keluarga. Bukan suatu hal yang tidak mungkin memang, apalagi Parents memperbanyak doa dan usaha untuk segera diberikan buah hati.
Cerita Bunda Charlotte V Valenzuela berikut ini membuktikan penantian hamil 7 tahun dalam keluarganya akhirnya terwujud. Ingin tahu cerita lengkapnya? Yuk, baca perjalanannya!
Perjalanan Kehamilan yang Membahagiakan Setelah Penantian Hamil 7 Tahun
Halo Bunda, saya ingin bercerita tentang perjalanan kehamilan anak saya. Penantian hamil 7 tahun terjawab sudah, akhirnya di usia 38 saya hamil untuk pertama kalinya. Saat 4 Maret 2017, saya mengambil test pack dan mencobanya.
Sebelum test pack sebenarnya saya tidak merasakan apa-apa, cuma memang lebih banyak tidur dan ingin makan mie. Saya sangat gugup ketika melihat garis perlahan-lahan naik. Dan ketika melihat dua garis hasilnya, saya langsung mengucapkan banyak terima kasih dan bersyukur pada Tuhan.
Di trimester pertama, tekanan darah dan gula saya sangat tinggi. Padahal saya tidak makan apa-apa yang sangat manis dan juga tidak memikirkan banyak hal tapi entah mengapa selalu tinggi. Dan ini berbahaya bagi saya dan bayi dalam kandungan. Akhirnya dokter kandungan saya meminta untuk rutin minum obat.
Artikel Terkait : Tensi Normal Ibu Hamil, Tensi Tergolong Tinggi, dan Rendah
Saya berusaha tidak memakan semua makanan yang saya inginkan. Apalagi setelah mendengar kalau tidak bisa menurunkan tekanan darah dan gula, maka bisa mempengaruhi bayi saya. Saya juga langsung menangis ketika dokter kandungan bilang bila terus seperti itu kami bisa kehilangan anak.
Sedihnya tidak terkira, apalagi mengingat penantian hamil 7 tahun lama menunggunya. Ini bayi pertama saya dan saya harus bisa demi keselamatannya.
Masuk Persalinan yang Mendebarkan
Akhirnya tiba saatnya waktu saya melahirkan setelah dokter kandungan memeriksa kehamilan saya. Dan ketika dicek, ternyata saya sudah mengalami kontraksi. Dari awal memang saya disarankan untuk operasi sesar, namun saya terus mencoba untuk normal.
Saya menghabiskan waktu selama 12 jam dengan kontraksi yang berulang. Akhirnya dokter memberikan suntikan epidural agar lebih nyaman saat kontraksi. Tapi saya terus mencoba untuk lahiran normal. Sebenarnya saya melakukan epidural bukan karena menyakitkan melalui proses persalinannya, tapi ketika terus mencoba saya belum bisa mengeluarkan bayi saya.
Artikel Terkait : Manfaat dan Risiko Prosedur Anestesi Epidural saat Melahirkan
Akhirnya setelah terus mencoba, operasi sesar adalah jalan yang terbaik untuk menyelamatkan saya dan bayi. Penantian hamil 7 tahun kami berdua terbayar sudah dengan lahirnya anak pertama kami.
Jangan Lupa Untuk Terus Berdoa dan Bersyukur
Sekarang anak saya sudah berusia 4 tahun dan sudah mulai pergi ke sekolah. Dia sangat pintar. Umur saya saat ini 44 tahun dan juga telah melahirkan bayi kedua saya yang baru berusia 1 tahun.
Saya percaya bahwa jika Tuhan akan memberi Bunda bayi apapun yang terjadi, Dia akan memberi dan memberikannya. Walau mungkin seperti saya, penantian hamil 7 tahun baru dikabulkan.
Jadi jangan lupa untuk terus berharap, berdoa dan bersyukur karena harapan itu pasti ada. Tidak apa-apa menunggu untuk saat yang terbaik diberikan buah hati, karena saya yakin itu yang sudah Tuhan rencanakan dalam hidup Bunda.
Terima kasih banyak sudah membaca cerita saya ini. Mudah-mudahan banyak yang terinspirasi.
Artikel Terkait : Pejuang Dua Garis Biru, 12 Artis Ini Memiliki Anak Setelah Sembuh dari Infertilitas
Ternyata sangat membahagiakan ya Parents walau penantian hamil 7 tahun lamanya, Bunda Charlotte ini sangat bersyukur bisa memiliki anak akhirnya. Walau saat perjalanan kehamilan harus bisa mengontrol tekanan darah dan gulanya, namun dengan kekuatan seorang Ibu dia bisa melaluinya dengan baik. Tentu ini juga berkat doa dan usaha yang terus menerus agar mendapatkan buah hati tercinta. Jadi jangan pernah putus asa untuk berusaha ya!
Bunda memiliki cerita yang sama atau punya kisah menarik lainnya mengenai kehidupan keluarga, kehamilan, atau seputar Parenting lainnya? Yuk share cerita Bunda di aplikasi TheAsianparent.
Artikel ini diterjemahkan dari tulisan Charlotte V Valenzuela TheAsianParent Filipina.
Disclaimer:
Pandangan dan informasi yang diceritakan di dalam artikel ini merupakan pendapat penulis dan belum tentu didukung oleh theAsianparent atau afiliasinya. TheAsianparent dan afiliasinya tidak bertanggung jawab atas konten di dalam artikel atau tidak bisa diminta pertanggungjawaban untuk kerusakan langsung atau tidak langsung yang mungkin diakibatkan oleh konten ini.
Baca Juga :
Bunda Ini Berhasil Membiarkan Balita Main Sendiri, Berikut Caranya!