Kasus pemerkosaan bayi umur 11 bulan di Malaysia oleh suami pengasuhnya mengundang amarah masyarakat, dan terutama orangtua si bayi yang merasakan duka mendalam. Bayi malang tersebut menghembuskan napas terakhir pada hari Sabtu, 10 November lalu, setelah menjalani perawatan selama dua hari dalam kondisi kritis.
Bayi 11 bulan menjadi korban nafsu bejat suami dari orang yang mengasuhnya
Bayi malang ini bernama Nur Muazara Ulfa Muhammad Zainal, atau dipanggil Zara. Dia adalah buah hati kesayangan orangtuanya. Kedua orangtua Zara yakni Noraihan Ab Aziz dan Zainal Abduk Rahaman tinggal di kompleks perumahan yang sama dengan orang yang mengasuh Zara.
Zara biasanya dititipkan di rumah pengasuh di pagi hari saat kedua orangtuanya pergi bekerja. Pada hari rabu, 7 November lalu, Noraihan menitipkan Zara ke rumah pengasuh seperti biasanya. Saat itu, Zara dalam kondisi sehat dan ceria.
Sore harinya, Noraihan mendapat telepon dari rumah sakit yang menyatakan putrinya dalam kondisi kritis. Pengasuh yang menjaga Zara juga menelpon berkali-kali, tapi karena sedang bekerja di pabrik, ia tidak bisa menerima telepon.
Sesampainya di rumah sakit, Noraihan mendapati putrinya dalam kondisi sangat menyedihkan. Sang pengasuh terlihat menyesal, namun suami pengasuh tersebut terlihat tenang seolah tidak terjadi apapun.
Fakta mengejutkan terjadi, hasil pemeriksaan menunjukkan selaput dara Zara telah robek, dan anusnya juga mengalami robekan.
Setelah dua hari menjalani perawatan, bayi malang itu tak bisa bertahan dan akhirnya meninggal dunia. Pihak rumah sakit menyatakan, penyebab utama kematian Zara adalah retakan di tempurung kepalanya akibat benturan dengan benda tumpul.
Akibat kejadian ini, pengasuh Zara dan suami pengasuhnya ditangkap polisi. Setelah diperiksa, polisi mendapati bahwa pelaku memakai obat terlarang.
Kasus pemerkosaan bayi memicu amarah masyarakat
Kasus ini memicu kemarahan warga Malaysia, mereka juga menuntut pemerintah setempat untuk memberikan hukuman berat kepada para pelaku kejahatan keji ini.
Banyaknya kasus pemerkosaan bayi atau pelecehan anak yang dilaporkan, membuat mereka mempertanyakan bagaimana kemerosotan moral di masyarakat terjadi. Mereka juga menuntut seharusnya pelaku pemerkosaan dan pelecehan seksual dihukum mati.
Artikel terkait: Bayi 5 bulan ditemukan tewas di kulkas pengasuh, ini curahan hati sang ibu
Keluarga korban pemerkosaan bayi menanggung duka mendalam
Noraihana sang ibu, tak mampu mengatakan, peristiwa ini menorehkan luka mendalam di hati keluarganya, dan luka tersebut akan terus mereka tanggung seumur hidup.
“Hatiku sakit saat melihat kondisi kritis Zara. Saya menyerahkan kepada polisi untuk menyelidiki dan memberikan hukuman yang pantas pada pelaku,” tuturnya.
Noraihan yang bekerja di Pabrik Bandar Baru Bangi ini juga mengaku, tidak mengenal pengasuh tersebut secara pribadi sebelum menitipkan anaknya. Dia mengetahui nama dan alamat pengasuh tersebut melalui media sosial yang mengiklankan layanan mengasuh bayi.
“Waktu pertama kali berkunjung ke rumahnya, saya tidak melihat hal mencurigakan. Tapi memang saat itu suaminya tidak ada di rumah,” papar Noraihan.
Atas peristiwa pahit ini, Noraihan memberikan peringatan agar berhati-hati dalam mencari dan memilih pengasuh.
Ungkapan kesedihan Noraihan juga dituangkan dalam sebuah status Facebook yang berbunyi:
“Kamu sudah berada berada dalam kedamaian sayang, tunggu ibu di surga.”
Kami di theAsianparent turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas kepergian si kecil Zara, semoga pelaku mendapatkan hukuman yang berat.
Tips memilih pengasuh yang baik
Memilih pengasuh yang baik memang tidak mudah, Anda harus jeli dan tetap mengawasi kinerja sang pengasuh. Agar peristiwa yang menimpa bayi Rayqal tidak terjadi pada buah hati kita, cermatlah dalah memilih pengasuh.
1. Pilih dari yayasan penyalur yang memiliki reputasi baik
Jika ingin pengasuh yang berasal dari yayasan atau agensi, pilihlah lembaga yang memiliki reputasi bagus. Mungkin akan sedikit mahal, namun tentunya Anda lebih memilih membayar lebih tinggi dibandingkan kehilangan buah hati.
Lembaga terpercaya akan membantu Anda membuat kontrak kerja dengan calon pengasuh, dan bila tidak cocok bisa langsung dikembalikan ke yayasan tempatnya berasal.
2. Periksa latar belakang dan pengalaman kerja
Sebelum memekerjakan pengasuh, ada baiknya Anda cek dulu latar belakangnya. Bagaimana pengalamannya dalam bekerja, dan rekam jejak dengan majikan sebelumnya. Tentu Anda tidak mau memekerjakan pengasuh yang pernah kesandung kasus pencurian atau penculikan anak.
3. Wawancara langsung
Wawancara langsung bisa membuat Anda melihat gerak gerik dan bahasa tubuhnya. Anda juga bisa menjelaskan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya secara langsung, dan dia bisa mengetahui metode pengasuhan yang Anda terapkan ke anak.
Pastikan dia tahu apa yang Anda inginkan, dan Anda juga tahu apa yang dia bisa dan tidak bisa lakukan. Dia juga harus tahu aturan yang berlaku di rumah Anda dan mematuhinya.
4. Mempercayai naluri sendiri
Selalu ikuti yang dikatakan oleh insting Anda sebagai seorang ibu. Bila dirasa pengasuh tersebut kurang cocok, jangan diteruskan. Bila insting Anda mengatakan dia baik untuk keluarga Anda, pekerjakan dia.
Baca juga:
Tragis! Bayi 8 bulan diperkosa oleh sepupunya sendiri
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.